ASSYIFA

10 3 1
                                    

Assyifa, itulah nama ku. Assyifa Laili Insani. Keluargaku sering mengatakan bahwa wajahku cantik sesuai namaku. Beda dengan temanku yang mengatakan aku berwajah datar, nggak ada manis-manisnya, selalu pahit setiap hari. Tapi aku tidak pernah menghiraukan itu. Karena menurutku, keluargaku memang benar bahwa aku mempunyai wajah yang cantik. Gubraakkk. Tapi aku tidak pernah menghiraukan itu. Karena menurutku, wajah cantik itu belum bisa dibilang cantik jika tidak disandingkan dengan hati yang cantik pula. Ckck

#Sebenarnya sih kalau aku dibilang cantik gitu, aku selalu senyum-senyum sendiri :)#

Back to story.

Iya, aku selalu diajarkan rendah hati oleh orang tuaku sejak aku masih kecil. Jadi, sampai sekarang aku selalu memegang dan mengingat pesan orang tuaku.
Aku dikenal dengan cewek pendiam, pemalu, dan memiliki senyum termahal. Di kampus, aku tidak terlalu bergaul dengan teman-teman. Aku lebih senang sendiri. Karena memang aku dari kecil selalu diam di kamar. So, sampai sekarang aku masih seperti itu.
Banyak teman ku yang bilang bahwa aku itu orang nya cuek dan sombong. Astaghfirullah, padahal aku nggak seperti itu juga. Ya, karena memang aku sudah seperti ini dari dulu. Bahkan mungkin sejak aku lahir sudah diberikan raut wajah cuek bebek seperti ini. Sampai ada teman ku yang bilang, aku dilahirkan nggak normal.

"Idihh tu cewek punya wajah ko' gitu amat ya. Senyum kek ato apa kek. Ini mah datar bangett."

"Eh kayak nya itu cewek waktu dilahirin nggak nangis deh ya, tapi manyun gitu."

"Elah. Jadi cewek itu jangan judes dong. Senyum dikit napa."

Ya. Itulah segelintir komentar yang ditujukan untukku oleh teman-teman kelas sebelah. Tapi, sekali lagi aku nggak pernah menghiraukannya. Aku sudah terbiasa menutup telingaku.

"Fa, kamu ko' nggak sering bergaul sih sama teman-teman kita ?" Kata si Lia teman sekelasku.

Aku cumen jawab, "Males ah."

Udah ? Gitu doang ? Bilang apa kek. Nyebelin banget sih.

Aku memang sering jawab teman-temanku seperti itu. Sinis. Judes.

Sekali lagi temanku merasakan kegagalan yang amat sakit menimpa hati mereka. Emangnya putus cinta apa. Eit eit.

Iya. Aku hanya lebih sering berteman dengan novel-novel ku daripada temanku. Cumen kalau ada acara ngumpul-ngumpul, aku pasti di barisan paling depan. Iyalah, orang bakalan ditraktir makan noh siapa yang nggak seneng.

Di suatu hari....

"Fa, ngejokowi yuk." Kata si Aya yang juga teman sekelas ku.

Aku yang lagi baca novel, langsung noleh dan mengiyakan.

"Come on. Kapan ?" Kata ku.

"Diajak makan aja cepat bnget, kalah deh tu pesawat."

Iyalah. Siapa coba yang nggak senang diajak makan.

"Elah. Lu ajak gue ke toilet baru gue ogah."

"Emang ya, lu mau enaknya doang."

"Iyalah."

Oh ya. Jokowi itu bukan presiden loh ya. Tapi itu sebuah tempat makan, yang menu spesial nya "mie ayam jokowi", wihh rasanya dijamin enak bangett deh, bagi yang suka. Waduhh.

Iya. Teman sekaligus sahabatku yang selalu memberikan makan dan mentraktirku. Thanks so much my bestiest. Kalian selalu ada buat aku.

Ehek ehek ehek. Gue batuk, eh gue terharu.

NB:
Lia dan Aya adalah sahabat Assyifa ya teman-teman. Mereka ceritanya sejak SMK sudah berteman.

Oh ya teman-teman aku penulis awal ne. Coba-coba untuk nulis. Jadi, kalau ada kata-kata yang nggak berkenan ditambah dengan cerita yg ngawur kesana kemari, dimaklumi ya teman-teman. Untuk itu aku butuh vote dan coment dari teman-teman untuk menjadi pelajaran bagi ku.

:-)

Salam dari q

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 20, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AKU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang