on

56 3 5
                                    

Zee merapikan bekalnya, sekarang pukul 6 lebih 15 menit. Beberapa temannya sudah datang. Termasuk beberapa temannya. Yaitu, Joana, Vionna, dan Pita.

"Zee!! Abang udah dateng ga?" Vio duduk dengan manis di depan meja Zee, mejanya.

"Yang pasti belom lah, lo kan tau 'Abang' lo itu datengnya telat mulu." Jawab Zee santai sambil memasukkan kotak bekalnya pada tasnya. Mengambil minuman dan makanan manis yang juga disiapkan ibunya.

"Waah.. cheesecake.. Zee mau dongg!!" Mata Vio berbinar melihat potongan cake yang cukup besar itu. "Mau lo? Nih cobain, bikinan Mom gue ini." Vio menerima uluran sendok kecil Zee.

"Lo pada mau ga? Di rumah masih banyak. Kalo enak gue bawain besok!" Seru Zee pada kedua teman lainnya. Setelah menyicip cheesecake milik Zee, mereka mengangguk antusias. Masakan dan cake yang dibuat Mommynya Zee itu selalu enak menurut mereka, apalagi gratis!

Zee memakan cheesecake itu perlahan, sambil menyuapkannya pada teman-temannya.

"Anjir si Abang udah datengggg! Ganteng banget astoge, yasehunnn!" Teriak histeris Vio. Alay!

"Ganteng Ceye lah!" Kata Pita tak mau kalah.

"Gimana-gimana, D.o lah!" Zee menyahuti. "Yaiyalah, D.o oppa always in my heart! Tapi, Charlie Puth oke juga!" Jo ikut menanggapi juga.

"Apaan dah, ini pagi-pagi udah war aja. Gimana-gimana Jungkook ga kalah ganteng!" Dan setelah Ily datang dan mengatakan itu, war antar fandom dan bias pagi itu dimulai :)

•••

Setelah war pagi itu berakhir karena bel masuk sekolah dan upacara senin akan dilakukan, mereka menyudahi war yang sedang panas-panasnya itu. Ily dan Vio masih bersitegang, terpaksa dipisahkan oleh Zee, Jo, Ella, Fiya dan Pita.

Saat mereka sampai di tangga turun ke lantai dasar, mereka bertemu Allen yang tergesa-gesa naik ke lantai dua.

"Yah, kok udah turun sih. Tungguin napa!" Gerutunya kesal dan berlari kecil ke kelas.

"Yee.. lo sendiri ngapa telat neng! Eh kalian kebawah dulu, gue nemenin ni anak ke kelas dulu ya." Zee meninggalkan kawan-kawan lainnya dan menyusul Allen.

Setelah Ale meletakkan tas dan mengambil topi sekolah, mereka keluar kelas yang telah sepi. Saat keluar kelas, mereka berpapasan dengan anak laki-laki kelas sebelah, kelas Abangnya si Vio dan... eh si penghancur pagi Zee. Mereka ternyata bertetangga kelas, dan sialnya saat ia tak sengaja menatap punggung lelaki itu, ia menoleh dan menyadari kehadirannya. 'Kampret!' Batin Zee.

Zee mengalihkan pandangannya ke arah Ale, "Le, lo kenal cowok depan gue ga?" Bisiknya tepat di telinga Ale. Ale menggeleng, "gatau gue, emang kenapa?" Tanya Ale balik, sambil mengerutkan alisnya.

Zee hanya menggeleng.

Mereka segera turun karena upacara segera dimulai. Ale dan Zee mempercepat langkahnya.

"Le lo baris ya, gue jaga di uks! Oke?"

"Yah, gue sendirian dong!" Ale cemberut, "lo kan jomblo, biasa sendiri! Ehehe." Kata Zee nyengir dan meninggalkan sahabatnya itu.

"Yee, kutil anoa!" Teriak Ale gemas.

•••

Upacara telah berjalan 30 menit lamanya, dan uks mulai penuh dengan murid yang lemas dan sakit. Zee ditemani tiga adik kelasnya merawat mereka, Zee menjelaskan juga mengajari adik kelasnya itu.

Tak lama, seorang petugas kesehatan membopong tubuh lelaki yang jangkung, Zee meminta tolong adik kelas laki-lakinya untuk membopong lelaki itu agar duduk di salah satu kursi.

Zee dengan sigap mengambil minyak kayu putih dan menuangkannya pada kapas untuk diberikan pada lelaki itu. Setelah memberikan kapas itu pada adik kelas, ia menuangkan teh manis hangat pada gelas kecil.

Ia melihat lelaki itu menolak kapas berlumur kayu putih itu, kepalanya tertunduk dan mengusap kasar mukanya. Pusing? Zee mengambil alih minyak kapas itu, dan menyuruh adik kelasnya mengurus anak lain.

"Pakai minyak kayu putih, biar kepala lo ga pusing." Suruh Zee, lelaki itu mendongakkan kepalanya.

Deg

Dia lelaki yang menghancurkan pagi Zee, Zee menghela nafas. "Pakai minyak kayu putih, biar pusing lo hilang." Ulangnya. Sementara lelaki itu diam menatap Zee dan mengambil kapas itu, mengusapkannya pada hidung dan kepalanya. Zee juga mengulurkan teh hangat yang ada di tangannya. Lelaki itu menurut dan meminum teh yang diberikan, dan Zee menghela nafas lega. Setelah mengambil gelas kecil itu, ia kembali ke mejanya tetapi..

"Nama lo siapa?" Zee bertanya. Lelaki itu mengangkat sebelah alisnya. "Untuk catatan uks!" Kata Zee cepat, takut salah paham.

"Arka, Arkana Shuan. Lo tau kelas gue juga kan?" Dan Zee hanya mengangguk.

Saat akan menulis nama Arka di buku catatan, matanya melotot. Sudah ada nama Arka disitu, artinya ia sudah ditanyai nama oleh adik kelasnya. 'Kenapa Arka gak bilang kalo dia udah kasih nama? Bikin malu!' Batin Zee.

---

Udah lama ga nulis, cari mood sama lemesin tangan dulu. Ayolah teken itu🌟nya kalo perlu komen ye!

700 words doank!

-uknow
(Penulis amatir)

291217 | [20:03]

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 06, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AldebaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang