3| Goodbye [End]

1.5K 120 11
                                    

"Kenapa masih belum pulang juga?" seru Jennie yang tak sengaja melihat Jisoo melamun sendirian di dekat pos keamanan sekolah mereka yang terletak di dekat gerbang.

Jennie adalah anggota organisasi sekolah jadi ia harus mengikuti rapat dulu sebelum pulang makanya ia sudah biasa pulang terlambat, tapi melihat Jisoo yang masih ada di sekolah sampai sekarang adalah hal yang janggal.

"Supir yang menjemputku tadi menghubungi jika mobil tiba-tiba mogok di tengah jalan jadi ia akan terlambat datang, aku harus menunggu beberapa saat lagi," ujar Jisoo memelas.

"Sayang sekali, aku juga tak bisa mengantarmu pulang karena kakakku tidak menjemputku, hari ini aku harus naik bus."

"Kau pulang naik bus? Bolehkah aku ikut denganmu?" pinta Jisoo dengan mata berbinar, seperti anak kecil yang meminta diajak ke taman bermain.

"Tapi Jisoo..."

"Kenapa? Apa karena kau takut ayahku akan marah karena pulang tanpa menunggu jemputan?" tanya Jisoo pada Jennie yang memasang wajah khawatir akan permintaan Jisoo.

"Bukan begitu." Jennie menggigit bibir bawahnya bimbang harus memberikan alasan apa untuk menolak keinginan Jisoo.

"Lalu apa? Setelah kupikir-pikir, apa salahnya pulang naik bus? Aku bosan harus naik mobil sendirian tiap hari. Ayolah, sekali ini saja, Jennie. Jarang-jarang aku mendapat kesempatan menghindari jemputanku."

"Benarkah kau tidak akan apa-apa?" tanya Jennie lagi memastikan jika memang tidak akan terjadi apa-apa.

"Memangnya apa yang akan terjadi hanya karena aku naik bus, aku bukan lagi anak kecil yang perlu dikhawatirkan untuk melakukan ini dan itu."

"Ya sudah, ayo kita pulang," ajak Jennie pada Jisoo walau masih ragu, tapi ia tak ada pilihan lain karena tak ada alasan untuk menolaknya.

"Tapi Jisoo, rumahku lebih dekat jadi mungkin aku akan turun lebih dulu daripada kau, kau yakin tidak apa-apa?"

Untuk terakhir kalinya Jennie masih berharap agar Jisoo berubah pikiran untuk ikut dengannya.

"Tidak apa-apa, yang penting tetap sampai di rumah," jawab Jisoo riang sambil merangkul Jennie keluar gerbang menuju halte yang terletak di sebelah lingkungan sekolah mereka.

Mereka berdua sudah terduduk dengan manis di dalam bus yang selama ini selalu Jisoo idam-idamkan yaitu pulang bersama teman menggunakan bus karena itulah yang seharusnya menjadi gaya anak sekolah yang sesungguhnya.

Selama perjalanan Jisoo terus saja bercanda tawa bersama Jennie sampai tak terasa tempat perhentian Jennie sudah sampai. Selanjutnya Jisoo harus melanjutkan perjalanan dalam bus sendirian. Walaupun sendirian namun tetap saja Jisoo masih merasa senang.

Akan tetapi kesenangan Jisoo tak bisa berlangsung lama karena beberapa detik kemudian ia merasakan sakit muncul di kepalanya dan penglihatannya terasa berputar-putar. Jisoo bahkan hampir terjatuh dari tempat duduknya karena kehilangan keseimbangan.

"Uh, kenapa sakit ini harus datang di waktu yang tidak tepat," rutuk Jisoo sambil memegangi kepalanya yang serasa di cengkram kuat.

Sekuat tenaga Jisoo berusaha tetap bertahan di kursinya agar tak terjatuh. Rasa sakit di kepalanya memang terkadang datang beberapa kali akibat dari kecelakaan yang pernah menimpanya.

Jisoo menyumpah sekarang ini sungguh bukanlah waktu yang tepat untuk rasa sakit ini datang. Rasa sakit yang benar-benar membuatnya tersiksa sampai sulit bernapas, sebentar lagi mungkin akan membuatnya kehilangan kesadaran.

"Hei! Kau tidak apa-apa?"

Di telinga Jisoo terdengar suara seorang pria yang tampak khawatir sedang menghampirinya. Dalam penglihatannya yang mulai memudar, Jisoo melihat sosok pria itu mendudukan diri di sebelahnya dan menahan bobot tubuhnya yang hampir saja tumbang. Dengan susah payah Jisoo berusaha melihat wajah orang itu namun ia hanya bisa melihat gambaran kabur dan berbayang-bayang akibat sakit di kepalanya.

CRYPTIC ❝JINYOUNG JISOO❞ ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang