Dewa Yunani

98 7 0
                                    

"Kak, bantuin ngerjain soal yang ini dong!"

"Aku duluan kak, soal punyaku lebih susah."

"Bantuin aku aja kak, ini gak susah jadi otak kakak yang ganteng gak akan pusing."

"Kalo nggak susah kenapa minta dibantuin. Kerjain aja sendiri!"

"Yee, suka-suka gue lah. Orang gue maunya minta tolong Kak Zeus."

"Udah-udah kalian stop bertengkar. Masuk kelas aja, Zeus lagi nggak pengen diganggu lebah. Hush hush sana!" Laki-laki yang duduk di sebelah Zeus akhirnya kehilangan kesabaran ketika melihat sahabatnya mengerutkan kening seperti merasa pusing karena gangguan siswi- siswi junior yang berusaha modus padanya.

"Tapi kak, kita kan belum na-"

"Tanya sama guru bisa kan? Mau modus cari waktu yang pas dong, jangan jam istirahat juga," ketus Ares masih melayangkan pandangan tidak suka kepada para pengganggu itu.

Gue juga pusing kali, bukan Zeus aja yang ada disini. Batinnya.

"Maklumin ya, Ares sama Zeus lagi pusing habis ulangan fisika tadi. Mending kalian jangan ganggu dulu." Kali ini suara itu berasal dari laki-laki yang duduk di depan Zeus. Dia memang berniat mengusir mereka tapi dengan cara yang halus. Dan jangan lupakan senyum manisnya yang membuat para gadis tadi menjadi patuh dan pergi sambil senyum-senyum genit.

"Lain kali jangan gitu Res. Ketua kelas bisa nggak menang di acara pemilihan nanti," kata Eros dengan nada serius.

Ia memang merasa sangat terganggu tadi tapi masih bisa sabar. Memang diantara mereka bertiga, Eros lah yang dewasa sikapnya. Biarpun dia dan Ares kembar tapi sifat mereka sangat berbeda.

"Ya, salahin mereka yang suaranya kayak toa semua. Bacot nggak jelas, bikin gue nggak nafsu makan." Ares hanya mengaduk mie ayamnya tanpa minat. Memang benar nafsu makannya menurun setelah para lebah itu mengerubungi mereka.

"Pakai cara halus ngusirnya. Pencitraan itu diperlukan, bro. Ya nggak, Ze?"

Merasa terpanggil, akhirnya laki-laki bernama Zeus itu mendongkak sebentar lalu kembali menyantap bakso hangat sedikit pedas yang ada di depannya. Dia sangat lapar saat ini, tidak ada waktu untuk membahas hal yang tidak penting.

"Gue yakin sih Zeus bisa menang. Di sekolah ini 60% muridnya cewek, dan mereka pasti milih calon yang ganteng. 40% sisanya biarpun cowok, kita kan punya temen hampir setengah murid cowok di sini," jelas Ares yakin sedangkan Eros tetap kurang setuju.

"Jangan terlalu pede, lo lupa lawan Zeus kali ini nggak akan main-main? Dia pasti punya dendam kesumat gara-gara kalah tahun kemarin."

"Bener juga tuh, rencana lo apa kali ini?" Ares menyenggol lengan Zeus setelah melihatnya sudah selesai makan.

Laki-laki itu terlihat berpikir keras.Tubuh tinggi tegapnya yang menyender pada kursi bergerak maju mundur secara perlahan. Mata hitam tajamnya menatap langit-langit kantin. Telunjuk kanannya mengelus hidungnya yang mancung beberapa kali. Terakhir, dia menjilat sedikit bibir penuhnya lalu kemudian menjentikkan jari kanannya tanda ia sudah mendapat ide.

"Gak ada."

Selanjutnya yang terjadi adalah Ares yang sudah menjepit kepalanya di ketiak dan Eros yang menarik rambut hitamnya cukup keras. Sedangkan si korban malah tertawa senang karena berhasil menipu mereka.

"Gue serius, Ze. Lo nggak bisa ngeremehin tuh cewek kali ini. Dia bisa aja punya rencana lain biar menang." Ares sudah melepaskan kepala Zeus dan beralih menyeruput es teh manisnya.

"Ares bener. Nggak seharusnya kita remehin musuh. Apalagi yang punya passion kaya dia."

"Jadi kalian ngira dia bisa ngalahin gue? Ngalahin seorang Zeus Arkatama?"

"Bukan gitu, Ze. Tapi apa salahnya antisipasi duluan, kan. Lagian dia dapat banyak dukungan dari temen-temennya. Gue belum tau rencana mereka sih, tapi firasat gue buruk kali ini. Lo hati-hati aja." Eros menatap sahabatnya serius.

Dia memang tidak menyangkal jika Zeus, Ares dan dirinya adalah termasuk murid yang paling tampan di SMA Mahatma Gandhi, sekolahnya. Tapi terlalu percaya diri juga tidak baik, kan?

"Kayak orang indigo aja lo, nyuruh Zeus hati-hati. Eh, tapi kok gue jadi merinding ya. Lo nggak indigo beneran kan, Ros? Di belakang gue ada apaan sekarang?" tanya Ares dengan wajah paniknya.

"Ada kunti bawa anak lagi liatin lo."

"Jangan ngaco sih, ini gue merinding beneran!"

"Sekarang suaminya dateng. Si pocong berdiri sambil gantian gendong anaknya."

"EROS, STOP! GUE TAKUT BEGO!" teriak Ares hingga membuat beberapa siswa yang masih di kantin menatapnya bingung dan penasaran.

Eros dan Zeus tertawa terbahak-bahak melihat Ares yang wajahnya sudah merah dan dipenuhi keringat dingin. Sangat seru mengerjai penakut seperti Ares. Bagaimana mungkin dia percaya ucapannya sendiri yang mengatakan Eros adalah seorang indigo.

Punya kembaran kok bego amat ya. Batin Eros.

"Sialan malah ngerjain gue. Entar kalo kalian lihat pocong beneran baru tau rasanya takut gimana," kata Ares kesal.

"Oke, nanti malem gue bawain pocong-pocongan ke rumah lo, Res. Biar sekalian reunian sama mantan beda alam." Zeus kembali tertawa setelah mengatakan itu.

Dia dan Eros pergi meninggalkan Ares sambil membuat gerakan melipat tangan di dada dan melompat-lompat ringan. Hal itu membuat Ares yang geram berniat mengejar sahabat dan kembarannya, berniat membalas.

Saat mereka sudah keluar dari kantin barulah siswi-siswi yang sedaritadi menahan nafas tersenyum merona. Para cowok ganteng bak dewa yunani persis nama mereka, baru saja tertawa bahagia. Sungguh pemandangan yang sulit untuk ditolak.

***

Mau tau castnya siapa aja?

Sesuai urutan, Ares, Zeus, dan Eros

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesuai urutan, Ares, Zeus, dan Eros.

Next chapter? Dont forget to vomment😊

Mitologi ZeraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang