Part 1 (Written thief)

40 9 0
                                    

Terlihat Gina berjalan pulang ke rumah membawa burger yang baru saja ia beli.

"Aku tak sabar untuk pulang dan memakannya di rumah," gumam Gina.

Sesampainya di rumah ia terheran, "Bukannya sebelum keluar aku sudah menyalakan semua lampu?
Apa aliran listrik di rumahku di putus yah?
Huft~ sepertinya aku lupa membayar listrik," gerutu Gina.

Ia memasuki rumahnya dan meraba-raba sekeliling, mencari steker lampu.

"Huuuh sial, listrik ku benar-benar di putus," ujar Gina.

Ia mencari-cari senter di dalam laci.

"Akhirnya ketemu, sekarang aku akan makan dengan mengandalkan penerangan senter ini."

Gina menyantap makanannya, setelah selesai ia pergi ke kamar untuk tidur.

"Hai, apa kabar?"

"Siapa kau? Kau penyusup?" tanya Gina seraya mengarahkan cahaya senternya pada orang yang baru saja menyapanya.

"Kau lucu sekali, penggemarku," ujar seorang Pria yang tengah duduk di kursi dan memainkan laptop Gina.

"Berani sekali kau masuk ke dalam rumah seseorang tanpa permisi!
Kau ingin ku laporkan dirimu pada Polisi?" bentak Gina.

"Lucu sekali, tapi tiba-tiba aku lupa caranya tertawa.
Gina seharusnya kau melaporkan dirimu sendiri, karena mencuri karya orang lain dan mengakuinya sebagai karyamu," ujar pria misterius tersebut.

"Apa?"

"Hmmm... aku merasa seperti penulis bayangan yang tidak di bayar.
Banyak sekali kumpulan ceritaku di file foldermu."

"Ka...kau... si Monstar?" tanya Gina gelagapan.

"Sekarang kau baru mengenaliku?" ujar Pria tersebut.

"Seharusnya kau senang, aku membagikan ceritamu, agar orang-orang bisa menikmati karyamu."

"Tapi, aku tidak suka caramu Gina.
Aku tak akan memperpanjang hal ini, tapi beri aku bayaran," ujar Pria tersebut.

"Kau ingin memerasku, hah?" ujar Gina kesal.

"Memeras?
Aku ingat kau pernah mengkritik karyaku dan berkata buruk tentang tulisanku, tapi kau memakai akun lain dan memintaku untuk membuat cerita lebih banyak lagi, ya tentu saja kau berkomentar seperti itu untuk mencurinya dan merubah sebagian isinya, agar orang lain mengira itu adalah cerita original buatanmu.
Bukankah itu pemerasan ide cerita?"

"A...aku...aku tak punya uang," ujar Gina.

"Bohong! Kau mendapatkan uang dari sponsor. Aku sudah melihat isi laptopmu. Kau bahkan sudah mencairkan uangnya."

"Aku serius akan melaporkanmu kepada Polisi jika kau tak segera keluar dari rumahku!" ancam Gina.

"Gina kau sudah memperlihatkan betapa egoisnya dirimu.
Apa menurutmu kau saja yang butuh makan?
Aku pun memiliki mulut untuk diberi makan."

"Bukan salahku jika kau menjadi seorang penulis miskin," ujar Gina.

"Kau kasar sekali.
Baiklah, beri aku satu buah apel dan aku akan pergi."

"Kau tidak bohong, kan? Aku akan mengambilnya di dalam lemari es." ujar Gina menyanggupi.

"Tidak perlu,
aku akan memetiknya sendiri" ujar pria tersebut seraya bangkit dari kursinya dan berjalan mendekat pada Gina,
sangat dekat hingga wajah mereka berhadapan.

"Ka...kau... mau apa?" tanya Gina was-was.

Ruangan yang gelap membuat Gina sulit melihat apa yang dilakukan pria tersebut.

Sreeet....

"A...aaaaaaaaaaa......" jerit Gina.

"Apel yang berdetak, adalah makanan favoritku."

Gina terkapar begitu saja dengan lubang di dada kirinya.

"Selamat tinggal Nona, aku harap tidurmu nyenyak.
Hm...tentu saja, karena kau tak akan pernah bangun."

Pria tersebut membersihkan dirinya dan bergegas pergi meninggalkan rumah Gina.

***

Di tengah perjalan ia di hadang oleh seorang gadis,
mereka saling menatap cukup lama.

"Ada perlu apa?" tanya pria tersebut.

"Axcel si Monstar,
bintang yang tersembunyi dalam kegelapan, Monster yang tertutup oleh wajah lugu manusia, kau kah itu?" ujar gadis itu.

"Kau salah orang Marisha," ujar pria tersebut.

"Bagaimana kau tahu namaku?" ujar gadis bernama Marisha.

"Ah sial, aku keceplosan.
Seperti halnya kau tau tentangku, aku pun tau tentang dirimu."

Marisha tersenyum tipis, "Hmm...
Kau membobol situs Kepolisian?"

"Bukankah impas?" tanya Axcel santai.

"Aku telah membaca cerita yang telah kau upload, dan alamat IP tersebut mengarah ke daerah ini."

"Kau sangat cepat, lalu apa kau datang untuk menangkapku?" tanya Axcel.

"Sebenarnya tidak, walau ku tau kau pasti telah membunuh pemilik alamat IP tersebut, sesudah mengupload ceritamu."

"Aku tau mengapa kau tidak bisa menangkapku.
Insting tidak bisa di ajukan sebagai bukti, haha..." ujar Axcel dan berlalu pergi.

"Tetap disana, atau aku akan menembakmu!" seru Marisha.

"Tembaklah," ujar Axcel menantang.

"Kau sungguh!"

"Sudah kuduga, haha.
Kau tak ingin pangkatmu diturunkan bukan letnan :D " ujar Axcel.

Bersambung...

MONSTARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang