00

197 15 1
                                    

senior.

satu kata yang selalu berkonotasi negatif di benak seorang lee haelya.

demi apapun, ia benci.

lihat, hanya 2 tahun lebih tua aja sudah berlagak sok banget.

terutama sewaktu MOS.

"CEPET BARIS DIK! KALIAN MANUSIA ATAU SIPUT?"

ubur ubur laut, kak.

"AYO BARIS CEPET CEPET UDAH MAU MULAI UPACARANYA! HEH ITU JANGAN KEROSOKAN DONG, PELAN PELAN BARISNYA!"

huh, berisik.

yah, kurang lebih begitulah bacotan-bacotan manis senior sewaktu mos, ya kan?

tapi mau mos ataupun sekolah biasa, mau osis ataupun kakak kelas biasa, alya tetap ga suka senior.

tentu aja itu semua ada alasannya. selain karena ada trauma yang gak bisa alya lupain, alya juga kadang benci ngeliat senior memperlakukan junior seenaknya.

karena alya pernah mengalami hal itu, yang membuat alya menjadi hate-fear dengan senior.

memang tidak semua senior begitu, tapi dimanapun alya sekolah, alya selalu terkena apes soal senior.

dan hari ini, alya harus dan tentunya terpaksa mengikuti mos di sma tahun ini.

"dik, alya kan?" seorang osis tiba tiba memanggil alya yang lagi asyik bisik bisik di barisan upacara bareng lee haechan, kembaran gak identiknya.

alya membaca nama di jaket osisnya, tertulis 'wong lucas'.

"wong edan,"

"iya kak, kenapa?" tanya alya.

"ikut kakak, lo kepilih buat jadi perwakilan penyematan nametag di upacara pembukaan mos hari ini. baris di sebelah sana," jelasnya.

sontak alya membulatkan matanya.

"HAH? saya kak?!" teriak alya refleks sekaligus shock sampai sampai peserta mos lain ngeliatin dia.

"engga, nenek moyang lo. YAIYALAH," ucap lucas dengan nada tak sabaran.

alya menatap ke arah haechan dengan tatapan sedikit takut, yang dibalasnya dengan mengkomat-kamitkan kata "gapapa kok"

"aduh gapapa hidung lu pesek," omelnya dalam hati.

"kok sa..."

"nanya lagi gue suruh lo pushup," potong lucas.

tuh kan, menyebalkan.

walaupun memang alya juga menyebalkan sih nanya nanya terus kayak dora.

"iya kak, iya,"

alya pun mengikuti kak lucas menuju pinggir lapangan, tepatnya di samping barisan padus.

"tunggu di sini. nanti pas nama lo dipanggil, ikut maju sama gua ya!" jelas lucas.

alya pun hanya ngangguk-ngangguk pelan padahal jantungnya udah senam poco-poco.

begitu giliran penyematan nametag, alya buru-buru mengikuti lucas ke tengah lapangan. alya yang gak ada persiapan mental atau apapun lagi lagi hanya bisa celingak celinguk kayak orang bego di tengah lapangan.

fyi, upacara ini dihadiri oleh semua warga sekolah which means para senior juga hadir.

ya bayangkan saja kawan-kawan, diliatin satu sekolah gimana alya tidak jadi sobat ambyar???

kilatan kilatan flash kamera pun mulai menyala. kakak kakak fotografer gak henti-hentinya memotret setiap gerakan alya yang sedang disematkan nametag oleh kepsek.

dan kemudian di antara kilatan cahaya-cahaya menyilaukan tersebut, sesuatu mengalihkan perhatian alya.

seorang kakak fotografer dengan kamera polaroid pink di tangannya.










































ini cerita 2017 aku republish karena...kangen (?)

pink polaroid | kim jungwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang