Jisoo-ya” suara khas pria paruh baya itu turun dari mobil sembari memanggil anaknya
“Papa dirumah toh juga nyiapin kamar buat kamu, kenapa harus tinggal disini sih nak?” pria paruh baya itu menutup pintu mobilnya dan meneruskan omelan-nya
“Kamu lihat, garasi yang itemnya kaya gini, ini semua mobil apa..”tunjuk sang ayah yang diiringi pergerakan sang anak untuk melihat-lihat garasi tersebut. Kali ini sang anak menjawab
“Pa.. parkiran mobil disini semua mobilnya bagus kok”
“Lihat tuh pa disana” ucapnya sembari menunjuk kearah depan “Ada Ferrari-ya, BMW juga ada tuh” lanjutnya.
“Trus juga dua mobil Porsche 911 ini..” kali ini ia menunjuk kearah sampingnya dan berjalan menuju mobil yang barusan ia tunjuk
“Wa! Ini bukannya limited edition ya.. Aku di Amerika juga ga pernah liat ini mobil, unexpected disini malah ada” ungkapnya yang sedang berprolog sendiri karena sang ayah sudah berumur engga akan nyambung lagi kalau diajak ngomong soal mobil.
“Jisoo.. Jisoo-ya” teriak sang mama memecah konsentrasi Jisoo yang sedari tadi meng-observasi mobil Porsche didepannya. Kali ini Mamanya yang angkat bicara
“Kita mau jalan kemana?”
“Disini kok, building 19” tunjuk sang anak yang berjalan terlebih dahulu menunjukkan pintu masuk ke apartemennya, disusul dengan perintah Mamanya kepada bodyguard yang sedari tadi membawa 5 buah koper berukuran 29 untuk masuk mengikuti mereka.
“lingkungan apartement juga ga bagus, tanaman disini terlalu dikit, jarak antara building satu sama building lainnya juga terlalu dekat kaya rumah burung aja.. ada manusia yang tinggal disini?” ucap sang ayah yang sedari tadi mengomel tanpa henti, Jisoo pun menganggapnya hanya seperti angin lalu.Pintu lift tertutup. Pria paruh baya itu melanjutkan omelannya
“Disini itu jelek jis, kalau dibandingin sama villa yang papa punya itu beda jauh” tegas sang ayah meyakinkan,tetap saja Jisoo hanya mendengarkan dan tidak menggubris apa yang ayahnya katakana, malah ia sibuk bermain dengan permen karet yang dikunyahnya.
“Dan juga kalo anak perempuan papa tinggal disini sendirian, papa sebenernya engga bisa tenang nak”
“Anak perempuan kita sendiri yang mau tinggal disini, kita bisa apa pa. biarin dia tinggal disini dua hari dulu kalau ga cocok tinggal pindah apartment kan bisa” kali ini sang mama bersuara.
“Sebenernya juga bisa kaya gitu Ma, tapi kita juga gabisa nyusahin anak kita dong, biarpun ini apartement tapi kan harus milih yang gradenya bagus dan tinggi” papa kembali menyuarakan opininya.Entah kenapa pindahnya Jisoo ini menjadi perdebatan diantara orang tuanya, tapi ia merasa tinggal di apartemen ini sudah cukup bagus level menengah keatas lah, ya meskipun tidak bisa dibandingkan dengan rumah Jisoo yang segede istana itu.
Pintu lift terbuka dan sang ayah tak henti-hentinya mencerca apartemen ini kurang ini lah kurang itu lah
“Sampe nih sampe nih” ucap sang mama gemas karena suaminya dari tadi tak berhenti mengoceh
Kim Jisoo, 24 tahun, baru pulang dari luar negri, cewe ajaib yang ceroboh dan easy going, keras kepala juga. Dari kecil hidup di keluarga yang hubungannya rumit, terlihat seperti acuh tak acuh tapi sebenarnya ia benar benar baik hati yang bisa bikin orang-orang cinta sekaligus benci dengannya.