Bagian 1

1.6K 138 24
                                    

Krist, Knot, Bright, Prem, dan Toota adalah geng Hazer yang paling terkenal diseantero kampus. Dari fakultas manapun pasti semua orang mengenal mereka. Mereka selalu terlihat bersama dalam situasi apapun, dimanapun dan kapanpun. Krist yang paling kecil selalu berada ditengah, dikanan kirinya ada Bright dan Prem lalu disusul Knot dan Toota dengan badan paling besar. Sekalipun Toota adalah satu-satunya yang terlihat mencolok karna ke-kemayuannya, tetap saja dia seorang lelaki tulen.

Kali ini, mereka tampak tengah berjalan keluar dari ruang rapat para Hazer dengan langkah gontai. Semua Hazer team baru saja mendapat masalah dikarenakan kegiatan SOTUS kali ini tidak berjalan lancar. Banyak mahasiswa yang kedapatan tidak mengikuti kegiatan dan malah berkeliaran disekitaran kampus. Krist sebagai ketua hazer pastilah yang mendapat peringatan paling keras.

“Ayo ke cafetaria dulu sebelum jam perkuliahan selanjutnya.”

Prem merangkul pundak Krist yang tampak lesu.

“Aku malas. Aku akan istirahat sebentar di dorm. Kalian pergilah makan siang dulu.”

Krist akan segera berlalu jika saja tangan Knot tak memegangi nya dengan kuat.

“Tak ada yang mengijinkanmu pergi Krist. Makan sianglah dulu. Kita akan memikirkan semuanya bersama-sama.”

“Ai’Knot... P’Deer menyalahkanku atas kejadian ini. para mahasiswa baru itu pasti tak mau mengikuti kegiatan karna hukuman yang kuberikan kemarin terlalu berat. Aku harus mencari cara supaya mereka mengikuti kegiatan lagi jika tidak kita semua dalam masalah.”

“Aku tahu. Dan kita semua akan mencari jalan keluarnya bersama-sama. Setelah ini, mata kuliah bahasa pemograman, professor tak pernah suka jika mahasiswa nya tidak fokus. Kau butuh makan sebelum mengikuti kelas prof Singto.”

Wajah Krist tampak lebih kusut dari sebelumnya mendengar nama Professor muda itu disebut, kemudian segera pergi kearah cafetaria dengan kaki dihentak kelantai.

~ ~ ~

“Singto.”
Mendengar seseorang memanggilnya, professor muda itu seketika mengangkat kepala dari buku yang sedang dibacanya.

“Apa aku mengganggu?”
“Prof... silahkan duduk. Saya senggang sekarang, anda sama sekali tidak mengganggu saya.”

Singto mempersilahkan seseorang yang ternyata Professor nya dulu itu duduk dikursi panjang disampingnya. Dia tengah membaca novel kisah Romeo & Juliet berbahasa Perancis dibawah pohon rindang dihalaman belakang kampus.

“Tak terasa ya... waktu sangat cepat berlalu. Dulu aku masih mengajar dikelasmu dan sekarang kau juga sudah mengajar.”

Singto tersenyum mengenang ucapan salah satu professor nya dulu.

“Benar prof, rasanya baru kemarin menjadi ketua Hazer dan sekarang sudah jadi pembimbing para hazer baru saat ini.”

“Kudengar... ketua hazer yang sekarang sedikit bermasalah denganmu?”

Menarik nafas sejenak, Singto tampak sedikit mengerutkan keningnya.

“Krist Perawat. Kurasa, aku memang punya masalah dengannya prof. Krist benar-benar menunjukkan sikap tak bersahabatnya dikelas.”

“Krist adalah mahasiswa pintar, Singto. Dia juga punya sifat yang manis, penurut serta bertanggung jawab. Aku tak mengerti mengapa Krist bersikap demikian denganmu, tapi kulihat nilai Krist juga selalu sempurna dimata kuliahmu bukan?”

“Nilai Krist selalu sempurna disemua mata kuliah yang diambilnya, jadi kuasa yang bermasalah adalah diriku prof. Maaf, aku akan berusaha sebaik mungkin untuk memperbaikinya prof.” Ucap Singto penuh keyakinan.

MisunderstandingWhere stories live. Discover now