1 : Orang Aneh

8 2 2
                                    

Sore hari setelah bel tanda pulang sekolah berbunyi dua jam yang lalu. Pintu ruang OSIS masih terbuka. Masih ada Viza yang sedang duduk sendirian dengan laptop di depannya.

Mulutnya sibuk mengunyah cilok yang tadi dibelinya saat jam istirahat kedua. Ciloknya sudah dingin memang, tapi bagi Viza tetap masih enak.

Tuk tuk tuk

Terdengar langkah kaki melewati koridor di depan ruang OSIS.

Viza menengok ke arah pintu, dia melihat seorang siswa laki laki dengan tubuh tinggi berjalan melewati ruang OSIS.

"Siapa jam segini belum pulang? Tumben amat masih ada orang." Gumam Viza.

Viza pun bangkit dari duduknya, menaruh bungkusan cilok ke atas meja dan berjalan keluar. Dia melongok ke arah jalan siswa laki laki tadi.

"Eh, hilang? Kemana? Cepet amat jalannya, apa jangan jangan....."

Viza menggeleng, bayangan seram memenuhi pikirannya.

Memang hari sudah terlalu sore, dan sekolah sudah begitu sepi.

Viza kembali masuk ke ruang OSIS. Cepat cepat dia mematikan laptop dan memasukannya ke dalam tas. Tak lupa dia melahap sebutir cilok yang tadi dia tinggalkan, dan membuang bungkusnya ke  tong sampah di samping pintu.

"Ngeri juga sore begini sendirian." Gumamnya lagi.

Dia berjalan cepat menuju ke parkiran sekolah dekat gedung kelas XII. Hanya ada motornya saja yang terparkir. Benar benar sepi dan menyeramkan pikirnya.

Setelah memakai helm, Viza menyetarter motornya. Namun, setelah dia coba berulang kali, mesin motornya tidak kunjung menyala.

"Ah, sial! Kenapa nggak bisa nyala gini, sih?"

Dari lantai dua gedung kelas XII, terlihat Zein sedang mengamati Viza. Dia menyeringai melihat Viza yang berulang kali berusaha menyalakan motornya.

Viza masih berusaha dengan motornya. Dia memutuskan turun dan mengaktifkan standar tengah motornya dengan sudah payah dan sekuat tenaga.

"Huh, berat juga." Keluh Viza.

Zein masih mengawasinya dari atas.

Viza mengangkat sedikit rok seragamnya. Kakinya dia posisikan di atas pijakan kick starter motornya.

Krek krek krek krek

Percobaan pertama, gagal.
Percobaan kedua, masih gagal.
Begitu seterusnya hingga Viza merasakan pegal pada kakinya. Tenaganya habis.

"Aduuhh, mana pegel ini kaki. Kenapa, sih, ini motor?"

Zein menyeringai lagi.

'Bodoh.' Batin Zein.

Selang beberapa menit, Viza mencoba menyelah motornya lagi.

"Kali ini pasti bisa!" Serunya.

"Kalau kayak gitu sampai besok pun nggak bakal menyala mesinnya." Ujar Zein.

Viza berbalik mendengar ucapan Zein. Mengernyit dan memperhatikan Zein dari ujung kaki sampai ujung rambut.

"Awas!" Seru Zein sambil menyingkirkan tubuh Viza dari dekat motor.

"Apaan, sih? Kamu mau ngapain?" Tanya Viza kesal.

Sedari tadi Viza berusaha sekuat tenaga agar motornya bisa menyala, dan Zein datang dengan menyebalkan. Mengatai Viza dan menyingkirkannya tanpa permisi.

Krek, brmmm

Zein, dengan sekali slah, motor Viza langsung menyala mesinnya.

Viza melongo. Sebegitu mudahnya bagi Zein, tapi bahkan dirinya sudah payah motornya tetap tidak menyala.

"Yah, bisa!" Teriak Viza kegirangan. Suara teriakannya menggema.

Zein melotot menatap Viza.

"Berisik!" Umpat Zein.

Viza langsung diam. Menutup rapat mulutnya. Dia menunduk.

'Serem amat ini orang. Mana aneh pula.' Viza membatin.

Zein langsung melengos pergi. Dia berjalan cepat menuju gerbang depan.

"Eh, tunggu...!"

Viza mencoba menahan Zein. Tapi Zein sama sekali tidak berbalik.

"Dih, aku kan cuma mau bilang terima kasih, kok dia begitu, sih, aneh."

Kesal rasanya bagi Viza. Zein baik, bermaksud menolong Viza, tapi kenapa sikapnya begitu menyebalkan bagi Viza.

Viza berbalik ke motornya sambil tersenyum.

"Aahh, akhirnya kamu nyala juga, tor tor. Kenapa harus tiba tiba mogok, sih? Mana harus ditolong orang aneh itu lagi? Dan dia kenapa, sih? Dari awal ketemu sampai sekarang tetap saja aneh. Tapi baik juga, sih, tapi aneh. Menolong tiba tiba, giliran mau berterima kasih malah pergi begitu saja."

Viza pun menaiki motornya, dan bergegas pulang ke rumah.

Saat melewati jalan di depan kelas XI, dia melihat Zein sedang duduk sendirian sambil memainkan ponselnya.

Viza refleks berteriak pada Zein.

"Woi, Zein! Makasih ya!"

Mendengar teriakan Viza, Zein hanya diam. Zein hanya melirik Viza sekilas dan kembali menatap ponselnya.

"Huh, dia cuekin aku? Gila, sih, ini orang benar benar aneh." Gumam Viza.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 25, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CUEK [Viza x Zein]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang