"Sabar itu ketika punya temen di kasih maaf tapi gak sadar diri - Dila -"
*****
POV Dila
Aku melempar tas sekolah ke sembarang arah. Dan tas itu pun berakhir mendarat di atas tempat tidurku.
Dengan segera aku merebahkan diri di atas tempat tidur kesayanganku. Memejamkan mata sejenak menghilangkan gejolak-gejolak yang ingin segera disalurkan.
Aku mendesah pelan, mengapa hari ini sungguh sial sekali? Ralat, bukan hanya sial, tetapi juga memalukan dan menyebalkan.
Tega sekali Riska dan Vita membuatku malu setengah hidup di sekolah. Sudah membuat kesal, lagi-lagi di buat malu bukan main.
Tidak sampai disitu saja penderitaanku hari ini. Kehadiran doi yang tidak ada membuatku frustasi. Terlalu lebay sekali frustasi. Maksudnya membuatku badmood dan galau.
Kemana dia? Apakah dia tidak masuk sekolah? Atau dia sedang sakit? Memikirkannya membuatku pusing."Aaarrrggh!!!" Aku berteriak untuk meluapkan segala perasaan campur aduk ini.
Aku pun kembali memejamkan mata. Setidaknya ini membuatku sedikit tenang dengan semua masalah ini.
Tok...tok...tok
"Dila ayo turun! Waktunya makan" Ibu berteriak di depan kamarku dengan lantang.
Mendengar suara Ibu, terpaksa aku membuka mata dan mendengus kesal.
"Iya, bu. Nanti Dila turun"
Aku akhirnya bangkit dari tempat tidur untuk mengganti pakaian sekolah yang masih setia aku pakai saat ini. Dengan malas, aku melangkahkan kaki ke kamar mandi untuk bersiap-siap ke bawah.
"Hari yang buruk" batinku dalam hati.
*****
POV Author
Dentingan suara sendok dan garpu saling beradu. Tak lama kemudian, suara itu hilang setelah tuan tangan meletakkan sendok dan garpu tersebut di atas piring.
"Ibu lihat daritadi mukanya kayak kesel gitu. Ada apa?" Tanya Ibu Tira yang sedang mencuci piring itu.
Ibu Tira sedari tadi memperhatikan wajah anaknya yang terlihat kesal sekali. Tidak biasanya Dila seperti ini. Ya walaupun terkadang Dila memang terlihat kesal pulang sekolah, namun kali ini terlihat beda.
Dila menarik kursi ke belakang, lalu berdiri untuk menghampiri Ibunya sambil memegang piring dan gelas yang kotor sehabis ia makan tadi. Sekarang ia telah berdiri disamping Ibunya, lalu menaruh piring dan gelas itu di tempat cucian piring.
Dila menghela nafas pelan. Kedua tangannya lantas mengambil piring dan gelas yang sudah di cuci dan siap untuk di bilas. Dila lalu membilas beberapa piring dan gelas tersebut.
"Biasa bu" jawab Dila atas pertanyaan Ibunya tadi.
"Riska sama Vita yang buat kamu kesel lagi?" Tanya Ibu Tira.
Dila mengangguk.
"Bukan cuma itu bu, masa mereka udah buat aku malu di depan umum tau gak bu. Kan waktu nunggu parkiran sepi, Dila , Riska sama Vita duduk di koridor. Dila lagi ngomong tuh, disaat Dila lagi asyik-asyik ngomong, eh mereka malah gak ada lagi di samping Dila. Dila ngerasa ngomong sendirian bu, bukan ngerasa lagi tapi emang udah ngomong sendirian, bopong banget. Mana disana banyak siswa siswi lagi, mereka pada nahan ketawa liatin Dila. Iiih... gimana Dila gak kesel coba. Saat itu pengen banget Dila goreng tuh mereka berdua, terus Dila kasih ke Upin Ipin. Tapi mereka malah sembunyi gak tau kemana" dengan panjang dikali lebarnya Dila menceritakan kekesalannya pada Ibu Tira.
KAMU SEDANG MEMBACA
ERDE
Teen FictionCerita ini tidak jauh berbeda dari cerita lainnya. Mengisahkan seorang gadis remaja SMA yang menyukai kakak kelasnya.Tidak ada yang spesial. Sebut saja nama perempuan ini Dila Yathasya, seorang gadis remaja biasa yang hanya bisa diam dalam ke...