banshee ;k.daniel

b-eno

Seperti hari-hari libur biasanya. Aktifitas cewek ini tidak bisa diganggu gugat.

Bukan karena dia orang yang sok sibuk. Melainkan, dia lebih memilih melakukan aktifitas yang lebih berfaedah daripada berdiam diri dirumah. Pergi keluar pun bukan untuk menghambur-hamburkan uang.

Cewek ini hanya seorang cewek biasa yang suka berlari pagi pada hari libur. Bukan hanya di hari weekend saja. Ia menghabiskan waktu pagi di libur akhir tahunnya dengan berjogging.

Seperti pada pagi hari ini. Cewek berambut panjang seperut ini sudah siap dengan kaos dibalut jaket diluarnya, dan juga training 7/8 nya. Meskipun sedang flu, itu tidak akan membuatnya diam di rumah. Tidak lupa juga, ia juga mengikat rambut cokelat nya itu.

Cewek ini mengambil headset dan handphone nya. Dia langsung turun ke lantai bawah, karena kamarnya di lantai atas. Logis kan.

Sambil nurunin tangga, dia teriak. "Mah, Retta mau jogging lagi ya!"

"Hush, jangan berisik. Nanti kalo Lyra bangun kamu yang ngasuh, ya," ancam wanita yang ternyata adalah Mamanya Retta.

Retta menyengir. "E-eh iya Ma, maaf hehe."

"Mau nitip apa, Ma?" sambungnya.
"Nggak usah, nitip yang kayak biasa aja."
"Ya sama aja itu nitip, Ma."
"Oh iya juga ya," kata Mamanya.

Retta mendengus kesal. "Yaudah, kalo gitu Retta jalan dulu ya, Ma!"

Mama Retta menjawab. "Iya, hati-hati di jalan."

Sebelum keluar dari rumah, cewek itu mengambil satu botol air minum. Persiapan untuk beristirahat nanti.

Retta mulai memasuki heningnya jalanan di depannya. Kemudian dia memasang headset di telinganya. Segeralah cewek itu berlari teratur.

Sudah lima belas menit Retta berlari mengitari kompleknya. Keringat sudah menetes dari keningnya. Tetapi dia belum mau berhenti untuk beristirahat.

Dia tiba disalah satu taman. Taman itu sering dia datangi sewaktu ingin istirahat saat sedang berjogging. Inilah alasannya ia tidak mau beristirahat tadi. Karena, memang sudah kebiasaannya untuk istirahat disini.

Retta langsung memasuki area taman, dilangsungkan dengan dia duduk di salah satu bangku yang disediakan di tempat ini. Cewek itu langsung membuka tutup botol air minum yang dibawanya sejak di rumah.

"Ahh, seger banget," gumamnya sambil menutup botol.

Sambil membuka headset yang dia pakai, Retta melirik ke kanan kiri, memastikan bahwa ia sedang sendiri. Asal kalian tau, Retta agak benci dengan keramaian.

Saat salah satu matanya menangkap sesuatu, Retta tersedak air minum yang masih di mulutnya. Ia memicingkan matanya. Lalu ia tertawa kecil.

"Pft, masih pagi udah mangkal aja." Retta terkekeh. Ia menengok lagi, memerhatikan sesuatu yang tak biasa untuknya.

"Wanjay banci!" Retta terkejut. Ia sama sekali tak menyangka.

Tadinya ia akan pergi, tapi nasi sudah menjadi bubur. Ia terlalu kepo dengan sesuatu yang jarang dilihatnya.

Cewek itu membelalakkan matanya. "ITU BEHA NGAPAIN DIBUKA-BUKA, GELI!" gumamnya.

Tuhan tidak memihaknya kali ini. Ternyata, gumamannya terlalu keras. Sampai, salah satu dari dua banci tersebut melihat ke arah Retta.

Detik itu juga, Retta ingin ngakak dan berlari menjauh. Tetapi, ia sudah tertangkap basah sedang memerhatikan mereka. Dan sekarang, salah satu dari mereka mendekatinya.

Ya Tuhan, selamatkanlah hamba dari ciptaanmu sekarang juga. Ke gep gue yalord. Malu!
-Retta

"Mbak, kalo lagi ngegumam jangan keras-keras, nanti temen saya ngedenger berabe loh," kata si banci ini. Mukanya sih ya..

Bayangin aja deh banci gimana. Kalo ga lipstik merah rambut panjang. Ya mirip kunti.

Dan seperti slow motion, si banci yang satunya lagi mendekati Retta. Melempar batu kearahnya.

Kayaknya, dia menyadari kalo dia digibahin sama Retta.

Tetapi, sebelum itu, banci yang lainnya sudah mencegahnya terlebih dahulu.



Ｗｉｔｈ  ｌｏｖｅ,

gyudetama

bellsparkeu

ppyhwaa

a/n; wad00, ini gimana nih. itu bancinya siapa ya kira-kira :p
yang mau nyempetin baca makasih. ini slow update. trs sekalinya up jg ga nyampe 1000words. aku terharu, apalagi kalo ada yg komen! T.T

rasanya tuh lelah aku ilang pas baca komen. duh puitis aku. yaudah deh.

Lanjut apa jangan nih? '-'