Sabtu

20 2 6
                                    

   Hey, Ansos !
   Itu bukan sebuah nama panggilan, nama genk atau merk sebuah permen, tapi itu adalah sebutan untuk Nana, yaa.. Panggil saja dia Nana, cewek yang nggak terlalu cantik, dengan tinggi 160 cm, rambut coklat ikal, muka judes, pendiam namun berimajinasi tinggi. Apakah Nana famous ? Ooh, tentu tidak. Jauh dari kata famous. Cantik enggak, famous enggak, judes iya.
So, apa yang dimiliki Nana ?
Ada banyak hal yang orang nggak tau.
Dan inilah kisah Nana, si anak Ansos.
  
   Eh, by the way, you know what "Ansos?"
Anak Sosiologi ? Tidaaak !
Anak Sosialita ? Tidak.. Tidaak !
Anti Sosis ? Tidaaaaaakk !
Mmm.. Anti sosial ? Ya yaa yaa
Yups, mungkin kita sudah nggak asing dengan kata Ansos, bahkan mungkin ada disekitar kita yang mempunyai sifat unik dengan sejuta pertanyaan orang-orang. Dan inilah Nana dengan ke-Ansosannya.
Bagaimana bisa Nana mempunyai sifat yang Ansos ? Dan apa yang membuat Nana Ansos ? Apakah Nana bisa menghilangkan kebiasaan Ansosnya ? Kirim jawaban anda ke nomor di bawah ini.. Ckck

   Sabtu, tepat hari dimana Baby N lahirkan. Betapa mungilnya Baby N waktu baby, dengan rambut hitam, mata berbinar dan kulit kemerahan. Yaa.. Meskipun memang semua baby yang lahir kebanyakan seperti itu. Nana adalah anak pertama dari anak satu-satunya, tanpa Kakak bahkan adik. Dari pasutri bernama ibu Lia dan bapak Dede. Dengan penuh kasih sayang dan antusias luar biasa, ibu Lia membuat bubur merah bubur putih untuk mencetuskan, eh mengesahkan, eh menentukan, eh apa sih  !
Terjadilah percakapan antara mama muda dan papa muda (dulu di zamannya).

"alhamdulillah ya pah, akhirnya anak kita lahir" ungkap bu Lia sambil mengaduk bubur merah yang sedang diolahnya.

"Iyaya mah, akhirnya papa bisa jadi arjuna di rumah ini, hahay" jawab pa Dede dengan muka pede dan senyum genit. Bu Lia sejenak termenung. Tik..tok..tik..tok.. 1 jam berlalu.

"bentar pah, arjuna ? Edisut main ke santolo, maksud lo ?" Tanya ibu Lia dengan mimik yang tidak bisa menerima kenyataan pahit. Ya begitulah bu Lia, ibu muda yang nggak pernah mau kalah dengan siapapun dan masalah apapun tapi lemotnya tiada dua.

"Iya mah, dulu kan hanya ada laki-laki ganteng dan wanita cantik di rumah ini, imbang kan ? Nah, sekarang nambah 1 wanita cantik. Mama punya saingan, sedangkan papa, laki-laki satu-satunya yang paling ganteng disini. Betul tidak ? " ungkap pak Dede dengan nada Penceramah yang khas.

"Hmmm.. Iya juga sih pah. Ngomong-ngomong, siapa nama buat putri kita pah ? Tanya bu Lia dengan nada seriosa, eh nada antusias maksudnya. Duh..

"Kita kan sudah sepakat dengan nama itu " jawabnya sambil mengaduk bubur putih yang hampir matang.

"Nama yang mana pah ? Zimtayahandaxyasyalala kreekk ? Atau Siti Shaleha Mangku Bumi ?"Dengan ekspresi kebingungan bu Lia menyebutkan nama yang tidak lazim dan bermakna berat. Bagaimana tidak berat, Siti yang shaleha harus mangku Bumi. Mangku dalam bahasa sunda itu artinya menggendong. Dan Pak Dede hanya bisa tertawa terbahak sambil mengoleskan bubur putih panas ke pipi bu Lia saking gemesnya. Dan terjadilah perang oles bubur merah bubur putih panas ala mama papa muda zaman old. Gimana ? So sweet bukan ?
Yakali so sweet, yang ada pipi mereka merah kepanasan.

    Daaannnn.. Tetotet toteeet.. Suara terompet ala-ala penyambutan raja di film-film kartun. Inilah Baby N, Nana Delia Mangku Bumi.Filosofi dari nama Nana ini adalah, sadar atau tanpa disadari, lagu zaman now, banyak menggunakan kata "Nanananana", right ? Itulah yang selalu terngiang di hati sanubari ibu Lia. Terus Delia ? Yaa.. Jelas Dede dan Lia lah gaiss...Anggap saja namanya berfaedah! Selain dari nama, hari juga menentukan sifat seseorang, mungkin~ , dan menurut paririmbon dinasti Ah, sabtu di simbolkan dengan Bumi, iya bumi loh yg bentuknya bulat, digoreng dadakan 500an.
  Sabtu-bumi, bumi itu diam dan mempunyai gaya gravitasi bumi alias gaya tarik bumi. So, Nana adalah cewek yang menarik, setuju ? Mungkin tidak !
Dan mungkin Nana akan menjadi orang tersabar karena memikul nama yang begitu berat selama akhir hayatnya.

   Baby Nana seiring berjalannya waktu berubah menjadi Nana monster, ooh tidak, yang jelas menjadi gadis belia 17 tahun. Dan Nana menjadi anak tunggal di keluarganya.

"Neng Nana neng Nana"

Terdengar suara laki-laki separuh baya, menyanyikan lagu hitz dari Lagu yang berjudul Savana.

"duh pah, plis jangan ngerusak lirik lagu, cukup aku aja yg ngerusak lirik lagu orang". Gerutu Nana sembari membereskan piring sarapanya sebelum berangkat sekolah. Ya, Nana adalah tipe orang yang susah untuk menghafal lirik lagu. Deposito, Savana, atau lagu hitz lainnya, nggak pernah ada satupun yang beres dia hafal, jangankan lagu dari Spanyol, lagu balonku ada lima saja dia typo, bisa jadi balonnya ada 7 bahkan sampai 100, dan kalau sudah seratus, sudah bisa untuk berjualan di depan gerbang sekolah. Sudah mulai ada tanda-tanda jiwa pengusaha. Noted !
  Nana duduk di kelas 3 SMA, Nana sekolah di SMA favorite di Bandung. Bukan SMA-nya yg favorite, tapi memang nama sekolahnya seperti itu. Nana termasuk murid yang cerdas, nilai akademiknya pun selalu memuaskan. Mungkin diturunkan dari Ibu Lia yang nggak pernah mau kalah, sehingga Nana pun enggak pernah mau kalah dalam urusan nilai pelajaran di sekolah.

"Teng.. Teng.. Teng!"

Bel sekolah sudah berbunyi 3x, itu tandanya sekolah mulai jualan es potong, eh.. Ya masuk kelas dong.. Dan Nana pun duduk di bangku paling belakang tanpa ada teman sebangku yang menemani. Loh kenapa ? Mungkin karena sendiri lebih baik, dari pada berdua dan yang ketiga setan ? Hayoo loh..
   Ya, Nana tidak terlalu menyukai suasana ramai di kelas, sehingga Nana lebih nyaman untuk duduk di bangku belakang. Meskipun Nana duduk di bangku belakang, tapi Nana selalu memperhatikan guru dan pelajaran. Namun sesekali terlihat  Nana suka menundukan kepala ke arah bawah bangkunya, bukan untuk mengheningkan cipta atau pun menulis "Nana ❤️ Nunu" dengan coretan tipe-X di bangku, tapi sesekali Nana membaca Komik favoritenya jika sekiranya Nana kurang menyukai pelajaran tertentu. Jangan ditiru ya gaiss ! Noted !

                               **

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 15, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bukan Ansos BiasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang