Bel sekolah berbunyi sangat keras, menandakan bahwa semua KBM di SMA PRIMA UNGGUL ini telah usai, belajar selama tujuh jam dalam satu hari bukanlah waktu yang cepat. Semua pelajar langsung merapikan buku-bukunya. Termasuk aku.
Aku memasukkan buku-buku ku ke tas, lalu berjalan keluar kelas menunggu Dilla yang masih melaksanakan tugas piket. Aku melihat semua pelajar berbondong-bondong keluar sekolah. Tak lama menunggu, Dilla datang menghampiriku dan kita langsung berjalan menuju Aula, tempat kita akan melaksanakan latihan teater.
Berjalan masuk ke dalam Aula itu, aku melihat teman-temanku disana. Ada, Ani dan juga Lisa. Kami berempat memang sudah bersahabat sejak masuk SMA ini. Dilla, dia adalah teman terdekatku diantara yang lainnya. Kalau Ani, dia terlalu ceplas-ceplos dalam berbicara makannya aku ragu-ragu kalau berbicara dengannya. Lisa, dia yang paling pengertian dan selalu memberiku motivasi. Hanya aku dan Lisa yang terlihat pendek daripada Dilla dan Ani. Setidaknya Lisa sama tingginya denganku.Aku, Lintang Shila Raini, kata orang-orang aku ini paling manis diantara teman-temanku, katanya. Aku tidak bisa membuktikannya, karena aku tidak akan bisa menilai diriku sendiri. Aku sangat bangga memiliki rambut yang hitam dengan panjang sebahu.
Latihan teater dimulai, aku dan teman-temanku berganti kostum."Lintang, lo yang jadi antagonis nanti," ujar Lisa sambil memakai sepatu.
Aku terkejut mendengar itu, baru kali ini aku menjadi seorang antagonis dalam teater. Aku mengangguk saja memberi kode bahwa aku setuju. Lisa menyadari dan langsung tersenyum kepadaku.
Kami sudah siap untuk latihan. Scene bagianku masih lama. Kali ini giliran Lisa dan Dilla yang akan beradu akting. Aku hanya mengamati dan belajar dari akting teman-temanku. Agar dapat menandingi mereka nanti.
**********
Sampai berjumpa di chapter 1
Jangan lupa vote dan comment
Saran juga yah
Terimakasih
KAMU SEDANG MEMBACA
Alpha dan Beta (TERBIT)
Teen FictionAku menyadari kalau aku mencintaimu. Namun, aku tak bisa mengatakannya. Aku hanya perempuan. Aku hanya dapat menunggu kau mengatakannya. Aku merasa nyaman denganmu saat pertama kita berbincang di atas motor itu. Aku kira kamu lupa denganku. Aku kir...