" Yoongi tak baiklah .. " Jimin hampir mengeluarkan air matanya." Benda benda macam ni pun kau perlu ke nangis ? Perlu ke ? " Yoongi menolak sedikit bahu kanak kanak itu.
Jimin memegang bahunya. Tak faham bila di usia yang sangat muda Yoongi boleh jadi sekejam ini.
" Siap " Katanya sepatah. Yoongi tersenyum senget.
Beg pembuli yang selalu membuli mereka telah koyak rabak. Gunting tersebut digenggam Yoongi dengan senyuman kemenangan.
" Kalau kita masuk penjara macam mana ? " Jimin bertanya gentar. Matanya sudah basah dek air mata dengan bibir yang memuncung sedikit pun tak membuatkan Yoongi berganjak.
" Kita 6 tahun apa masalah nak masuk penjara paling paling pun kena rotan tak pun potong tangan ha buat kerja jahat punya pasal " Yoongi mengusik lalu tertawa kuat memegang perutnya.
" p-potong t-t-t-taNGAN ? " Jimin kembali menangis tersedu sedu.
" aduh budak ni nangis je kerja kau lahir time banjir ke cane "
" kau tu lahir dalam neraka ke perangai jijik ! " balas Jimin mengelap air matanya.
" eh eh membalas pulak hahaha dah jom " Yoongi memeluk bahu Jimin membawanya keluar dari kelas tersebut memandangkan waktu itu waktu rehat , hanya mereka berdua di kelas.
KRINGG !
Bunyi loceng tadika tersebut lantang memenuhi satu kawasan sekolah. Masing masing berlari masuk ke kelas.
Namun tidak bagi sekumpulan murid di belakang blok sekolah.
Jimin meraung kuat.
" HAHA ! Lembik ! " Ejek si gempal itu pada Jimin.
" Kau blah lah ! " Yoongi yang bengis lantas menolak si gempal itu sehingga punggungnya mencium tanah.
" Woi keding ! Kau ingat kau kuat sangat ke ?! " Si gempal itu naik angin.
" BERANI SANGAT TRY AH LU TETAK KEPALA GUA SAMPAI PUAS LAI AHHH LAI LAI "
" Gangster bhai si keding ni wuuu" Dua orang rakan si gempal itu memerli.
" Kenapa tak masuk kelas ?! " Suara nyaring guru kelas mereka menjerit.
Pantas geng si gempal melarikan diri meninggalkan Yoongi yang masih memujuk Jimin yang sedang menangis.
" Kenapa ni ? " Guru itu mendekati.
" Ahh takda apa la. Dia jatuh sikit je ni .. " Yoongi menipu. Jimin pandang rakannya dengan pandangan pelik.
" Baiklah. Cepat masuk kelas " Guru itu memegang kedua tangan kanak kanak tersebut memimpin mereka ke kelas.
Dalam kelas.
" Kenapa kau tak cakap je dorang buli kita ? " Jimin merapati Yoongi lalu berbisik.
" Kita kan dah koyakkan beg si gempal tu kalau cikgu tau kita kena buli dengan dorang , mesti cikgu syak kita nak balas dendam dengan mengoyakkan beg tu. Habislah duh " Yoongi berbisik kembali.
" Tapi .. Si gempal tu tak perasan ke beg dia koyak ? "
Mereka berdua memandang si gempal tersebut yang berada selang dua meja dihadapan mereka.
" Beg dia dalam laci meja. Dia tak perasan lagi " beritahu Yoongi.
Jimin mengangguk perlahan dan kembali melukis di atas kertas lukisan dengan crayon hijaunya. Bibirnya seperti biasa asyik memuncung.
" Aku takda idea la nak lukis apa " rungut Yoongi. " Kau lukis apa tu Jimin ? " Dia memanjangkan leher ingin mengintai lukisan rakan karibnya itu.
Cepat cepat Jimin menutup kertas lukisan dengan kedua lengannya. " Tak boleh tengok ! " Lidahnya dijelirkan pada Yoongi.
" Tengok pun salah ke ? "
" Salah di sisi undang undang ! "
" Sejuk perut mak kau dapat anak macam ni "
Yoongi menjeling Jimin sekilas lalu sepantas kilat Yoongi merampas kertas tersebut.
" Kau lukis Ultraman eaa Jimin ? "
" nampak macam nugget ke otomen aku ? "
" mana ada ultraman warna hijau ? " Yoongi gelak kecil.
" tak tengok tv ke haa otomen warna hijau la ! " Jimin pula menjeling. Lukisannya dirampas semula.
" apa duh kau ni warna merah lah ! "
" Hijau ! "
" dah tadika pun bodoh ke masuk sekolah pondok la kau " tidak puas hati Yoongi terus mengangkat tangan kanannya mendapat perhatian guru yang sedang melihat lukisan pelajar perempuan.
" Ya Yoongi ? " Guru itu tersenyum.
" Cikgu ultraman warna apa ? "
" tak silap cikgu warna kelabu ! Kan ? "
" cikgu pun bodoh "
***
Jimin tiba tiba tergelak akan kenangan tersebut.
" Kenapa cikgu Jimin gelak ? " Tegur pelajar lelaki itu.
" Tak ada apa sayang .. " Jimin menghabiskan sisa tawanya sebelum membantu pelajar itu melukis pokok dengan crayon hijau.
" Eiiii cikgu gay ! "
Muka Jimin berubah pucat. " Sapa ajar kamu ni ?! Mana ada cikgu gay ! "
" Cikgu cakap saya sayang tadi ! "
" Eh budak ni kang aku cakap aku tak sayang kau kang kau merajuk telan kapur "
Ketukan di pintu kelas mereka menarik perhatian mereka. Yoongi berbisik memanggil Jimin.
" Yow asal ? " Soal Jimin di pintu kelas.
" Tolong aku jap. " Yoongi terus menarik tangan Jimin ke kelasnya.
" Anak murid aku dia cakap something yang aku tak faham " Bisik Yoongi rasa bersalah.
Jimin angguk. Dia menunduk sama paras dengan budak perempuan itu. Budak itu seperti membawa aura muram.
" Awak Im Neun kan ? "
Budak perempuan 5 tahun itu mengangguk kemudian menunduk.
" Ada apa apa yang awak nak cakap ? " Jimin memberi senyuman meyakinkan murid itu untuk buka mulut.
" bulan datang kat saya .. " bisik pelajar itu.
" Oh peribahasa tu eaa ? Yang bagaikan bulan jatuh ke riba " sampuk kawan budak perempuan tersebut.
" haah tapi kalini bulan tu warna merah .. "
Jimin pada mulanya keliru namun sesuatu menjentik akal fikirannya.
" Takkanlah awak baru 5 tahun .... " Jimin memandang pelajar itu pelik.
" Habistu ni apa ? " pelajar itu pusing menunjukkan skirtnya yang dikotori sos tomato.
Jimin sekali lagi tertawa. " Bukan Neun .. Itu sos awak terduduk atas sos. "
" Kenapa Jimin ? " Yoongi memegang baju rakan sekerjanya.
" Dia fikir dia period. " Jimin masih tertawa.
" Yeke dia period ke ?! jap eaaa Neun cikgu cari tuala wanita ! " Kelam kabut Yoongi berlari keluar kelas.
Jimin menggeleng geleng kepalanya. Pandangannya jatuh pada seorang guru perempuan yang berada di pintu kelas juga tertawa.
" cantik dia hari ni .. " bisik Jimin pada dirinya.
YOU ARE READING
Rainbow Vs Hell • Yoonmin
Humor+ Cikgu tadika sekarang dah maju. Sorang kepelangian sorang kenerakaan.