hai .....
ini ff pertama ku dan gak seperti biasanya aku mengalami gugup ketika menulis cerita.
apa karena ini pertama kalinya aku buat ff?
kali ini cast yang aku pakai dari agensi SM nih.
Krystal F(x) (di cerita aku pake nama aslinya ) dan Sehun Exo. aku benar-benar suka sama couple ini.
---------------------------------------------
Untuk kesekian kali, sekolahnya dihebohkan dengan satu berita. Lain daripada yang lain, jika biasanya berita tentang akan adanya anak baru hanya menghebohkan siswa perempuan tapi untuk kali ini kehebohan juga merambah ke kalangan siswa laki-laki. Jika ditaksir sekitar sembilan puluh sembilan persen hampir mendekati seratus. Sayangnya, euforia ini tidak menarik minat Soo Jung sama sekali.
Seperti saat ini misalnya, pada setiap langkahan kaki, pada setiap petak ubin yang ditapaki atau pada setiap lorong yang ia lewati. Semua orang membicarakannya. Soo Jung bahkan nyaris mengetahui hampir seluruh informasi mengenai lelaki itu kalau saja barisan antri yang tampaknya tidak kunjung bergerak mulai melelahkan. Sepatu putihnya mundur selangkah dan berbalik pergi.
Tidak ada tempat lain yang dapat didatangi ketika kantin penuh kecuali taman belakang sekolah. Kalau bukan keadaan mendesak seperti dirinya yang tidak sempat sarapan, Soo Jung dapat meyakinkan bahwa ia setengah mati enggan untuk datang ke sana. Tempat paling ramai selama dia bersekolah.
Keadaan taman tempatnya berada ini, sunyi mendekati asing. Tidak sekalipun ia pernah melihat penghuni sekolah datang ke sini. Entah kenapa demikian, sampai sekarang Soo Jung tidak pernah yakin akan jawaban itu. Mungkin karena rumor aneh yang mengatakan bahwa disini, lebih tepatnya pada danau luas yang airnya menghijau pernah ada siswi yang bunuh diri karena hamil di luar nikah. Mungkin juga karena letaknya yang terpojok dan jauh dari lokasi kelas. Dan kemungkinan-kemungkinan lain yang bisa jadi jawabannya.
Soo Jung menduduki kursi panjang yang berhadapan langsung dengan danau. Menatap datar air-air yang pada selang detik menggelembung. Mengusir hening. Soo Jung akui dia aneh, dia tidak suka keramaian, tapi ia juga tidak suka dengan sepinya ketika ia sendirian.
***
Perempuan yang duduk di pojokan kelas dan poni yang hampir menutupi matanya itu tidak melakukan apapun selain menatap kosong ke arah buku di hadapannya. Tidak bergeming bahkan sedetik hanya untuk melihat siapa yang sudah membuat kelasnya ricuh pada hari ini. Seratus persen Soo Jung dapat menebak bahwa itu adalah dia. Lelaki yang menjadi Hot Topic pada minggu terakhir ini.
"Halo semua!" Sapaan hangat yang terdengar itu dibalas oleh teman-teman sekelasnya tak kalah hangat. Mereka menyambut teman baru dengan suka cita. Lelaki itu tersenyum melihat reaksi mereka.
"Perkenalkan aku Sehun," secepat mata berkedip, bisa dibilang secepat itulah bola mata Soo Jung memandang tepat pada satu arah ketika nama itu disebut. Pada lelaki yang juga tengah menatapnya dalam. Air liurnya berubah menjadi sesuatu yang sulit sekali ia teguk.
"Oh Sehun. Aku pindahan dari Horace Mann School." Kehebohan langsung bertambah ketika Sehun menyebutkan sekolah asalnya, HM School, sekolah terbaik di New York. Rumor yang selama ini beredar memang benar adanya, lelaki itu bukan hanya tampan namun juga memiliki otak yang cemerlang.
"Aku harap kalian semua bisa menerimaku dengan baik. Terimakasih."
Pada kata terakhir yang diucapkan lelaki bernama Sehun itu, Soo Jung memutus kontak mata dengan sepihak. Ia menyatukan tangannya yang berkeringat. Ilusi tentang sahabat baiknya yang sedang berada di depan sana semakin menguatkan tali rindunya. Ia menggeleng dengan perih. Tahu bahwa semakin tinggi dia berharap akan semakin dalam ia terluka.
Dengan sisa getaran yang ada, ia pakai untuk menata barang-barangnya di atas meja. Memasukkan buku yang sedari tadi ia baca asal kemudian mengeluarkan buku Matematika. Mengusap meja yang tidak kotor itu dengan tisu. Dan mengecek tinta pena yang ia sendiri tahu ia baru saja membelinya kemarin. Soo Jung tidak mengerti kenapa dengan dirinya pada hari ini. Ia hanya berusaha untuk menyibukkan diri, menahan matanya untuk tidak menatap kembali ke arah lelaki yang saat ini tengah duduk tidak jauh dari bangkunnya.
***
Sehun pastikan pada dirinya sendiri bahwa tidak ada yang salah dengan kedatangannya. Antusias dari sekolah barunya benar-benar luar biasa. Ia bukan artis atau seseorang yang terkenal. Dari semenjak ia menapaki kakinya pada gerbang sekolah sampai ia dipersilahkan seorang guru untuk memperkenalkan diri. Tidak ada yang tidak menyambutnya hangat. Semua penghuni kelas menyambutnya dengan baik. Kecuali satu orang perempuan yang menunduk di pojokan kelas.
Perempuan itu tidak sekalipun meliriknya. Sehun tetap memperhatikan lekat-lekat bagaimana perempuan yang wajahnya tidak dapat ia lihat sedikitpun itu. Dari mulai ia yang sudah dengan tegap berdiri di depan kelas, menyapa semuanya dan tersenyum. Ia dibuat geram hanya karena tidak kunjung mendapatkan ide untuk membuat perempuan itu mau menatapnya. Sampai ia berhasil menyebutkan nama, perempuan itu menatapnya dengan intens.
Sehun tersenyum saat itu juga, ia berhasil. Bola mata yang sangat indah itu setia menatapnya hingga perkenalannya berakhir. Ia mendesah kecewa, karena perempuan itu kembali menunduk sesudah guru memperkenankannya untuk duduk.
Menarik, pikirnya.
Dari jarak yang tidak seberapa jauh antara bangku perempuan itu dan bangkunya. Sehun tetap dapat memperhatikannya. Setiap pergerakan tidak luput dari pandangannya. Ia bertekad, sesudah ini mereka harus berkenalan.
Ia harus mengetahi nama dari pemilik mata indah itu.
***
Sialnya, banyak siswi perempuan mengerumuni mejanya ketika jam pelajaran usai. Ia tersenyum dengan gelisah menyambut uluran tangan mereka. Kegelisahan itu bertambah ketika sudut matanya menangkap pergerakan perempuan itu meninggalkan kelas. Dengan gerak terburu-buru ia menghentikan semua tanya yang dilemparkan banyak siswi-siswi di kelas barunya. Ia berjalan keluar kelas dengan tergesa.
"Sehun!"
"Ahh, sial." Ucapnya pelan. Sehun tidak akan kehilangan punggung perempuan itu kalau saja sumber suara itu tidak datang. Ia menghentikan gerakan kakinya lalu berbalik melihat siapa dalang dari ini semua.
"Kami benar-benar merindukanmu. Setelah tiga tahun akhirnya." Lelaki dengan kulit sawo matang bernama Kim Jong In itu memeluknya dengan erat. Nadir membalas pelukan sahabatnya itu dengan hangat.
"Bagaimana keadaanmu sekarang?" tanya Park Chanyeol, lelaki pemilik tubuh jangkung yang juga merupakan sahabat lamanya sebelum ia harus pindah sekolah ke luar negeri.
"Seperti yang kalian lihat. Aku benar-benar sehat sekarang." Ucapnya dengan mantap.
"Mau kami antar keliling sekolah?" tanya Jong In sembari merangkulnya. Sehun mengangguk, pasrah dengan tindakan kedua temannya yang sudah menariknya entah ke mana. Yang dapat dilakukannya menatap sekilas ke arah dinding yang menghilangkan punggung perempuan itu. berjaga-jaga jika perempuan itu muncul.
***
Sehun kembali ke kelas tepat selangkah sebelum gurunya masuk. Ia menghelas nafas kecewa karena lagi-lagi ia belum sempat berkenalan dengan perempuan pemilik mata indah itu.
Kembali ia perhatikan perempuan itu. Dia duduk sendirian. Kalau punya kesempatan mungkin saja dirinya bisa duduk disebelah perempuan itu.
Sehun melongos panjang. Waktu seperti sengaja menggodanya. Berdetak dengan sangat lama. Ketika bel pulang sekolah berbunyi nanti. Ia masih bisa berkenalan.
Tentu saja.
---------------------------------------------------------------------------------
Itu dia part pertamanya.
hope u like it guys :)
don't forget to vote and comment.

KAMU SEDANG MEMBACA
Undercover
Teen FictionHigest rank : # 6 muridbaru (9 juni 2019) #17 perpisahan Sejak dulu Nadir selalu menjadi dunianya. Menjadi roda bagi kehidupan Nayya. Nayya yang kesepian dan ditinggal oleh orang terdekatnya mempunyai satu celah harapan ketika bertemu dengan Nadir S...