Aku mengintip dari balik jendela. Kulihat sebuah mobil terparkir didepan rumah Rangga. Rangga sekeluarga terlihat begitu sibuk memasukkan barang-barang mereka kedalam mobil.
Hari ini adalah hari terakhirku melihatnya. Rangga dan keluarganya akan pindah ke Jakarta. Entah kapan Ia akan kembali. Atau mungkin tidak akan kembali sama sekali.
Aku dan Rangga sudah bersahabat sejak kecil. Kemana-mana kami selalu bersama. Aku bagaikan buntut baginya yang selalu mengikuti kemanapun Ia pergi.
Banyak hal kita lalui bersama hingga akhirnya Kami harus dipisahkan oleh jarak.
" Assalamu 'alaikum." Aku mendengar suara yang tak asing di telingaku. Itu pasti Rangga. Aku mencoba untuk tetap Diam seolah-olah Aku tidak ada didalam rumah.
" Assalamu alaikum.." Ucapnya lagi. Aku masih tetap diam.
" Aku tau kamu ada di dalam. Jawab salam itu wajib loh Rul." Segera Aku membuka pintu dan menjawab salam.
" Wa alaikum salam." Ucapku judes.
" Ibu sama Bapakmu mana ?"
" Ibu lagi ke pasar. Bapak lagi nganterin Ibu."
" ohh, kalau gitu Aku titip salam ya sama Ibu dan Bapakmu. Aku juga sekalian mau pamit."
Aku berusaha menyembunyikan kesedihanku. Namun, Air mataku tidak dapat terbendung saat Ia mengucapkan kata pamit.
" Aku takut kalau kamu pergi, Kamu bakalan lupain Aku."
" Aku nggak akan lupain Kamu kok. Kamu itu sahabat terbaik yang pernah Ku punya. " ucapnya seraya mengusap air mataku.
Senyumku kembali terpancar, namun tidak dengan hatiku. Setelah berusaha menenangkanku, Ia berpamitan dan segera menuju kemobil.
Akuhanya mampu menatap mobil yang ditumpangi Rangga seraya berfikir akankah Iakembali atau mungkin saja tidak sama sekali.
#bersambung....
YOU ARE READING
Be my friend or my love
Short StoryAku mengintip dari balik jendela. Kulihat sebuah mobil terparkir didepan rumah Rangga. Rangga sekeluarga terlihat begitu sibuk memasukkan barang-barang mereka kedalam mobil. Hari ini adalah hari terakhirku melihatnya. Rangga dan keluarganya akan pi...