1

47 2 14
                                    

"Eunghhh"

Aku melewati toilet laki-laki yang ada di bar tempat aku dan Teman-temanku kunjungi. Aku merasa sedikit risih dengan banyaknya suara desahan yang berasal dari dalam toilet laki-laki tersebut. Ya, ini pertama kalinya aku masuk ke dalam bar. Jujur sebenarnya aku tak begitu suka karena terlalu bising dan redup.

Berbeda dengan toilet laki-laki yang begitu ramai dengan suara-suara nista, toilet wanita sungguh sepi bahkan sepertinya cuma aku yang masuk.

"Hmh.." aku mendengus menatap cermin besar yang menyatu dengan keran air. Cukup lama aku memandangi wajahku sendiri di cermin, bukan karena aku mengagumi wajahku yang biasa saja ini tapi aku merasa bosan. Tempat ini benar-benar tidak cocok denganku...dan aku yakin juga tidak cocok dengan teman-temanku yang lain. Hanya karena ingin "mencoba" kami akhirnya menginjakkan kaki kami disini.

"Braaaaakkk".

Pintu toilet yang aku tutup tiba-tiba terbuka menampilkan sosok laki-laki yang terengah seperti habis berlari ribuan kilometer jauhnya. Dia menatap wajahku, tersenyum miring dengan kilatan mata yang menakutkan walaupun sebenarnya ia memiliki wajah yang sangat tampan...sempurna malah.

"Aku merindukanmu...sangat"
Lelaki itu mendekatiku dengan terhuyung, mendorongku hingga punggungku menempel di dinding dekat wastafel cermin.

"Ss..ssia..aa..ppaa kk..aaa..mmuu?"
Aku tergagap takut, bukannya menjawab pertanyaanku tapi dia malah makin menempelkan tubuhnya dan menghimpitku ke dinding. Aku benar-benar takut.

"Kamu melupakanku ? Kamu benar-benar melupakanku HAH !!!" dia berteriak namun ekspresinya tidak sebanding dengan teriakannya, wajahnya tiba-tiba sedih. "Aku menyayangimu sungguh" kini dia terisak namun kembali memasang senyum miring yang menakutkan.

"Kamu benar-benar salah orang, aku bahkan baru kali ini melihatmu" aku mencoba tenang walaupun sebenarnya aku ketakutan, aku takut jika orang ini bertindak lebih jauh padaku.

"PEMBOHONG!!!" Lelaki itu terus menghimpitku menciumi ceruk leherku dengan sangat kasar. Aku menangis mencoba menghentikannya, namun tenaga yang aku punya tak cukup kuat.

"Berhentilah aku mohon...aku bukan orang yang kamu kenal" aku menangis sejadi-jadinya mencoba mendorongnya lagi namun sebuah gigitan kecil yang menyakitkan yang aku dapatkan darinya.

"Kamu, cintamu bahkan tubuhmu sudah menjadi bagian dari hidupku...jangan pernah mencoba lari lagi dariku" dia masih saja menguasai tubuhku, aku benar-benar merasa kotor. "Aku mohon...aku bukan orang yang kau maksud...aku bukan wanita  bagian dari hidupmu" Aku pasrah menundukkan kepalaku dipundaknya.

Diangkatnya kepalaku kemudian dengan beringas ia segera melumat bibirku tanpa menghiraukan sedikitpun bulir air mata yang jatuh membasahi wajahku. Tanpa jeda ia juga meremas kedua belah bokong yang aku miliki, menekannya hingga tanpa sengaja membuat kemaluan kami saling bergesekan, hingga aku dan dia tak sadar mengeluarkan lenguhan kecil "Uuuuhhhhnngghhhh".

Kepalaku rasanya pusing...aku berharap ini sebuah mimpi buruk yang akan segera hilang terlupakan ketika aku bangun.

Creeeekkkk

Suara bajuku yang robek membuat tubuhku semakin bergetar, seperti orang yang sedang kerasukan dia merobek baju bahkan menurunkan celana yang sedang aku kenakan dengan sangat tidak manusiawi. "Bunuh saja aku, aku mohon" aku enggan membuka kedua mataku, aku jijik dengan diriku sendiri yang saat ini dipenuhi oleh liur dari lelaki biadab tersebut.

"Kenapa aku harus membunuhmu sayang ? Aku sangat menikmatimu" aku benci mendengar suaranya, aku sangat membencinya sungguh.

Braaakk!!!

Hard and HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang