Di lapangan basket
Anak cowo rame banget main basket akibat jenuh jam kosong pelajaran zen pun pergi meninggalkan kelasnya dan memilih untuk pergi menonton permainan basket di banding mendengar kan ocehan ketua kelas yang membuat kuping zen terasa panas." zen? Ngapain berdiri duduk kali, pengen kemana sih? Mau gebok si riesha? Gue anjurin lu duduk aja ngga usah di lawan mulut riesha emang gitu," seru dinda yang kebingungan melihat zen berdiri dari 5 menit yang lalu .
" ngga kok din, ngapain gue ngelawanin tuh kucing , sayang nya sih gue ngga mau jadi anjing yang terus berantem tapi ngga ada gunanya juga emang kaya dia mau banget jadi kaya anjing plus-plus kucing," seru zen ke dinda
"Em, up to you , asalkan kau bahagia ajalah,,"
"Btw jam berapa? Gerah gue dengerin anjing gonggong di kelas? Pengen nonton basket gue,"
" jam 13.30,, pergi sana aman aja kok, sama anjing lu ngga takutkan , haha canda kok zen dah sana pergi keburu abis orang main basketnya"Zen pun melangkahkan kakinya dan tidak memperdulikan omongan riesha yang meneriakinya di depan pintu kelas dia sangat suka dengan permainan basket apalagi jika yang memainkan basket adalah orang yang di sukainya , tetapi saat zen tengah asyik menonton permainan basket dia sangat terkejut dan merasa kepalanya agak sedikit sakit karena terkena lemparan bola basket .
"Duh!!, " keluh zen meringis sedikit kesakitan .
Lalu tiba-tiba ada seorang anak laki-laki berjalan menghampirinya dan sangat jelas sekali lelaki yang berada di hadapannya itu adalah " Daffa rasyid ghifary" cowo terganteng di SDIT dan selalu memenangkan juara main basket dan termaksud anak aktif pramuka , namun zen tetap mengondisikan dia tidak ingin berlama-lama menatap lelaki yang biasa di sapa " Daffa " itu."Hy! Sorry , ya bola basket gue kena ke lu, kalo masi sakit gue bisa antar lu ke UKS? Karena emang gue yang salah,"
Tanya daffa kepada zen dengan matanya yang siapapun melihat tatapanya pasti akan langsung memiliki rasa tapi tidak dengan zen.
"E-enggak, im fine, daf!" Seru zen ke daffa dengan agak gagap .
"Emm,, okay! Gue lanjut main lain kali kalo nonton basket jangan di sini entar kena lagi , tapi kayanya di sini gue banyak omong? Lu cuma diem seribu bahasa , btw lu yang namanya " Alzeina syarli rahmadani " iya bukan si ? Yang katanya cuek ?? Terus musuh bebuyutan sama " Riesha putri " lo kok mau terus-terusan kelai sama cewe sok cute kaya dia , yang punya sifat sederajat kaya NAJIS! ," perkatan daffa membuat mood zen memburuk dan pada akhirnya dia ingin pergi meninggalkan lapangan basket tapi di satu langkah zen membalikan badan .
" woy!, zen kok gue di tinggalin dasar kok jadi cewe cuek banget ngga kaya cewe biasanya tapi lu cuek? Kok gue tertarik!," teriakan daffa membuat jantung zen berdetak cepat dan dia langsung pergi tanpa menjawab apa yang rasyid bicarakan kepadanya tadi , dan dia sangat tau sahabatnya fiya sangat ingin mendapatkan daffa dan di situ zen berusaha tetap bersikap dingin ke daffa walau sebenarnya hubungan zen dan daffa lebih dekat di banding daffa dengan anak perempuan lain di SDIT.