Namanya Arul. Anak yang ketika berumur 13 tahun tersebut pernah melakukan aksi heroik dimana ia menggantikan masinis KA Patas yang pingsan untuk menjalankan KA. Sejak peristiwa itu, ia jadi lebih dikenal oleh para pegawai stasiun Bandung. Tetapi juga ke seluruh stasiun di Kota Bandung.
Sekarang, dia baru lulus dari SMA. Dia pun diterima di pelatihan calon masinis baru di Daerah Operasional II Bandung. Hebatnya, dia bisa langsung masuk ke pelatihan tanpa harus mengikuti tes penerimaan. Bagaimana bisa?
Saat mengobrol dengan para kru setelah peristiwa itu...
"Hei, ngomong-ngomong, tadi kamu bilang kamu mau jadi masinis 'kan?" tanya Kepala Stasiun Bandung. "Ehh? Ehmm... iya, pak." jawab Arul dengan sedikit malu. "Gak usah malu-malu. Kamu harus seneng kalo saya kasih beasiswa pelatihan masinis buat kamu nanti saat lulus dari SMA." Arul yang mendengar kabar itu sontak kaget. Seyakin itukah pak KS mau memberikan beasiswa untuknya? "Aduh, pak. Masih banyak yang lebih butuh beasiswa ini daripada saya, ilmu saya masih sedikit buat menerima beasiswa ini." jawabnya. Pak KS pun kembali meyakinkan Arul agar mau menerimanya, " Justru karena itu, saya ingin ikut mengembangkan pengetahuan kamu tentang KA. Lagian kamu ilmu masih dikit apanya? udah bisa jalanin KRD Elektrik gitu." Dengan wajah yang sangat percaya diri.
Setelah dibujuk, akhirnya Arul mau menerimanya. Lalu, ia diberi surat yang akan digunakan ketika mendaftar ke sekolah pelatihan masinis setelah lulus SMA nanti. Memang hanya seperti surat biasa. Tetapi di dalamnya berisi keterangan bahwa pemilik surat itu sudah sangat mengerti tentang mengendarai KA. Padahal Arul sendiri merasa kalau dirinya masih belum bisa mengendarai KA dengan baik. Tapi ya, yang namanya rezeki memang tidak untuk ditolak.
Di sekolah pelatihan ini, Arul menjadi orang yang sangat dikenal oleh seluruh pegawai sekolah. Tidak hanya itu, ia juga menjadi idola bagi sebagian besar siswa pelatihan lain. Padahal siswa di sekolah ini tidak hanya berasal dari kota Bandung. Tetapi juga dari kota-kota lain di Jawa Barat. Jadi, bisa dikatakan bahwa berita tentang aksi heroiknya itu sudah tersebar luas hingga ke luar daerah.
"Wah, hebat kamu ya!"
"Wih, baru daftar jadi masinis tapi udah pernah bawa kereta!"
"Wih, baru lulus SMA udah daftar jadi masinis!"
Eh, tunggu... bukannya emang gitu ya?
Kurang lebih begitulah komentar siswa lain yang begitu kagum padanya. Tapi, Arul tidak mau sombong dan selalu merendahkan dirinya seakan dia hanya siswa biasa seperti yang lain. "Ah, enggak juga kok. Saya juga siswa kayak kalian. Masih kurang banget ilmunya." Jika ada orang yang dipuji-puji, disitu juga pasti ada orang yang iri terhadapnya. "Ih, itu orang enak bener. Ikut pelatihan gak pake tes. Sementara kita harus susah payah ikut bermacam-macam tes yang sulit!" Kata mereka yang iri. Bagaimana pun, Arul merasa lebih sedikit ilmunya dibandingkan dengan mereka yang berhasil masuk ke pelatihan melalui tes reguler yang lumayan ketat.
Karena upacara pembukaan pelatihan masih 1 jam lagi, ia memanfaatkannya untuk bermain game simulasi KA yang ia kembangkan itu. Dia memainkan KA di rute pegunungan di wilayah timur Priangan. Mungkin saja memahami rute yang dimainkan ini akan berguna saat latihan yang sebenarnya nanti, karena trek di rute game itu hampir Real Scale atau jaraknya sesuai asli dan dilengkapi juga dengan trek menanjak dan menurun.
Belum lima menit bermain, Arul dihampiri oleh seseorang yang juga ingin menyaksikannya bermain. "Hmm... pantesan aja kamu bisa ngendaliin kereta asli pas masih remaja. Mainannya beginian toh...hahaha" kata orang itu sambil tertawa kecil. "Eehh, kamu tau juga game ini?" tanya Arul pada orang itu. "Wah, aku juga pemain setia game ini sampe sekarang." jawabnya.
"Ngomong-ngomong, boleh kenalan gak? Sesama pemain game ini hehehe..." Tanya Arul.
"Oh iya, sampe lupa. Kenalin, aku Raihan dari Cirebon."
"Arul, orang Bandung yang numpang lahir di Bekasi."
"Kota lahir kok numpang? hahaha..."
Begitulah untuk pertama kalinya, canda tawa pasangan sahabat yang baru saling kenal itu. Mereka pun mengobrol panjang lebar seputaran game itu sambil menunggu jam upacara.
Bersambung...
Catatan :
Mohon maaf jika cerita ini hanya terbit setiap satu bulan sekali. Dikarenakan kesibukan penulis sebagai petarung UN dan SBMPTN tahun 2018 ini. Untuk part 3 belum bisa dipastikan kapan akan terbit. Tetapi saat liburan setelah UN nanti, ditargetkan akan bisa terbit setiap 2 pekan sekali.
YOU ARE READING
Rail Life! : Everyday's Story on the Railway
AdventureMenceritakan tentang keseharian seseorang pecinta KA yang sejak kecil ingin sekali menjadi masinis kereta api. Banyak sekali rintangan dan hal-hal menarik yang harus ia lalui untuk mencapai impiannya tersebut.