Chapter 1

15 2 0
                                    

Sinar matahari masuk melalui celah-celah jendela kamar seorang gadis yang masih sibuk bertaut dengan mimpinya.
Pelan namun pasti Sofi membuka jendela matanya.
Sofi melirik sekilas jam dinding yang tergantung di atas nakas tempat tidurnya.

"Baru jam 6" Gumamnya yang kemudian kembali memejamkan mata.

Hari ini hari sabtu, dan sekolah Sofi yang melaksanakan program fullday school otomatis hari Sabtu sekolahnya libur.

"Sofi" terdengar seseorang memanggil namanya dan kemudian mengetuk pintu
"Fi bangun" ucap seorang perempuan
Namun tidak ada jawaban.
Perempuan itupun masuk.
"Fi, Sofi. Hey bangun" ucap perempuan yang tak lain adalah ibu Sofi.
"Sofi"
"Hey bangun!" serunya lagi.
Sofi yang merasa tidurnya terganggupun mengerjapkan matanya.
"Apa sih bu? Inikan hari libur" Protes Sofi seraya menguap dan hendak kembali tidur
"Hey bangun! Hari ini kamu jemput Rama ya"
"Ibu bangunin Sofi cuma buat jemput dia? Sofi gak mau bu"
"Sofi, dia itu kakak kamu"
"Bu, kak Rama itu udah gede. Tanpa dijemput Sofipun. Sofi yakin dia bisa pulang sendiri"
"Lagian kan dia itu cowo bu. Kenapa mesti di jemput-jemput sih? Lanjut sofi
"Sofi. Kakak kamu itu udah nempuh perjalanan jauh. Kalo dia nyari angkutan umum atau taxi kasihan pasti capek"
"Yaudah suruh mang asep ajalah bu"
"Kamu juga tahu kan dia itu baru dijakarta? Takutnya dia nyasar"
"Ibu"rengek Sofi
"Pokoknya ibu engga terima penolakan"
"Tapi bu"
"Gak ada tapi-tapian"
"Yaudah iya iya aku jemput kak Rama dibandara iya"
"Nah gitu dong kan cantik. Yaudah cepet mandi terus sarapan ya. Ibu tunggu dibawah" "Iya"
"Jangan cemberut gitu dong nanti cantiknya luntur"
"Yaudah Sofi mau mandi" ucap sofi yang kemudian pergi dari hadapan ibunya.

***

Beberapa menit kemudian sofi telah selesai mandi. Sofi memutuskan memakai Blouse warna peach dengan bawahan celana jeans warna putih dan sepatu senada dengan baju. Tak lupa Sofi juga memoles sedikit wajahnya dengan bedak serta mengoleskan lipsgloss berwarna pink natural. Setelah merasa penampilannya beres Sofi segera keluar dari istana pribadinya.

Sofipun melenggang kearah meja makan untuk sarapan. Sofi menyiapkan dua lembar roti yang diolesi selai coklat kesukaannya. Sofi makan dengan tenang dan setelah selesai sofi segera berpamitan pada ibunya.

"Bu, Sofi berangkat ya" teriak sofi. Ibu pun muncul dari arah ruang keluarga.
"Iya. Kamu hati-hati ya" ucap ibu seraya mengelus puncak kepala Sofi dan Sofipun mengangguk kemudian pergi dengan mobil honda jazz yang dikemudikan supirnya. Mang asep.

Kenangan Terakhir Segelas coklat panasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang