5. Story in story.

26 3 0
                                    

Setelah kejadian seminggu yang lalu dimana Diva menangis dihadapan Reiki membuat sedikit perubahan pada Reiki. Sudah seminggu ini Diva tidak pernah mendengar hal negatif yang dilakukan oleh kekasihnya itu dan sudah seminggu pula Reiki tidak berulah disekolah meskipun bolos pelajaran masih dilakukan olehnya.

Biasanya setiap hari Reiki selalu berulah disekolah. Mulai dari memalak adik kelas, merokok di sekolah, sampai menjahili guru yang sedang mengajar dikelasnya. Tapi hari ini semua hal negatif itu sedikit demi sedikit mulai hilang pada diri Reiki.

Diva yang menyadari perubahan kekasihnya itu tentu merasa senang. Meskipun hanya sedikit. Menurutnya, sedikit demi sedikit tidak apa-apa daripada tidak sama sekali.

Sekarang Diva sedang berada di kantin. Memandangi Reiki yang sedang fokus memakan semangkuk mie ayam. Entah mengapa hari ini Diva merasa senang, mungkin karena perubahan Reiki.

Reiki yang sadar jika Diva memandangnya dengan wajah yang terus tersenyum, ia langsung menatap Diva dengan mengangkat alisnya sebagai isyarat "kenapa liatin aku kaya gitu?" Namun Diva malah terus memandanginya sambil tersenyum yang membuat Reiki bergidik ngeri. Tapi tiba-tiba Diva mulai angkat bicara. "Makasih Ki." Kata Diva sambil tetap menatap wajah tampan Reiki.

Reiki bingung dengan kelakuan kekasihnya ini. "Kamu kenapa Div? Makasih buat apa?" Jawab Reiki.

"Makasih udah mau berubah, aku seneng kamu ga nakal lagi." Kata Diva sambil meminum es jeruk yang sudah terdahulu ia pesan.

"Kirain kenapa, aku kira kamu gila senyum-senyum sendiri sambil liatin aku. Aku tau ko kalo aku ganteng, tapi natep nya jangan kaya gitu juga kali. Aku jadi ngeri kalo di tatap gitu sama kamu." Jawab Reiki yang dibalas pelototan oleh Diva. "Jadi kamu mau punya pacar gila gitu?" Kata Diva masih menatap sengit Reiki. Reiki segera meminta maaf kepada Diva, takut-takut pacarnya itu beneran mengamuk."Aku bercanda kali Div hehe, makasih kamu udah sabar ngadepin sikap aku. Walaupun aku belum berubah sepenuhnya, aku harap kamu bakalan lebih sabar ngadepin aku nanti kedepannya." Diva hanya menganggukan kepala nya sebagai jawaban atas pertanyaan Reiki.

Entah apa yang membuat pasangan ini awet dari jaman SMP dulu hingga bertahan sampai sekarang. Awal perkenalan yang tidak terduga pun terjadi diantara mereka.

Jika dipikir-pikir, cara mengungkapkan kata cinta Reiki kepada Diva itu sangat aneh bahkan tidak ada kata romantis-romantisnya.

Pada saat itu tanggal 19 Oktober 2014 jam 18.05 Reiki mengirimi sebuah pesan singkat kepada Diva.

"Div, gue suka sama lo. Lo mau ga jadi cewe gue?"

Diva yang saat itu sedang nongkrong di depan rumahnya seketika mengerutkan dahinya tanda tidak percaya bahwa si pria nakal yang sering berulah di kelas itu menyatakan cinta padanya lewat sms. Sungguh norak sekali, batin Diva.

Diva tidak membalas pesan singkat Reiki dan memilih mengabaikannya. Tapi notifikasi pesan muncul lagi saat Diva hendak meletakan handphone nya di atas meja. Dan ternyata Reiki mengirimi ia pesan lagi.

"Pokonya hari ini tanggal 19 Oktober 2014 pukul 18.15 lo resmi jadi pacar Reiki Savian Altezza. Sampe ketemu besok di sekolah ya sayang"

Dasar cowo aneh, itulah yang Diva katakan setelah mendapat sms seperti itu dari Reiki.

Namun seiring berjalan nya waktu dan saat hari itu pula Diva mulai terbiasa dengan pesan masuk dari Reiki yang sungguh sangat tidak jelas dan perlakuan Reiki di sekolah yang membuat Diva mulai merasakan hal yang berbeda. Mungkin saat itu Diva mulai mencintai Reiki dan sudah dapat menerima Reiki. Hubungan itu pula yang masih berlangsung hingga sekarang.

Diva sempat tidak percaya jika ia akan bertahan lama dengan Reiki, dari SMP hingga sekarang ia menginjak kelas 11.

Berawal dari kelas 9 yang menakdirkan mereka untuk berada dikelas yang sama, Diva yang menjabat sebagai sekretaris kelas, hingga teman-teman Reiki yang selalu menjodoh-jodohkannya dengan Reiki. Sungguh sangat mengerikan jika terlintas masa-masa dimana Diva masih culun-culunnya.

***

Berdiam diri di pendopo sekolah karena semua guru mengadakan rapat kini sedang dilakukan oleh Diva, Calysta, Luna dan Ratu.

Geng Diva sedang bergosip ria mengenai apa saja yang sedang tren disekolahnya. Mulai dari menggosipkan anak kelas 10 yang berdandan ala tante girang, kakak kelas pindahan yang gantengnya melebihi Zayn Malik, hingga menggosipkan teman sekelasnya yang hamil duluan.

Persahabatan diantara mereka berempat sudah berlangsung sejak mos waktu itu. Berawal dari teman segugus, yang berubah menjadi sahabat sehati dan sejiwa hingga sekarang. Meski perbedaan pendapat masih sering terjadi di antara mereka berempat.

Menceritakan bagaimana kehidupan masing-masing yang membuat mereka menjadi semakin dekat. Menasehati ketika diantara mereka ada yang melakukan kesalahan. Mungkin diantara mereka tidak pernah saling ada kebohongan saking terbukanya mereka diantara satu sama lain. Meskipun itu merupakan rahasia terbesar, tapi mereka berempat selalu saling terbuka mengenai apa yang terjadi di kehidupan mereka masing-masing.

Seperti sekarang ini, Luna sedang menceritakan bagaimana kehidupannya. Kehidupan yang sangat Luna benci. Kurangnya perhatian dari orangtua karena sibuk mengejar karir. Sehingga membuat Luna merasa sendiri setiap berada dirumah. Dan membuat Luna selalu mencari kebahagiaan diluar. Termasuk kebahagiaan di dalam club.

"Gue pengen jadi lo Div" Kata Luna tiba-tiba yang membuat Diva, Ratu dan Calysta saling melemparkan tatapan bingung satu sama lain.
"Gue juga mau jadi lo Cal, Tu" Lanjut Luna

"Lo kenapa Lun? Ada masalah?" Kata Diva. "Iya Lun lo kenapa? Gabiasanya lo kaya gini" Lanjut Calysta yang diangguki oleh Ratu.

"Ko gue ngerasa hidup tuh ga adil ya"
"Gue dikasih harta berlimpah tapi gue ga dikasih kasih sayang" Kata Luna.

Diva, Calysta dan Ratu hanya berdiam. Mereka bermaksud untuk mempersilahkan Luna mengeluarkan semua apa yang sedang ia rasakan.

"Gue pengen kaya Cal yang setiap pulang sekolah selalu disambut sama sosok ibu"
"Gue pengen kaya Ratu yang setiap saat ditelponin suruh balik"
"Gue pengen kaya Diva yang udah kaya temen meskipun itu sama nyokapnya" Kata Luna, Luna nangis. Diluar, Luna emang sosok yang humoris dan kuat tapi ternyata di dalam hatinya ia menyimpan begitu banyak kesedihan.

Ketiga sahabatnya menepuk pundak Luna seraya menguatkan Luna.

"Lun.."
"Semua orang punya jalan kehidupan yang berbeda-beda" Kata Diva.
"Iya Lun.. dari sekian banyak kesedihan lo itu pasti ada satu kebahagiaan yang tersimpan" Kata Ratu.
"Lo jangan ngerasa sendirian, kita semua disini selalu ada buat lo kapanpun lo butuh kita. Kita semua itu temen, kita itu sahabat dan kita udah kaya sodara Lun." Kata Calysta
"Dan lo juga gausah terlalu nyalahin keadaan nyokap bokap lo yang lebih mentingin karir mereka. Mereka kerja banting tulang cuman buat lo Lun, mereka pengen bahagiain lo. Tapi sayangnya cara mereka salah" Lanjut Diva yang diangguki Calysta dan Ratu.

Diva, Calysta dan Ratu sudah sangat mengenal Luna. Bagaimana sifatnya Luna, bagaimana nakalnya Luna, semua kebaikan dan keburukan Luna itu mereka semua tau.
Sebagai sahabat mereka bertiga hanya bisa menjadi teman disaat Luna mengalami keterpurukan untuk mengurangi beban yang ada di hidupnya.

"Udah ah jan kek gini, gue benci keadaan yang menye-menye" Kata Diva sambil menghapus airmata nya yang hampir keluar. "Iya gue ga like." Kata Ratu "Lo lagi ngapain sih make nangis segala ah cemen banget lo Lun, bagian kek ginian aja lo nangis tapi kalo udah dimainin om aja lo seneng" Kata Calysta bergurau. "Goblok lo Cal" Kata Luna sambil menjitak kepala Calysta yang dibarengi dengan gelak tawa Diva dan Ratu.

***
To Be Continue

LEAVE TO RETURNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang