EMPAT

27.6K 1.7K 8
                                    

Hari ini adalah hari bersejarah sekaligus hari tersial. Hari paling bersejarah untuk Renata, karena ini adalah pertama kalinya dan terakhir kalinya ia menikah, dan hari tersial untuk Andra karena ia menikah bukan dengan orang yang ia cintai. Janji suci antara mereka terucap setelah Andra menjabat erat tangan ayahnya mertuanya dan menerima Renata untuk menjadi istrinya seumur hidupnya. Semuanya di tata dengan sangat indah, dekor resepsi dengan warna pastel, gaun pengantin yang di kenakan Renata pun simple namun tetap terlihat elegan dan cantik. Andra sendiri tidak menampik gaun hasil pemikiran istrinya tersebut terjahit dengan sangat rapi dan menghasilkan karya yang sangat indah. Andra sendiri juga tidak mengelak Renata malam ini yang menjadi ratu semalam sangat cantik dengan ulasan make up dari make up artist yang mereka sewa jasanya khusus untuk merias Renata saja. Namun gengsinya terlalu tinggi, hingga ia hanya menampakkan wajah datar tanpa ekspresi apapun. 

"Kakakku malam ini cantik sekali ya" ucap Reno melihat kakaknya dari bawah pelaminan dengan latar belakang berwarna hijau muda tersebut. "Andra itu memang manusia tanpa ekspresi atau gimana sih? Dari tadi wajahnya biasa saja" ucap Rino sambil meneguk gelas yang ada di tangan kanannya. Gelas yang ada di tangan kirinya ada milik kekasihnya yang sedang mengambil dessert. "Mungkin, sejak awal pun aku lihat dia tidak banyak berekspresi, ia lebih banyak bertindak. Hmm talk less do more kalau menurutku dia itu" sahut Reno kembali. 

Setelah acara selesai, dan anggota keluarga lainnya memutuskan untuk pulang. Andra dan Renata pun juga akhirnya memutuskan untuk pulang juga. Mereka memilih untuk langsung pulang ke kediaman Andra, tidak memesan kamar hotel mewah seperti pasangan pengantin pada umumnya. Andra terlalu malas untuk mengurusnya, meskipun sebenarnya ia mampu untuk menyewa satu kamar dengan fasilitas yang mewah juga tentunya. Setelah selesai berganti pakaian dan melepas beberapa aksesori Renata dan Andra langsung menuju mobil yang sudah menunggu mereka di lobi. Keduanya mengucapkan terima kasih kepada seluruh tim dan manajemen gedung pernikahan yang mereka sewa sebelum pulang.

Mobil itu di setir sendiri oleh Andra. Didalam mobil, keduanya larut dalam keheningan, tak ada sepatah kata pun terucap dari mulut Andra maupun Renata. Merasa tidak nyaman, akhirnya Andra memulai pembicaraan mereka. "Nanti akan aku ajak kamu home tour dan mengenalkanmu pada Mbak Siti, pembantu yang bekerja di rumahku" ucap Andra. "Oke" jawab Renata santai. "Rumahmu di daerah mana? Cluster? Perumahan biasa?" tanya Renata. "Perumahan biasa di daerah Senopati. Sudah aku tempati jauh sebelum aku menikah dengan mantan istriku, bisa di bilang sejak aku lulus kuliah, bekerja dan setelah menemukan lahan yang cocok langsung aku bangun dan tempati sampai saat ini" jawab Andra. "Aku memakai CCTV di halaman depan dan belakang rumah yang langsung tersambung ke ruang tengah dan kamarku" tambah Andra.  

Setelah sampai tepat di depan pagar, Andra menekan klakson, tidak lama Mbak Siti datang dan membukakan pagar untuknya, pagar pun di tutup kembali. "Mbak tolong bawakan baju kotor ini ke tempat cucian di belakang" Andra menyerahkan dua tas jinjing berukuran sedang pada pembantunya. "Setelah itu ke ruang tengah ya mbak" perintah Andra lagi. "Baik Tuan" ucap Mbak Siti yang langsung mengerjakan tugasnya. Renata mengekor kemana arah Andra berjalan. "Ini rak sepatu, semua sepatu di taruh di sini, kecuali kamu punya koleksi heels, kamu bisa menyimpanya di kamar wardrobe"  jelas Andra sambil melepaskan sepatunya. Renata pun ikut melepas sepatunya juga dan menaruhnya dengan rapi di sebelah sepatu Andra. "Terserah kamu mau pakai sandal rumah atau tidak, kalau aku sih pakai" tambah Andra sambil memakai sandal rumahnya tersebut. 

"Ini ruang tamu, lalu ini ruang keluarga atau ruang tengah. Lalu meja makan dan dapur di pisahkan dengan sekat rotan saja" ucap Andra sambil menunjuk ke bagian-bagian rumah yang ia sebutkan. "Kamar yang di depan sana itu kamar tamu, di sebelahnya itu kamar khusus untuk orang tuaku atau orang tuamu jika mereka datang dan menginap di sini. Jika kedua adik kembarmu yang berkunjung tentu mereka harus tidur di kamar satunya lagi" ucap Andra.

Tak lama Mbak Siti datang menghampiri mereka berdua. "Oke, Mbak Siti ini Renata istri baru saya. Dan Renata ini Mbak Siti, pembantuku yang sudah 5 tahun bekerja di sini. Kalau ada keperluan dapur dan lainnya yang harus di beli atau rusak atau apapaun itu, Mbak Siti bisa langsung lapor ke Renata " ucap Andra dengan wajah lesu. "Mbak Siti kamarnya di belakang, tidak terpisah agar lebih mudah" tambah Andra lagi. Renata tersenyum dengan sangat hangat dan mengulurkan tangannya ke pembantu rumah barunya. Mbak Siti pun dengan senang hati menerima uluran tangan majikan barunya itu. "Mbak Siti boleh istirahat, nah sekarang kita ke atas. Oh ya aku hampir lupa, untuk kunci semua di gantungnya di tembok sebelah meja telefon, kecuali kunci mobil. Semua di kamar" 






Mereka pun masuk ke dalam kamar tidur utama. Kamar yang sudah sangat lama Andra tempati. Meskipun sudah lama, namun rumah itu tetap terlihat bagus dan selalu terlihat seperti baru karena Andra yang telaten menjaga keawetan rumahnya tersebut. "Ini kamar kita, pintu yang itu untuk kamar mandi. Lalu di depan sana ada balkon, kamu bisa jemur handuk sehabis mandi di situ" ucap Andra sambil duduk di sofa kecil di depan tempat tidurnya. "Pintu yang itu untuk ruang kerjaku" tunjuk Andra pada sebuah pintu di sisi kiri kamarnya. "Pintu yang ini untuk wardrobe, kamu bisa menyimpan beberapa pakaian, tas dan sepatu mahal mu di situ, sisi kiri milikku, sisi kanan milikmu" Andra menunjuk pintu di sebelah kanannya. "Sisa dua kamar lagi untuk kamar anak" kali ini Andra akhirnya menatap wajah Renata.

"Aku tidak berencana memiliki anak lebih dari dua" ucapnya sambil menatap Renata. Aku bahkan tidak berencana memiliki anak denganmu. "Aku juga" akhirnya Renata membuka suara setelah sedari tadi hanya mengangguk mendengarkan setiap omongan Andra. "Luas kamarnya sama, ada kamar mandi dalam juga. Hanya saja masih kosong" tambahnya yang langsung menyabet handuknya dan bergegas ke kamar mandi.




Setelah selesai mandi, Andra mendapati Renata sedang memasukkan beberapa potong bajunya ke dalam lemari. "Kamu kalau mau mandi, silahkan aku sudah selesai" ucap Andra sambil mengeringkan rambutnya yang basah. "Iya" jawab Renata singkat. Kamarmu berarti ruangan paling luas dong?" tanya Renata sambil bangkit dan membawa serta handuk dan peralatan mandinya. "Iya, oh ya di samping rumah itu ada gudang kecil aku menaruh sepeda dan peralatan tukang sederhana lainnya. Besok pagi kamu bisa lihat" Andra memakai kaus dan celana panjang tipis untuk baju tidurnya malam ini, tanpa ia sadari Renata memperhatikannya. 

Ini malam pertama mereka. Namun tidak ada yang spesial di antara keduanya jika bisanya pasangan pengantin baru mulai mencoba 'sesuatu' yang baru lain dengan Andra dan Renata. Keduanya langsung terlelap tidur tanpa ada kata-kata apapun. Andra yang sudah sangat kelelahan langsung tidur tanpa menunggu Renata selesai mandi. 

The Unwanted BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang