Leaving Alexander

8.4K 410 43
                                    

Washington D.C.

"Are you back with him, Clarabelle Mary Seattle?!" Pria berjas itu menggebrak pintu kamar putrinya dengan kesal dan amarah yang sudah berada di ujung ubun-ubunnya.

Clara yang sedang membaca buku pun terkejut dengan bentakan ayahnya dan segera bangkit berdiri. "W– what are you talking about, Papa?"

Barry Adam Seattle membanting lembaran-lembaran foto yang menunjukkan Clara dan Alexander sedang bermesraan di taman kota beberapa hari lalu ke atas meja. "These, I got from my men. Now, explain!"

Clara meneguk salivanya susah. Ia tahu ayahnya tak menyukai Alexander lagi semenjak Barry sendiri yang menangkap basah Alexander sedang berselingkuh dengan sekretarisnya.

Clara menunduk. "Y– yes, Papa. But he pro—"

"He promised you that he wouldn't do it again? For God's sake, my princess!" Barry menjambak rambut abu-abunya sendiri karena merasa kesal. "How many times I've told you, that he's only using you, Clarabelle! He will cheat on you again, again, and again!"

Barry menarik napas, sebelum serangan jantungnya datang kembali. "You'll marry Dean," ucapnya dengan tenang.

Mata Clara membelalak. "No, Papa! I love Alexander! I'm not going to marry the person I don't love! I'll marry Alexander and only Alexander!"

"You're so stupid. He has cheated on you many times, Clara! Open your damn eyes!"

"Yet I still love him, Papa! Please, give him another chance."

"Alright," Lelaki tua itu menarik napas, "one more chance for him. If he betrays you and I, again, you'll marry Dean."

---

"Thanks for convincing your Dad, love. I will never cheat on you again," bisik Alexander sambil menciumi leher Clara. Jantung gadis itu membuncah cepat, rasa bahagianya menyeruak hebat. "I promise," lanjut Alexander mengecup pipi wanitanya.

"I love you, Alex," Clara mengeratkan pelukannya ke tubuh pria tinggi nan atletis itu.

"There's something I need to tell you," kata Alex membuat Clara mendongak untuk menatap wajah pria itu, "I need to go to London for a few weeks or maybe a month. Duty calls."

Wajah Clara memurung. Pelukannya mengendur. Gadis pirang itu membuang wajahnya menatap sepasang anjing kecil sedang bermain-main di dekat air mancur taman.

"Hey," tangan Alexander meraih dagu Clara dan membuat wanita itu menoleh ke arahnya lagi, "not for long. You have to trust me, love. Remember my promise."

Alexander kemudian membawa Clara ke pelukannya. "I will miss you, Alex," bisik Clara sendu. "I will too, love."

---

Sudah sebulan Clara dan Alexander berhubungan jarak jauh. Sepasang kekasih itu hanya mengobrol melalui facetime dan hanya untuk beberapa menit tiap harinya. Perbedaan waktu dan kesibukkan Alex yang membuat ketidak mungkinan mereka bisa mengobrol berjam-jam.

Pagi itu pukul 11 Clara sudah tampil cantik dengan celemek putihnya, memasak dengan lihai di dapur bistronya, The European. Pelanggan sudah berdatangan sejak pukul 8 tadi. Dan kini mulai mendekati jam makan siang, mulai semakin banyak juga yang datang.

"Table number 4!" Clara meletakkan dua piring spaghetti bolognese yang telah ia masak di atas nampan, dan membunyikan lonceng agar pelayan segera mengantarkannya ke pelanggan.

One Shoot: Leaving AlexanderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang