"Jangan bergerak, kau telah dikepung."
"Cih, cepat sekali aku tertangkap.
Baiklah, mana borgolnya? Biar aku pakai sendiri.""Tunggu, kau bukan Axcel?" ujar salah seorang Polisi wanita.
"Jadi, kalian kemari bukan untuk menangkapku?" tanya seorang pemuda berprawakan kecil kurus yang sedang menggemgam sebuah pahat.
"Bawa dia!" titah Polisi wanita tersebut dengan raut wajah kecewa.
***
"Letnan, dugaanmu salah.
Ia tak memakan organ dalam korban yang telah ia bunuh.
Ia hanya memainkannya," ujar seorang Polisi muda bernama Ferhan."Instingku benar, hanya saja pelaku sebenarnya tidak berada disana," ujar Marisha kesal.
"Tapi, dia sudah mengakui kejahatannya. Ia melakukannya sendirian, tak ada orang lain disana kecuali 2 orang korban."
"Apa kau sudah selesai memeriksa TKP?" tanya Marisha.
"Ya, dan pelaku sedang kami introgasi.
umm.. korban selamat sulit dimintai keterangan karena shock yang ia alami.""Aku akan kesana, sebentar lagi," ujar Marisha seraya membuka sebuah situs terlarang.
Sebuah pesan masuk ke e-mailnya.
-Hai, Letnan. Apa kau telah mendapat tangkapan yang bagus hari ini?-
'Kau licin seperti belut,' balas Marisha.
-Haha, kau cepat sekali membaca ceritaku dan langsung mengepung tempat kejadian tersebut.-
'Kau mengetahuinya dan kabur begitu saja?' geram Marisha.
-Aku tak kabur. Sejak awal, aku memang tak berada disana.-
'Apa? Kau menipuku?'
-Menipu?
Aku tidak menipumu. Tidak ada yang menipumu Letnan, kau otomatis tertipu tanpa ada seorangpun yang menipumu.-'Berhentilah bermain-main!'
-Haha.... Kau pemarah.-
'Kau! Bagaimana kau bisa melakukannya?
Menulis semua detail pembunuhan tanpa kau berada disana?'-Itu adalah rahasia perusahaan.
Mana mungkin aku memberitaumu caraku mengintip.-'Mengintip?'
-Ah, bodohnya aku. Tanpa sengaja aku memberitaumu.
Mm... aku harus pergi.
Oh yah, segera minum kopimu sebelum menjadi dingin.-"Apa?" gumam Marisha kebingungan, ia reflek menengok ke arah belakang.
"Bagaimana bisa ia...
apa ia mengintipku?" ujar Marisha masih terheran.***
"Siapa namamu?" tanya Marisha.
Seorang pemuda yang ditanya hanya diam, tak merespon.
"Aku tanya siapa namamu?"
"Letnan, sejak tadi ia seperti itu. Ia hanya mengakui yang ia lakukan dan tidak merespon bila ditanyai identitasnya," ujar Ferhan.
"Begitukah?
Jadi kau ingin menyembunyikan identitasmu?
Apa motifmu dibalik pembunuhan ini?""Aku tidak membunuh, aku hanya membela diri."
"Kau mengelak?
Sekalipun salah satu korban selamat, kau tetap bersalah atas kejahatan yang kau lakukan," bentak Marisha."Jadi, aku tak boleh membela diri?
Kau ingin aku terbunuh, dibanding mereka yang terbunuh?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MONSTAR
HorrorMengisahkan seorang penulis kanibal yang sedang diburu oleh seorang Polisi Wanita. Dengan tulisan-tulisannya, ia seakan membongkar kejahatannya sendiri, tapi tak ada bukti bahwa ia yang melakukannya.