Hari yang cerah dan sejuk di Kota Bandung, tidak ada yang membuatnya ramai selain hiruk-pikuk lalu lintas di jalan raya dan di stasiun kereta. Stasiun KA Bandung selalu dipenuhi penumpang, baik hari biasa dan akhir pekan. Ya, warga di kota ini terbiasa menggunakan kendaraan-kendaraan umum untuk bepergian, terutama kereta. Harganya yang murah dan fasilitasnya yang nyaman mengundang para warga untuk menaikinya.
Ramainya calon penumpang yang hendak mengantri tiket dan menunggu kereta juga menambah kesibukan para petugas dan yang lainnya. Kereta datang selalu tepat dengan yang ada pada jadwal. Tetapi, pada saat itu...
"Loh, kok itu keretanya berhenti?"
"Lah, gimana itu? berhenti di tengah-tengah gitu keretanya"
"Haduh, masih jauh lagi keretanya, malah mogok"
Ujar para calon penumpang yang melihat di Track Map kalau KA Patas tujuan Padalarang berikutnya berhenti di tengah petak antara stasiun Cimekar dan Gedebage. Padahal lalu lintas aman tanpa hambatan. Track Map memang disediakan untuk umum oleh pihak stasiun untuk memberitahukan posisi kereta di seluruh kota itu secara Real Time.
Sementara itu di KA Patas yang berhenti tersebut, para petugas keamanan sedang kebingungan karena ketika mereka membuka pintu kabin masinis, mereka mendapati masinis dan asistennya tergeletak dan tak sadarkan di lantai kabin. Mereka pun kembali ke kereta tengah untuk mengumumkan ke seluruh rangkaian. "Mohon maaf, perjalanan Anda harus tertahan dikarenakan masinisnya sedang tak sadarkan diri. Kami akan segera menghubungi kereta bantuan."
Belum sempat menghubungi dipo kereta Bandung untuk meminta kereta bantuan, tiba-tiba KA membunyikan sulingnya lalu berjalan perlahan dan terus bertambah cepat. Para petugas pun kaget akan hal itu. Mereka bergegas kembali ke kereta depan untuk memeriksa keadaan. Mereka bertanya kepada seorang penumpang, kenapa keretanya bisa berjalan sendiri, padahal mereka sendiri belum meminta bantuan ke stasiun Bandung.
"A-anu mas... ba-barusan ada anak yang masuk ke kabin. Terus, dia tutup pintunya dan gak lama abis itu, ke-keretanya jalan." ujar salah satu penumpang yang melihat hal yang cukup mengherankan itu. Seolah tak percaya dengan hal itu, kondektur langsung mengintip pintu kabin masinis dengan perlahan. Dan ternyata memang benar yang dikatakan penumpang tadi, yang mengemudikan KA itu sekarang adalah seorang anak remaja yang kelihatannya masih berumur sekitar 14 tahun.
Sang kondektur tadinya ingin menegur anak itu, tetapi karena anak itu kelihatan sudah paham betul apa-apa saja yang ada di meja layan masinis itu dan mengemudikan kereta dengan tenang dan tidak ugal-ugalan, sang kondektur membiarkannya. Dan dia hanya berdo'a dalam hati semoga bisa selamat sampai Stasiun Bandung.
"Kalau dikasih tau ke yang lain pasti Cuma nambah masalah. Tapi, kayaknya dia udah ngerti banget jalanin kereta ini. Ya sudahlah, biarin aja. Semoga bisa sampe Bandung tanpa hambatan," pikirnya dalam hati. Biasanya, KA Patas akan berhenti di Stasiun Kiaracondong. Tetapi, jadwal saat itu kereta Patas melintas langsung. Dan nampaknya anak itu juga sudah mengerti jadwal kereta itu. Saat melintas, PPKA Stasiun Kiaracondong dibuat bingung karena ketika kereta itu melintas di depannya, yang mengemudikan bukan masinis yang seharusnya bertugas, melainkan seorang anak yang sudah seperti masinis. Antara terkejut dan kagum, itulah yang sang PPKA rasakan. Dia pun menghubungi stasiun Bandung.
Sebelum memasuki Stasiun Bandung, KA sempat tertahan sinyal masuk untuk menunggu antrian. Si anak berpikir,"Hmm... sinyal merah. Padahal tinggal selangkah lagi. Ehh, tangan siapa ini? h-hah?" tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundaknya dengan halus. Ternyata, masinis aslinya sudah terbangun. "Udah, dek. Sini saya lagi yang lanjutin." Anak itu pun kembali menyerahkan kendali kereta itu kepada sang masinis yang sudah sadar, walaupun dia agak takut dengan apa yang akan terjadi sesampainya di emplasemen Stasiun Bandung nanti.
KA pun mendarat dengan selamat di Stasiun Bandung. Anak itu pun didorong dari kabin oleh sang masinis. Perasaan gemetar anak itu semakin menggebu ketika dirinya dikelilingi oleh para penumpang dan juga kru-kru stasiun yang lain. Tatapan mereka seolah tak percaya kalau yang membawa KA mereka tadi itu adalah seorang anak remaja yang bahkan umurnya masih jauh dari cukup untuk menjadi masinis.
"M-Maaf, kalau saya membuat masalah. Apalagi ini masalah ini menyangkut keselamatan seluruh penumpang KA Patas ini. Saya benar-benar minta maaf," kata anak itu dengan perasaan gugup dan malu. "Hei, kenapa malah minta maaf? justru harusnya kita yang berterimakasih sama kamu, dik." balas sang masinis kepada anak itu. "Betul, lagipula kalau gak ada yang jalanin tadi, KA ini harus menunggu sekitar 15 menit untuk memanggil kereta bantuan. Dan posisi KA yang berada di jalur utama tentu saja akan menghambat perjalanan KA lain. Terima kasih ya, dik." balasan PPKA Stasiun Bandung sambil menyalami anak itu dengan senyum penuh kebanggaan. Semua yang menyaksikan itu pun bertepuk tangan dan bersorak riang.
"Ngomong-ngomong, kamu kok bisa ngerti cara jalanin kereta ini?" tanya Masinis kepada anak itu. "Oh, kebetulan saya sering main game simulator kereta di komputer saya. Dan saya pernah mainin tipe KRDE ini. Ternyata setting-an di meja layan kereta ini sama kayak yang ada di game itu. Jadi, saya bisa ngerti gimana harus jalaninnya," jawab anak itu dengan perasaan yang sudah biasa lagi. "Simulasi kereta? Emang cita-cita kamu sebenernya mau jadi apa?" tanya masinis itu lagi. Ditanyakan hal itu, anak itu menjawab dengan penuh percaya diri, "Saya ingin jadi Masinis, pak." Sang masinis langsung memakaikan topi masinisnya ke anak itu dan mengangkat anak itu diiringi tepuk tangan oleh semua orang yang ada di sana. Semoga tercapai ya, dik...
YOU ARE READING
Rail Life! : Everyday's Story on the Railway
AdventureMenceritakan tentang keseharian seseorang pecinta KA yang sejak kecil ingin sekali menjadi masinis kereta api. Banyak sekali rintangan dan hal-hal menarik yang harus ia lalui untuk mencapai impiannya tersebut.