Diary

52 1 0
                                    

This Fanfiction dedicated to La Lumiere Academie role-players.

Characters aren't mine except for Ane van Merryliam.

Drama/Angst/Romance

.

Diary

.

Jemari milik lelaki itu membalikkan sampul coklat yang membungkus cover buku asli tersebut. Di atas sampul, terdapat sebuah lambang yang kalau diteliti akan terlihat 3 huruf yang membentuk mahkota—AvM.

Tentu saja buku ini milik gadis itu; buku harian ini, milik Ane van Merryliam.

Ia kemudian membuka halaman secara acak—dan oh, betapa terkejutnya ia ketika yang ditangkap oleh matanya adalah lembar yang bertuliskan tanggal mereka pertama kali sekolah di La Lumiere.

Rabu, 4 September 2013

Ini adalah hari pertama aku masuk sekolah. Terdapat banyak promosi klub dan ekstra. Pappa memintaku untuk mengikuti cheers dan Mammie memintaku untuk mengikuti teater.

Aku benci berdesak-desakan! Menyebalkan! Bau keringat dan parfum bercampur menjadi satu! Ewwh!

Quintus tidak terlihat. Vier sepertinya juga sedang sibuk sendiri. Aku datang bersama para bodyguards milikku, dan tentu saja aku menjadi pusat perhatian mereka semua yang ada di sana. Well, aku memang pusat perhatian semua orang, sih.

Setelah aku selesai mendaftar, serangan dari raksasa berkulit coklat berhasil memisahkanku dengan para bodyguards milikku. Lelaki yang tidak aku ketahui namanya itu membuatku menabrak seseorang yang rambutnya sekilas mirip dengan Quintus.

Jelas saja karena ia memandangku dengan 'tidak layak' (melihat sedikit menunduk dengan tatapan matanya yang sayu seakan meremehkan), aku mengomelinya. Dan itu malah membuatku terseret lebih jauh lagi dari kerumunan.

Ia membawaku ke ruang musik; bisa diketahui dari denah dan peralatan yang ada di ruangan ini. Di sana kami berbicara mengenai banyak hal. Dan namanya adalah Gio. Kupanggil ia Raksasa Putih karena banyak faktor—kami sempat berdebat mengenai hal yang tidak penting.

Ia sempat nyaris ... ung ... menciumku. Tetapi tentu saja aku menampiknya dan aku benar-benar sadar kalau ia hanya main-main. Wajahku mungkin memerah. Jantungku mungkin berdebar kencang apalagi saat ia mengeluarkan sisi gentleman miliknya. Tetapi aku harus yakin kalau tidak terjadi apa-apa di antara kita.

Tadi itu hanya sebuah pertemuan yang sedikit aneh, mungkin takdir. Uh, menyebalkan. Semoga saja aku tidak sekelas dengannya.

.

Sang pembaca kemudian membalikkan halaman itu ke halaman lain dengan acak.

.

Kamis, 12 September 2013

Hari sekolah berjalan seperti biasanya. Aku pun juga sudah mulai hafal nama siswa-siswi yang sekelas denganku.

Ada Laura yang kujuluki Raksasa Pirang, Ale (Raksasa Coklat), Sei (Sok Kaya), Cuigo (Pendek), Chun (Kakek Uang), Aoi (Tomboi), Jean (British), Nicole (Budak), dan ... uh ... siapa ya? Ah, Nil! Dia adalah orang yang paling sulit kuingat. Bahkan terkadang aku melupakannya.

Aku juga satu kelas dengan Quintus dan Vier ... juga si Raksasa Putih itu. Gio.

Selama seminggu ini, Gio sering terlihat ketiduran di kelas. Walau untuk beberapa pelajaran ia tidak tertidur dan mencatat dengan pandangan matanya yang sayu.

DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang