Seperti kebanyakan pasangan pada umumnyaㅡya belum bisa disebut pasangan juga sih sebenernyaㅡTaeyong dan Jennie menghabiskan waktu malam Minggu mereka untuk jalan dan juga makan.
Tapi kali ini mereka gak sendirian, ada Yuta dan juga Sana yang udah nempel mulu daritadi kaya dilem pake alteco.
"Yong, cewek gua mau ke kamar mandi. Lu sama Jennie duluan aja, gua yang nungguin," ujar Yuta setelah muter-muter mall dan memutuskan buat makan.
"Lah, mau makan di mana ini?" tanya Taeyong.
"Terserah, lu berdua aja yang cari tempat."
Habis itu Yuta lari ngibrit nemenin Sana yang udah sangat kebelet pipis.
Taeyong sama Jennie tatap-tatapan sebelum meneruskan langkah ke foodcourt yang ada di lantai paling atas.
Taeyong diem, Jennie diem.
Kaya orang bisa dua-duanya.
"Ehm, kak," mulai Jennie pada akhirnya.
"Iya, Jen?"
heran gua sama dua orang ini, udah deket lama masih aja suka bisu kalo berdua.
"Ini mau makan di mana? Foodcourt penuh banget," kata Jennie.
Taeyong menoleh ke sekitarnya. Jennie bener, terlalu banyak orang.
Baik Taeyong maupun Jennie gak begitu suka sama yang terlalu rame.
"Makan ke restorannya aja gimana?" ucap Taeyong.
"Mau di mana tapi kak?"
Taeyong berpikir sejenak. "Suki dimsum aja gimana Jen? Udah lama nih aku gak makan di situ."
Jennie menyetujui.
Setelah nunggu yang rasanya seabad lamanya, Yuta sama Sana dateng.
Bawa sekresek gede belanjaan sambil uring-uringan.
Ini gimana sih yang harusnya uring-uringan kan Jennie-Taeyong yang nunggu lama?!
"Bangsat, kok lu milih tempat di sini sih Yong?" gerutu Yuta sambil duduk.
"Foodcourt rame banget, lagian pewe banget di sini suasananya," jawab Taeyong.
"Tempat sih oke, kantong gua yang gak oke."
"Yah, dasar koret. Malu Yut depan cewek lo," kata Taeyong.
"Ngapain malu? Duit gua abis diutangin dia mulu hari ini," keluh Yuta.
Sana cuma cengengesan.
Jennie geleng-geleng kepala.
Setelah cek-cok saling bacot, akhirnya Taeyong ngelambaiin tangan manggil waitress.
Iya ini daritadi Taeyong sama Jennie duduk di sini cuma pesen minum doang, gak pesen makanan apa-apa.
Taeyong pesen menu yang dia suka, Sana masih bingung mau milih apa, sedangkan Jennie dan Yuta sudah jelas gak usah mikir lama-lama.
Pesen menu yang paling murah.
Anak kosan meeen, gak punya duit.
"Mau menu yang sama kaya Yuta, Jen?" tanya Taeyong, mengulangi pesenan Jennie.
Jennie mengangguk. "Iya kak, kayanya enak aku mau nyoba."
Padahal cuma alibi semata.
Karena Yuta adalah orang terㅡgak tau jujur apa resek. Maka meluncurlah, "Jennie lagi bokek noh Yong, makanya nyari menu paling murah kaya gua."
Jennie buru-buru menggelengkan kepalanya.
"Gak kok kak," elak Jennie.
Tapi Yuta gak diem aja.
"Gimana sih Yong, masa jalan sama cewek kaga lu bayarin. Ah, cowok macem apa lu."
"Ngaca kampret," respon Sana.
"Kan tadi kamu beli baju udah aku utangin?"
"Pesen aja Jen, maunya apa? Gak usah mikir duit biar aku yang bayarin," ujar Taeyong kepancing omongan Yuta.
Jennie mau jawab, tapi pasangan di depannya keburu ngomong duluan.
"Nah, Yut, kamu kapan mau bayarin aku makan?" tagih Sana.
"Masyaallah sayang, duitku abis," Yuta masukin tangan ke dalem sakunya, "tapi cintaku ke kamu gak pernah abis ahay."
"Bisa aja dasar Nakamoto!"
Yuta sama Sana sih enak sayang-sayangan, Jennie sama Taeyong cuma bisa tatep-tatepan aja ngeliatinnya.
taeyong: jen kita kapan mau sayang-sayangan?
09:32 PM
KAMU SEDANG MEMBACA
umbrella | taeyong ✔
Fanfiction❝jadi kak taeyong sebenernya mayungin aku apa hati aku sih kak?❞ © 2017, yongoblin