Mila masih berada di Bandung sore ini, ia dalam perjalanan pulang bersama Jane dan juga sopir setelah mempromosikan film-nya. Bandung adalah kota terakhir, dan perjalanan promo filmnya berakhir hari ini.
"Huum, aku udah jalan pulang. Kamu dimana?" tanya Mila pada laki-laki yang setahun ini menyandang status sebagai pacarnya.
"Masih di jalan, besok aku free. Keluar yuk," ajak Ilham, pacar Mila.
"Boleh, habis aku pemotretan ya."
"Mau aku anterin?" Ilham menawarkan diri.
Mila tampak berpikir namun kemudian memutuskan untuk menolak, karena akan berangkat dengan manajernya.
Setelah mengucapkan kalimat perpisahan dan sampai jumpa untuk pertemuannya besok, Mila menutup telponnya.
Mila melirik mamanya yang sudah terlelap dengan memeluk bantal kecil yang dibawanya kemanapun. Jane terlihat kelelahan karena mengikutinya kemanapun sampai ke luar kota sekalipun.
Sadar perjalanan masih lama, Mila lalu memasang earphone di ponselnya. Dibukanya aplikasi pemutar musik. Mila menekan tombol play pada lagu Attention milik Charlie Puth.
Mila memposisikan tubuhnya senyaman mungkin di kursi, matanya sibuk menatap kendaraan yang berlalu lalang sambil menikmati lagu yang mengalun di kedua telinganya.
Sesekali dia menggerakkan kepalanya mengikuti irama lagu, menyenandungkannya pelan.
"I knew from the start...."
Bosan melihat kendaraan, sekarang dia membuka aplikasi Instagram. Dilihatnya notifikasi yang masuk di akunnya. Beberapa tagging foto dirinya dengan fans dan juga pemberitahuan mention serta like.
Jempolnya menekan tombol home, dan sesaat dia terpaku pada foto yang baru saja diunggah oleh pemilik akun kevinjulio1993.
Matanya terpaku pada foto Kevin yang mengendarai sepeda motor klasik. Dia memandangnya cukup lama, namun kemudian jempolnya bergerak untuk menscroll agar bisa melihat postingan di home dari akun lainnya.
Seolah ingin membuyarkan ingatannya tentang Kevin, dia mencoba fokus melihat foto yang diunggah oleh akun teman-temannya yang lain. Bahkan menekan tombol love ke beberapa postingan dengan cepat.
****
Dengan mengenakan dress panjang warna coklat, Mila bergaya di depan kamera. Iwan, fotografer handal itu terus mengarahkan Mila agar berpose. Mila menampakkan senyum merekahnya ke kamera.
"Nice..." ucap Iwan sambil terus menekan tombol kameranya untuk mengabadikan wajah cantik Mila.
Mila sedikit melompat setelah ada aba-aba dari Iwan.
"Oke, good. Done!" teriak Iwan lalu menghampiri Mila.
Menyalami Mila sebentar untuk mengucapkan terima kasih karena sudah bekerja sama dengan baik hari ini.
Setelah menyalami beberapa crew lainnya, Mila masuk ke dalam ruang make-up untuk berganti pakaian.
"Jadi pergi neng?" tanya Salvi dengan masih memainkan ponselnya.
"Iya," jawab Mila yang masih berada di fitting room.
Salvi tampak serius menatap ponselnya, membaca pesan yang baru saja masuk di ponselnya. Melirik Mila yang baru saja keluar, Mila sudah mengganti pakaiannya dengan celana panjang dan blouse putih.
Dari wajahnya terlihat Salvi menatap Mila ragu-ragu, antara takut atau malas menyampaikan pesan yang baru saja masuk. Karena tahu apa jawaban dari Mila, karena memang sudah lebih dari setahun yang lalu jawaban Mila selalu sama soal ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mila
FanfictionMenaruh kebencian terhadap partner kerjanya membuat Mila terus menolak tawaran kerja bersama Kevin. Tapi bagaimana jika tawaran yang ia tolak berpengaruh ke karirnya? Keputusan apa yang diambil oleh Mila? Alasan apa yang membuat Mila membenci Kevin?