Prolog

16 2 1
                                    

Viza tengah duduk sendirian di tepi koridor dekat ruang BK. Dia memandang sekeliling. Hanya kata sepi yang bisa menggambarkan suasana saat ini. Hari memang sudah senja, matahari sudah turun. Namun tampaknya dia masih belum ingin beranjak dari duduknya.

"Sendirian aja kayak anak ilang!"

Viza tersenyum menanggapi perkataan dari Devin. Devin adalah kakak kelas Viza, dan mereka telah bersahabat sejak setahun lalu.

"Kamu nggak pulang, Vi? Udah sore begini." Tanya Lujeng. Dia ini juga termasuk salah satu sahabat Viza, sejak setahun lalu.

Viza memang mempunyai beberapa sahabat. Hanya saja rata rata sahabatnya itu laki laki.

"Risti dan Azmi belum selesai wawancaranya, makanya aku belum pulang." Jawab Viza.

Ya, memang sore ini ada kegiatan wawancara untuk seleksi pengurus inti OSIS. Viza yang selesai duluan pun mau tidak mau harus menunggu Risti dan Azmi.

"Nanti kemaleman nggak berani pulang." Tofan mencibir pada Viza. Sebenarnya dia khawatir pada Viza. Kekhawatirannya bukan tanpa sebab, karena dia memang menyimpan perasaan lebih pada Viza. Entah sejak kapan.

"Berani, kok." Jawab Viza santai.

"Belum tau, ya? Biasanya sore sore begini, penjaga Cafetaria keluar keliling sekolah." Ungkap Devin. Dia sengaja ingin membuat Viza takut.

Devin, Lujeng, dan Tofan memang sudah mengetahui, kalau Viza penakut. Dia takut dengan hal hal mistis. Dia juga takut kegelapan.

"Ah, masa? Kamu jangan bilang kayak gitu, Vin. Jangan buat aku takut." Gerutu Viza.

"Ingat kan aku pernah cerita kalau di bawah tangga dekat toilet guru ada sosok perempuan, waktu LDK OSIS setahun lalu?" Tanya Devin mencoba mengingatkan cerita mistis yang sudah Viza abaikan.

"Iya, terus?" Viza mengangguk dan meminta penjelasan.

"Sekarang... Lagi berdiri di belakang kamu!" Seru Devin.

"Apa?!"

Viza langsung bangkit dari duduknya. Dia melangkah mundur dengan sedikit berlari dan memastikan tidak ada apapun yang dimaksud Devin tadi. Namun...

Dug.

"Aowh!"

"Whahahaaa.....!"

Devin, Lujeng, dan Tofan langsung tertawa. Bukan hanya karena ekspresi terkejut Viza, tapi juga karena Viza hampir menabrak seseorang. Viza jatuh terduduk ke belakang karena hanya menyentuh sedikit bahu orang itu.

"Ih, bukannya ditolongin malah diketawain!" Teriak Viza. Siapapun yang mendengar suaranya pasti akan menutup telinga. Termasuk empat orang yang sedang bersama Viza.

"Brisik!" Bentak Zein. Orang yang baru saja tersenggol bahunya oleh Viza.

"Nggak jadi pulang malem, Zein?" Tanya Lujeng pada Zein yang berhasil membuat Viza diam seribu bahasa.

"Nggak." Jawab Zein. Singkat padat jelas.

"Jalan kaki, Zein? Mending bareng aku aja. Sekalian aku mau minta file ms. office." Kata Devin.

"Iya, deh." Jawab Zein. Lagi lagi singkat, padat, dan jelas.

Viza memandangi Zein, dari atas sampai bawah. Tidak ada satu sentimeter pun bagian tubuh Zein yang luput dari pandangan Viza.

Viza heran, setiap kali dia bicara, hanya ucapan ucapan singkat. Tanpa balik bertanya ataupun memberikan penjelasan.

"Heh, penakut!" Panggil Lujeng pada Viza.

"Apaan, sih? Aku bukan penakut, kok." Elak Viza.

"Udah penakut, nggak mau ngaku lagi." Cibir Tofan.

"Nggak usah ngelak, deh. Orang waktu LDK OSIS aja kamu mohon mohon biar nggak sendiri sendiri, kok." Ungkap Devin.

Viza hanya menyengir lebar. Dia tidak bisa mengelak soal itu.

"LDK OSIS tahun kemarin, Vin?" Tanya Zein tiba tiba.

Devin mengangguk.

"Berarti waktu itu kamu yang tiba tiba masuk ke kelas XI IPA 1 dan nanya ke aku 'Kamu manusia atau setan?'" Tanya Zein memastikan sambil menatap Viza.

Viza yang ditanya sambil ditatap seperti itu langsung diam seribu bahasa. Karena apa? Tebakan Zein itu 100% tepat. Tepat.

"Diem berarti iya." Ucap Lujeng tiba tiba.

"Hahaha, Viza, Viza. Sampai segitunya kamu takut, Vi? Astaga!" Devin tertawa terbahak bahak.

Tofan dan Lujeng pun ikut tertawa. Zein yang tebakannya benar hanya tersenyum, dan wajahnya kembali datar lagi.

Viza benar benar malu sekarang. Pertemuan pertamanya dengan Zein malah menumbuhkan kesan memalukan.

Viza menunduk menahan malu. Dia ingin sekali berteriak pada ketiga kakak kelas sekaligus sahabatnya itu. Namun tatapan tajam Zein padanya seolah membuatnya bungkam.

Kenapa aku merasa aneh, ya, ditatap oleh Zein? Viza membatin.

******

Yuhuu... Cerita baru...!
Based on true story 😊

Gimana menurut kalian prolognya? Aneh ya? 😀

Semoga aja ceritanya enggak menyimpang dari judul ya.. Hehe..

Viza di sini emang orang yang sama kayak di cerita My Idol. Bedanya ini kisahnya saat kelas XI. Wkwk.

Tenang aja, bagi yang blm baca My Idol, don't worry be happy, karena ini bukan sequel dari My Idol. 😉

Oh iya, Zein juga harusnya di Nerd kan ya? Hehe, beda orang kok. Namanya aja yg kebetulan sama..

Doain aja ya lancar update nya, nggak macet macet kaya My Idol.. 😁

Doain juga biar nggak terlalu banyak pemain muncul. Biar enggak pusing bacanya. 😀

Happy reading, ya!

See you,

Ika_Mell

CUEK [Viza x Zein]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang