Aku duduk termenung didalam kelas menatap kosong kearah papan tulis sambil teringat ucapan Cika tadi. Apa benar mereka sudah tunangan ? rasanya ada sesuatu yang mengganjal dalam hatiku saat mendengar ucapan Cika tadi.
Apa aku cemburu ? ohh, tidak. Rangga itu sahabatku. Tidak pantas Aku cemburu. Lagipula Aku bukanlah pacarnya.
Aku berusaha menghilangkannya dari fikiranku dan kembali terfokus pada mata kuliahku.
***
Jam istirahat tiba. Aku memilih untuk nongkrong dikantin bersama dengan teman-teman baruku. Sesekali kami bercanda dan tertawa. Tiba-tiba Cika dan kedua temannya datang menghampiri Kami.
" Eh anak kampung. Ada hubungan apa Lo sama Rangga ?" tanyanya nyolot.
" ih, apaan sih. Datang-datang marah-marah." Ujar Intan, salah seorang temanku.
" Diam Lo. Ini urusan Gue sama si anak kampung ini."
" Aku sama Rangga nggak ada hubungan apa-apa. Jadi, Kamu tenang aja. Kehadiranku nggak akan mengganggu hubungan kalian kok." Ujarku berusaha tenang dihadapannya.
" kalau sampai Gue liat Lo lengket-lengket sama Rangga, Habis Lo ya." Ancaman Cika sama sekali tidak membuatku takut. Namun, Aku memilih diam dan tidak melawan karna Aku tau, percuma melawan orang seperti Cika yang sangat singkat pemikirannya.
Sejak saat itu, Aku berusaha menghindari Rangga. Bukan karna Aku takut pada Cika. Tapi, Aku tidak ingin di sebut-sebut sebagai perusak hubungan orang.
Hubunganku dengan Rangga tidak lagi seakrab dulu. ada banyak perubahan yang terjadi antara Kami berdua. Meskipun Ia terus saja berusaha menghubungiku, Namun Aku sendiri berusaha untuk bersikap cuek seakan-akan Aku tidak ingin lagi mendengar penjelasannya.
***
Beberapa bulan berlalu hingga tiba waktu yang kutunggu-tunggu. Yakni liburan. Disaat yang lain pada sibuk liburan keluar kota atau keluar negri, Aku memilih menghabiskan liburanku di kampung halamanku. Aku rindu pada Ibu dan Bapak. Aku juga rindu dengan suasana kampung halamanku yang tenang.
" Nurul.." sapa ibu dari balik pintu kamarku.
" iya bu." Aku segera membukakan pintu.
" Ada Rangga di depan. Mau ketemu Kamu."
" haa ? Rangga ? duh, Aku malas liat Dia bu. Bilang aja Aku nggak ada di rumah."
" yah, ibu udah terlanjur bilang kalau kamu ada di kamar. Kamu temuin Dia aja. Kali aja ada hal penting yang mau Dia sampaikan."
Aku terpaksa keluar menemuinya. Belum sempat Aku berkata apa-apa tiba-tiba Ia menyeret-nyeretku kesebuah tempat. Aku terus mengoceh namun, Ia tak menggubrisku sama sekali. Aku hanya bisa pasrah saat itu.
Tak lama kemudian, tibalah Kami dibawah pohon besar yang rindang.
" Kamu ingat tempat ini nggak ?" ucap Rangga yang mengingatkanku pada masa kecil kami.
" Aku ingat. Ini tempat kita selalu main barengkan ?"
" Waktu SMA, Akukan pernah nulis surat dan menanamnya di bawah pohon ini."
" ohiya, Aku ingat. Trus abis itu kamu pernah janjikan mau baca surat itu bareng-bareng kalau kamu udah balik dari Jakarta."
" Kamu nggak penasaran apa isi suratnya ?" tanya Rangga.
" paling isinya lirik lagu kesukaan kamu. Kamukan dulunya suka gitu. Ngakunya nulis surat taunya, Cuma lirik lagu." Ujarku.
" kali ini isinya beda. Bukan lirik lagu lagi." Ia segera mencari alat untuk menggali. Aku juga berusaha membantunya menggali tanah tersebut dengan sebatang bambu yang cukup runcing.
Kamipun berhasil menemukan surat itu. surat yang paling singkat yang pernah Aku baca. Surat yang berisi sebuah pertanyaan bodoh yang bahkan anak kecilpun juga tau jawabannya.
" sebutkan arti kata I LOVE YOU dalam Bahasa Indonesia."
" tu kan, Aku bilang juga apa ? pasti isinya nggak penting. Aku udah tau kamu tu dari dulu nggak punya bakat nulis. Mana mungkin kamu bisa nulis surat atau apalah. Ini apa coba. Anak TK aja tau arti kata I LOVE YOU." Lagi-lagi Rangga membuatku kesal dengan tingkahnya yang menurutku konyol.
" Aku nggak tau artinya apa. Aku sering dengar orang ucapin kata itu tapi aku sendiri nggak tau artinya apa."
" sana tanya Google. Punya kuota kan ? atau nggak punya ? ni ku pinjamin hpku buat translate." Ujarku seraya menyodorkan hpku padanya.
" nggak ah, Akukan nanyanya sama Kamu. Bukan sama google. Jadi yang jawab itu harus kamu. Bukan google." Ujar Rangga ngeyel.
" sekolah tinggi-tinggi, Bahasa inggris nggak tau. Ganteng-ganteng kok bego. Jadi I LOVE YOU itu artinya AKU CINTA KAMU. Hafal tu baik-baik. Apa perlu ku tulis di jidat mu ?"
" Aku juga cinta sama Kamu..." ucapan Rangga sontak membuat jantungku berdegup kencang. Aku yang tadinya mengoceh tanpa henti tidak lagi mengeluarkan sepatah katapun. Rasanya terkena stroke ringan.
" hahahhahh... becandaanmu nggak lucu sama sekali. Becandamu tu kayak kentang goreng (garing). Udah ah, Aku mau pulang. Stress Aku kalau sama Kamu. " ujarku mengalihkan pembicaraan. Tiba-tiba Ia menarik tanganku, sontak Aku terjatuh di pelukannya. Aku tidak mampu melakukan apa-apa. Pelukannya begitu erat dan hangat.
" Kamu dengar baik-baik detak jantungku. Jantungku tidak pernah berdetak sekencang ini. Tapi ketika bersamamu, jantungku berdetak 10x lebih cepat dari biasanya. Apa kamu tau seberapa banyak keberanian yang harus Aku kumpulkan untuk mengutarakan ini ? "
Sangat jelas terdengar ditelingaku detak jantungnya begitu cepat. tangannya terasa dingin bagaikan es. Apa sebegitu parahnya penyakit seseorang yang mengutarakan cintanya ?
" Kamu nggak bisa kayak gini. Kamu udah punya tunangan. Aku nggak mungkin rebut tunangan orang." Ujarku seraya berusaha melepaskan diri dari pelukannya.
" maksud Kamu Cika ? Nurul, sebelumnya Aku minta maaf sama Kamu. waktu itu Aku minta Cika buat ngaku sebagai tunanganku didepan Kamu. Akum au liat apa Kamu cemburu atau nggak."
" nggak, Aku sama sekali nggak cemburu." Sangkalku.
" yakin nggak cemburu ?" Rangga kembali mengulang pertanyaannya.
" hmm,, " jawabku singkat.
" yaudah. Tau gitu, Aku tunangan beneran aja sama Cika. Lagian, cika kan cantik, modis uhh, sempurna deh jadi pasangan ideal." Ujar Rangga yang berusaha memanas manasiku.
" Gatel banget sih jadi cowok." Sontak Aku mencubit lengannya sekuat tenagaku. Ia menjerit kesakitan dan mengelus-elus lengannya yang kucubit tadi.
" Cie,,, yang lagi cemburu..." ledekan Rangga membuatku salah tingkah sehingga tak mampu lagi Aku menyembunyikan rasa senagku pada saat itu.
Pada akhirnya, persahabatan Kami berakhir dengan Happy anding yang berganti menjadi pasangan kekasih.
THE END
YOU ARE READING
Be my friend or my love
Krótkie OpowiadaniaAku mengintip dari balik jendela. Kulihat sebuah mobil terparkir didepan rumah Rangga. Rangga sekeluarga terlihat begitu sibuk memasukkan barang-barang mereka kedalam mobil. Hari ini adalah hari terakhirku melihatnya. Rangga dan keluarganya akan pi...