Dua

57 5 11
                                    

Jogja, 15 April 2007

Hari ini adalah hari pertama Qiqis masuk Sekolah Dasar. Masih sama seperti 4 tahun yang lalu, Qiqis selalu bersemangat pergi ke sekolah. Kali ini ia tak diantar oleh bis sekolah, kini Qiqis sudah memiliki sepeda sendiri. Setiap pagi, pukul 06.00 Qiqis sudah siap dengan sepedanya. Bersama dengan 4 temannya Qiqis pergi ke sekolah naik sepeda. Jarak sekolah dengan rumah Qiqis tidak terlalu jauh, sekitar 6-10 menit dengan sepeda, jika kalian ke sekolah Qiqis jalan kaki paling hanya memakan waktu sekitar 15 menit. Qiqis dan teman-temannya juga pernah pergi ke sekolah jalan kaki, bagi Qiqis pergi sekolah dengan jalan kaki itu sangat mengasyikkan, ia bisa menikmati suasana sawah dan udara sejuk, bisa berjalan dengan santai dan sehat. Jika mereka berangkat menggunakan sepeda pasti jalanan penuh, bagaimana tidak, mereka selalu berjejer layaknya orang baris-berbaris, sering kali mereka mendapat teguran dari orang yang lewat.

"Kalian, naik sepeda jangan jejer-jejer kayak gini! Menuh-menuhin jalan!" Ucap seorang bapak dengan motor Mio. Setelah bapak itu pergi mereka malah tertawa. Bukannya minggir tetapi mereka menggulang hal yang sama. Dasar anak nakal.

Kebiasaan mereka setelah pulang sekolah adalah main di lapangan hingga sang surya pergi meninggalkan persinggahannya. Mereka belum akan pulang jika orang tua mereka belum mencarinya. Satu hal yang paling dibenci Qiqis adalah ketika ia sedang asik bermain lompat tali lalu ibunya datang dan menyuruhnya pulang. Kalian harus tau ini, dulu saat Qiqis disuruh ibunya pulang, Alvin menahannya untuk tetap disana, ia tak mau Qiqis pulang sebelum teman-temannya pulang, ia ingin mereka pulang bersama-sama.

"Tante, Qiqisnya jangan disuruh pulang dulu dong tante," Kata Alvin. "Kita mainnya belum selesai loh tante." Lanjutnya

"Alvin, ini sudah jam 5.30 loh, sebentar lagi magrib. Kamu tau tidak, biasanya kalo menjelang magrib setan pada keluar, terus nyari anak-anak kecil yang masin diluar." Ibu Qiqis berusaha menakut-nakuti Alvin.

"Ah tante bohong ya? Alvin nggak percaya setan, kata mama setan itu nggak ada," Ucapnya dengan wajah yang polos.

"Ya sudah terserah kamu saja," Ucap Ibu Qiqis pasrah. "Sekarang pulang yuk, mainnya besok lagi ya, besok masih bisa main lagi? Yuk pulang, PR-nya dikerjain dulu." Ibunya berusaha membuju Qiqis untuk segera pulang. Akhirnya dengan muka cemberut mereka pulang. Setibanya dirumah, Qiqis langsung cuci kaki lalu salat. Qiqis memang anak yang rajin, tanpa diperintah ia akan salat dan belajar setiap malam, maka tak heran jika ia mempunyai cita-cita yang tinggi dan menjadi bintang kelas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 13, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jingga di Sudut KotaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang