2

7 0 0
                                    

"Hai selamat pagi"

"Duduklah disini, dan sarapan bersama kami"

"Yaa Hyung tapi kan itu kursiku..aku juga butuh sarapan"

"Diam kau Tae!!!"

Aku hanya bisa terpaksa untuk tersenyum, keringat dingin mengalir pelan dari pangkal dahiku. Sebenarnya siapa mereka ? Dan kenapa juga aku mau ketika diajak kesini, aisssshhhhh. Aku bahkan menggaruk kepalaku yang tidak gatal mencoba memahami situasi apa yang saat ini aku hadapi.

"Hei, kenapa malah diam saja" lelaki dengan gigi kelinci menghampiriku dan mengibas-ngibaskan tangannya dihadapan wajahku.

"Ayo kesini dan kau hyung sana sana menjauh" dia lanjut menarik tanganku kemudian mendorong Taehyung agar menjauh dari kursi yang akan aku tempati.

Dan kenapa mereka semua suka sekali menarik paksa tanganku sih, ah aku harus secepatnya keluar dari sini.

"Kamu bau" seorang lelaki berkulit sangat putih dengan mata yang begitu sipit bangkit ketika aku duduk disampingnya, membuatku malu dengan pernyataannya itu.

"Maafkan aku, aku akan pergi kalau begitu" aku tertunduk sangat malu.

Taehyung yang seharusnya bertanggung jawab padaku malah sibuk dengan dirinya sendiri, dan Jimin juga Hoseok malah terlihat tidak peduli padahal mereka yang bilang untuk tidak usah terlalu khawatir dan berjanji untuk memulihkan keadaanku, cih omong kosong.

"BERHENTI!!!" aku kaget karena diteriaki. Aku baru tau kalau Jimin yang terlihat lembut semalam malah menakutkan saat ini. Aku tetap berjalan tanpa menghiraukan teriakan Jimin. Jika aku membalikkan badanku kearah mereka maka akan sangat memalukan bagiku. AKU BAU. BRENGSEK MEMANG.

"BERHENTI VIA!!!" Namun aku masih enggan menghiraukannya dan berjalan cepat namun aku kaget karena tangan Jimin telah melingkar lembut dipinggangku serta dia menaruh dagunya dibahuku "Yoongi Hyung bilang kamu bau karena ingin kamu mandi bukan pergi" dia mengusapkan hidungnya ke leherku, bersikap manjakah atau mesum ? Kenapa aku diperlakukan seolah-olah aku adalah milik mereka. SIALAN.

BUGGGHHH!!!

Tangan Jimin yang melingkar dipinggangku terlepas dan dia tersungkur ke lantai lalu meringis kesakitan "Assshhh".

Ada apa ? Kenapa dia tiba-tiba terjatuh ? Aku enggan menoleh, aku berlari dan menemukan pintu keluar dan tanpa peduli apapun aku segera membukanya...pergi dengan cepat dari tempat yang benar-benar ah definisikan sendirilah.

                  #######################

Astaga aku baru sadar kalau aku masih mengenakan baju kebesaran milik Jimin ketika tepat berada di depan pintu rumah sewaan yang aku dan sepupuku tinggali, apa yang harus aku bilang ke Nila dan Mente ? Dua sepupu bawel yang tidak akan berhenti bertanya kalau mereka tidak yakin dengan setiap jawabanku...dan aku...sangat bodoh dalam berbohong. Tuhan tolong buatlah aku bisa berbohong tanpa diketahui oleh mereka karena jika mereka tau apa yang terjadi padaku semalam maka aku yakin mereka akan memberitahu pada Orangtuaku di Indonesia , kemudian aku pasti akan disuruh cepat kembali kesana. NO. PLEASE.

Kucoba membuka pintu namun terkunci "Aha..mereka tidak ada di rumah Hahaha aku aman" aku merogoh kunci cadangan dari dalam tasku dan membuka pintu secara perlahan.

Assshhhh bau apa ini sangat menyengat ? Alcohol ? Kok bisa ? Astaga!!!!!!!

Aku melihat Nila dan Mente berada di tengah-tengah dua orang laki-laki dan mereka sama-sama tengah tertidur pulas di ruang menonton. Fuck!!!

"APA YANG KALIAN LAKUKAN HAH!!!" Aku berteriak kesal hingga menganggu kenyenyakan tidur keempat orang tersebut.

"Berisik banget sih ah" Mente mengeratkan pelukannya ke lelaki yang berada tepat disampingnya dan kembali melanjutkan tidur tanpa menghiraukan amukan sang Kakak sepupu.

MENTE!!!

"Apa sih ah berisik, hari ini aku libur kak Via"



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 03, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hard and HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang