Andra menatap serius wanita yag duduk di samping seorang laki-laki paruh baya yang sebentar lagi akan menjadi mertuanya. Ia memperhatikan dengan seksama wajah wanita yang ada di hadapannya. Saking asyiknya memperhatikan wanita tersebut ia tak sadar wanita tersebut berbalik menatapnya. Andra akhirnya salah tingkah setelah matanya bertemu dengan manik mata wanita yang usianya tiga tahun lebih muda darinya –dari pembicaraan yang ia tangkap- ia segera membuang muka untuk menghapus gengsinya tersebut.
Setelah orang tuanya juga calon mertuanya pergi meninggalkan mereka berdua, Andra masih enggan untuk membuka mulutnya. Namun karena tak tahan dengan suasana canggung ini, akhirnya ia membuka mulutnya. "Disambar apa kamu menerima perjodohan ini?" tanya Andra tanpa basa-basi. Wanita di hadapannya kaget saat mendengar suara Andra untuk pertama kalinya. "Aku hanya menuruti keinginan orang tuaku saja" ucapnya lembut. Andra sama sekali tidak ada rasa bersalah karena menodong wanita berambut sebahu tersebut dengan pertanyaan tanpa adanya basa-basi. "Oh maafkan aku, kita belum berkenalan. Andrayudha Wiryatma" ucapnya sopan sambil mengulurkan tangan kanannya. "Renata Anindita Soeprapto" balas Renata. "Jadi kamu hanya ingin bertindak sebagai anak manis yang menurut kepada orang tuanya?" tanya Andra. Renata mengangguk.
"Kamu sudah pernah pacaran sebelumnya?" tanya Andra sambil memanggil seorang waitress lounge untuk membawakan buku menu. "Sudah" ucap Renata lembut. "Lalu?" tanya Andra sambil menunjuk menu makanan dan minuman yang ia pesan. "Aku sudah putus dengannya setahun yang lalu" sahut Renata. "Sebaiknya kamu pesan makan malammu" Andra mengulurkan buku menu dan membiarkan Renata memesan makanan sebelum akhirnya ia melanjutkan kisahnya. "Kenapa kalian putus?" tanya Andra lagi sambil mentap Renata santai. Kenapa kalian tidak bertahan sampai sekarang hingga aku tidak perlu di jodohkan denganmu?
"Ia bersama wanita lain di belakangku" ucap Renata sedikit sedih. Jawaban itu membuat Andra menjadi ikut sedih terkenang kisah lamanya. "Oh, maaf" ucap Andra tidak enak. Tidak ia sangka wanita selembut Renata ternyata merasakan pahitnya di duakan. "Maaf jika pertanyaanku kurang sopan. Tapi yang kedua orang tuaku katakan padaku kamu adalah seorang duda" ucap Renata. Andra menghembuskan napas beratnya dan menatap Renata. Bagaimana pun juga ia harus tahu masa laluku sekelam apapun itu.. . .
"Aku bercerai dengan mantan istriku 1 tahun yang lalu. Sama seperti kamu, ia juga menduakanku dengan pria lain" Andra akhirnya mau menceritakan masa lalunya. "Setelah resmi bercerai, aku belum bisa merelakan semua perbuatannya yang sudah membuatku kecewa sedalam-dalamnya" tambah Andra. Renata hanya mengangguk tanda mengerti atas penjelasan Andra. "Lalu mengapa kamu menerima perjodohan ini?" giliran Renata yang bertanya. "Aku menerimanya karena terpaksa. Aku tidak ingin mengecewakan kedua orang tuaku karena perceraianku itu, sejujurnya orang tuaku sebenarnya kurang menyukai mantan istriku itu" ucap Andra dingin. "Dan karena itu aku menerima perjodohan ini, tidak ku sangka aku bertemu yang senasib sepertiku, hanya saja kamu tidak sampai ke jenjang pernikahan dengan mantan pacarmu itu. Dan beruntung kamu tidak merasakannya, jangan sampai" ucap Andra.
Meskipun tidak menyukai Renata, namun ia berharap jika tidak ada korban lain yang mengalami nasib sama sepertinya ini. Tentu saja akan sangat menyakitkan. "Kamu yakin sudah siap untuk menikah denganku?" tanya Andra sejurus kemudian. Renata mengangguk mantap. Andra terkejut melihat mantapnya anggukan Renata. Ini gila. "Kamu yakin? Aku bahkan tidak mencintaimu" ucap Andra. Kalimat tersebut amat sangat menyakitkan bagi siapa saja yang mendengar termasuk Andra sendiri, namun ia sudah terlanjur mengatakannya agar ia tidak perlu menikah dengan wanita lembut ini. "Aku tidak masalah dengan itu. Aku akan menuruti keinginan kedua orang tuaku. Jika memang di pernikahan kita nanti kita berdua sama sekali tidak dapat bersatu, kita bisa berpisah secara baik-baik" ucap Renata. "Baiklah kalau begitu" ucap Andra. "Silahkan kamu cari wedding organizer yang kamu mau dan juga tema pernikahan yang kamu mau. Semua terserah kamu. Kita bicarakan tanggal lamaran resmi kita di lain waktu" ucap Andra saat makanan mereka datang. "Sekarang saatnya kita makan" ucap Andra dengan nada tidak sabar saat menatap steak kesukaannya tersaji dengan menggoda.
"Ini gila" ucap Galih saat sahabatnya mengatakan bahwa ia akan menikah. "Gila?" tanya Andra dengan kening berkerut. "Iya gila, kamu menikahi wanita itu karena ingin membuktikan pada Reva bahwa kamu dengan mudah menikahi wanita lain setelah ia menyakitimu begitu pedih?" tanya Galih. "Iya" ucap Andra dengan riang. "Hitung-hitung hukuman untuk Renata karena menerima perjodohan ini" tambahnya. "Ia bahkan tidak mengetahui apapun dan kamu tega menyakitinya?" tanya Galih tidak percaya. Ia sangat tidak percaya temannya berubah menjadi monster setelah bercerai 1 tahun yang lalu. "Aku sungguh tidak tahu apa yang ada di pikiranmu saat ini. Ini gila! SANGAT GILA!" Galih berdiri dan langsung menerjang keluar dari ruangan bertema minimalis tersebut. "Ini memang gila" ucap Andra kepada dirinya sendiri. "Aku menikahi wanita yang baru aku kenal beberapa menit hanya untuk membalaskan dendamku pada mantan istriku. Dan sekaligus menghukumnya karena sudi menerima acara perjodohan ini"
Tak lama suara pintu terbuka dan membuat Andra menoleh. "Tidak ku sangka kamu akan menikah lagi dalam waktu dekat" ucap Diana, kakaknya. Andra hanya tersenyum sekilas. "Aku merasa beruntung akan memiliki adik ipar seperti Renata" lanjut Diana bahagia. "Aku menikahinya hanya karena perjodohan konyol ini, aku sama sekali tidak mencintainya" ucap Andra datar. "Jelas saja aku akan balas dendam dengan Reva" ucap Andra kemudian. Diana seketika melotot dan berderap marah menuju adiknya. "Jadi kamu menikahi Renata hanya untuk balas dendam?" tanya Diana. Andra mengangguk tanda membenarkan. "Ya! Aku menikahinya hanya untuk membalaskan dendamku pada Reva dan hukuman baginya karena sudah menerima perjodohan ini. Aku bisa mencari jodohku sendiri!" tegas Andra. "Jika kamu bisa mencari jodohmu sendiri dan jodohmu itu memang tepat, tentu kamu tidak akan bercerai dengan mantan istrimu itu" balas Diana. "Dengar ya! Aku memang tidak mengenal Renata secara personally, tetapi dari gambaran yang Mama dan Papa berikan padaku, aku yakin dia memang yang terbaik untukmu" ucap Diana. Kalimat tulus seorang kakak yang menginginkan kebahagiaan untuk adiknya.
Keheningan tercipta di antara keduanya. "Aku ke sini hanya untuk memberitahu mu malam ini kita ada rapat dengan para direksi, setelah itu kita ada makan malam" Diana akhirnya membuka suaranya. "Oke, aku akan langsung ke ruang rapat setelah pekerjaanku selesai" ucap Andra. Kemudian Andra melangkah menuju kursi kerjanya dan melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda karena kehadiran Galih dan Diana. Sedangkan Diana melangkah keluar menuju pintu. "Sekarang, kamu boleh merasa Renata tidak berarti apapun bagimu. Tetapi aku percaya suatu hari nanti, Renata akan lebih berharga dari apapun yang kamu punya" gumam Diana sambil menatap adiknya yang kembali serius bekerja.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Unwanted Bride
ChickLitRenata, wanita polos menerima keputusan orang tuanya untuk menikahi Andra, pria asing yang sama sekali tidak mencintainya. Sedangkan Andra menerima keputusan orang tuanya untuk menikahi Renata karena ia ingin balas dendam dengan mantan istrinya yang...