Bagian Tiga

208K 6K 115
                                    

"Never trust what you can only see, even a salt look like sugar."

Semuanya berjalan lancar, sesuai yang mereka harapkan, Anna dan Gio tetap menjalani kehidupan masing-masing walaupun ada masalah kecil yang mengusik mereka, dan beberapa peraturan terasa longgar karena keduanya pun sering melanggarnya.

Terutama pada biaya hidup dan makan di tanggung masing-masing yang tidak benar-benar berlaku karena Gio sering meminta—lebih tepatnya menyuruh Anna memasak sesuatu untuknya, atau Anna akan ketahuan sedang memakan beberapa snack yang di simpan pria itu di dalam kulkasnya. Proses kepemilikan apartemen ternyata berjalan lebih lama dan lebih rumit dari yang diperkirakan keduanya, sehingga sampai saat ini keduanya masih berbagi tempat tinggal.

Meskipun begitu, Anna tidak begitu merasakan kehadiran Gio di apartemennya, pasalnya pria itu lebih suka menghabiskan waktunya di dalam ruang kerja atau dia akan lembur semalaman di kantornya. Dan Anna yang notabennya adalah pengangguran, setelah beberapa bulan di wisuda—hanya menghabiskan banyak waktunya untuk bermalas-malasan, atau baru-baru ini dia menemani Flo untuk memeriksakan kondisi kandungannya atau sekedar melihat perlengkapan untuk calon bayinya.

Hah, ngomong-ngomong tentang kedua pasangan bodoh itu, mereka akan segera menjadi orang tua, for God's sake, Anna tidak dapat menyembunyikan keterkejutannya, saat Flo menemuinya langsung pada malam hari dengan wajah sumringah, dengan Lucas yang memperhatikannya dari ambang pintu dengan mata setengah terbuka, karena sangat mengantuk. Wajar saja, saat itu sudah setengah sebelas malam dan Flo ngotot untuk menemui Anna, mengatakan dia tengah hamil 5 minggu. Untung saja waktu itu Gio tengah lembur di kantornya, kalau tidak dia tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi, pria itu pasti akan langsung menceramahinya tanpa lelah.

Satu lagi sifat aneh Gio yang Anna ketahui setelah beberapa hari tinggal bersama. Walaupun pertemuan mereka dapat di hitung jari, namun Gio selalu memberikan kesan khusus setiap kali mereka bertemu, kepada Anna. Pria itu cerewet. Sangat. Dia dapat berceramah sampai setengah jam hanya karena Anna lupa menutup selai kacang dan membiarkannya di penuhi semut, atau Anna yang mandi di kamar mandinya dan memakai samponya. Dia adalah seorang perfectionis, herannya semua yang ia lakukan tidak pernah mencapai kata sempurna. Di saat ia memarahi Anna yang lupa menutup selai, dia sendiri juga akan melakukannya, Gio yang lupa mencuci piring kotornya setelah makan atau berteriak saat tidak menemukan remote yang jelas-jelas berada di saku kemejanya—karena takut Anna akan merebutnya. Pria itu sangat aneh dan anehnya lagi, Anna menikmati ke anehannya.

Seperti pagi ini, sudah pukul sebelas pagi namun Gio belum juga keluar dari kamarnya. Padahal dari kemaren dia berkoar-koar di ponselnya tentang meeting penting pukul Sembilan hari ini .Anna sebenarnya tidak begitu peduli, dia masih marah atas kejadian beberapa hari lalu, dimana Gio hampir saja menghilangkan nyawa mereka berdua. Dia tertidur saat memasak mie pada tengah malam, untung saja Anna terbangun dari tidurnya dan mematikan kompor, kalau tidak, mungkin saat ini mereka hanya tinggal nama.

Anehnya lagi pada saat itu, harusnya Anna yang mengomelinya namun Gio yang terlebih dahulu mengomelinya karena menghabiskan snack yang ia belia sehingga Gio harus memasak mie ketika lapar di malam hari.

Sudah beberapa jam berlalu, namun Gio belum juga menampakkan batang hidungnya, pria itu bahkan tidak keluar untuk makan siang. Anna merenggut sebal, kenapa dia harus khawatir dengan pria yang mendekam diri di kamarnya seperti anak baru gede putus cinta?

Satu jam kemudian, ketika Gio tidak juga menampakkan batang hidungnya, Anna akhirnya memutuskan untuk memeriksa kamar pria itu. Dengan gerakan pelan, dia membuka pintu kamar Gio, namun sama pria itu tidak ada, ranjangnya masih rapi seperti tidak ditiduri, padahal lelaki itu jelas-jelas pulang tadi malam.

Love in ApartementTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang