1

84 4 2
                                    

"Mencoba menyukai seseorang yang baru kita kenal memang susah. Tapi, aku akan mencobanya. Seiring dengan berjalannya waktu aku rasa perasaan ku akan berubah. Kalau kamu mau, Tunggu"

***

Setelah kejadian Gio menembak Vio dengan cara yang tidak wajar. Akhirnya, mereka pun berpacaran, meskipun gaya pacaran mereka sedikit kaku. Dan semenjak itu juga Vio memanggil Gio kakak. Katanya kurang sopan kalau nggak pake 'kakak'.

"Vio.. Ada teman kamu."

"Siapa ma?

"Ga tau. Cowok ganteng."

"Iya ma, nanti Vio kebawah."

Vio pun keluar dari kamarnya, dan bergegas ke ruang tamu untuk menemui cowok tersebut.

"Kamu." Vio terkejut melihat sosok lelaki dihadapannya.

"Hai Violetta." Sapa lelaki itu dengan ramah.

"Kok Kak Gio bisa disini? Tau darimana rumahku?"

"Apa yang tidak aku tahu dari dirimu Violetta."

"Sebenarnya apasih mau Kak Gio?"

"Apa kurang jelas? Apa aku harus mengulanginya lagi?"

"Tidak! Aku sudah 5 kali mendengar itu. Dan aku bosan mendengarnya."

"Baiklah."

"Mau apa Kak Gio kesini?"

"Aku rindu."

Deg. Rindu. Lagi - lagi Gio membuat jantung Vio berdegup kencang.

"Kok pipi kamu merah?"

Ahh, ternyata Vio blushing mendengar ucapan Gio tadi.

"Enggak. Mana merah? Enggak tuh." Ucap Vio dengan ketus.

Gio terkekeh melihat sikap Vio
"Aku mau bertanya."

"Mau nanya apa? Pertanyaan yang sama lagi? Kak Gio kan sudah tau jawabannya. Jadi jangan menanyakan nya lagi, lagi dan lagi. Karna aku juga sudah bosan menjawabnya."

"Bukan. Aku ngga akan nanya itu lagi. Aku mau nanya. Apakah kamu sudah menyukai ku?"

Suka? Ya jadi selama mereka berpacaran Vio belum menyukai Gio. Tapi perasaan bisa saja berubah kan?

"Hmm.. Gimana ya?"

"Kalau belum bisa jawab. Aku akan menunggu sampai kamu siap menjawabnya." Ucap Gio sambil tersenyum manis

Degg..
"Senyum nya membuat jantung ku berdegup kencang. Apa aku mulai menyukainya? Kenapa jantung ku selalu berdegup kencang?"

"Kita baru kenal. Tidak semudah itu menyukai orang yang baru dikenal."

"Hm. Aku tau."

"Tapi.."

"Tapi apa?"

"Seiring dengan berjalannya waktu, aku yakin perasaan ku akan berubah. Kalau mau, Tunggu. Apa Kak Gio mau menunggu perasaan ku?"

Gio terkekeh mendengar ucapan Vio. Dia mengacak rambut Vio gemas.

"Tentu saja. Aku akan menunggu mu. Sampai kamu suka padaku."

"Apa yang sudah aku lakukan? Kenapa aku mengatakan itu kepadanya? Ah, nanti dia geer lagi. Apa aku menyukainya? Kata - katanya dan sikapnya, jujur saja, Aku Baper. Tapi.. Apa aku mulai menyukainya?"

"Ah iya. Ini buat kamu"
Gio memberikan sebucket bunga lily berwarna putih.

 Ini buat kamu" Gio memberikan sebucket bunga lily berwarna putih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*anggap aja itu bunganya*

"Wah, Makasih. Kok Kak Gio tau aku suka bunga lily warna putih"

"Perlu aku jelaskan lagi Violetta?"

"Ah tidak. Aku sudah tahu. Tapi, aku bingung. Kok Kak Gio bisa tahu semua tentang aku? Apa jangan - jangan Kak Gio penguntit ya?"

Gio terkekeh melihat Vio. Dia sungguh menggemaskan bagi Gio.

"Suatu saat nanti kamu akan tau"

"Huh. Iya deh. By the way, Makasih ya bunganya. Aku suka."
Ucap Vio sambil tersenyum manis

Ada apa dengan Vio? Apakah dia mulai menyukai Gio? Tidak biasanya dia tersenyum seperti ini kepada Gio.

"Iya. Kalau kamu suka, aku juga suka. Ngomong - ngomong kamu cantik saat tersenyum. Aku suka senyum mu."

Dan lagi - lagi Gio membuat jantung Vio seakan mau meledak.

"Hm, makasih karna udah bilang aku cantik saat tersenyum. Aku mau nanya. Kenapa Kak Gio suka memanggil aku Violetta? Kenapa nggak Vio aja?"

"Ya. Aku suka aja. Pokoknya aku suka semua yang ada di diri kamu. Nama mu indah, dan aku menyukainya. Aku suka menyebut nama mu, Violetta."

Ahh, panas pipi Vio. Ternyata Gio tidak se kaku yang dia kira. Di balik kekakuannya, ternyata dia romantis.

"Ooo" Vio ber oh ria.

"Ya sudah. Aku mau pulang."

"Kak Gio ga mau makan dulu?" ucap Vio basa basi

"Emangnya kamu ga keberatan kalau aku makan dirumah mu?"

Skakmat.

"Ehh.. Enggak kok enggak" Ucap Vio gugup.

Vio tidak mengira bahwa Gio akan balik bertanya seperti itu. Yang ada di pikiran Vio, Gio akan menolaknya dan langsung pulang. Ternyata.. Itu berbanding terbalik dengan bayangannya.

"Aku tau kamu hanya basa basi. Baiklah. Aku pulang ya." Ucap Gio sambil beranjak dari kursi yang ia duduki.

"Hehe. Kak Gio tau aja."

"Yasudah. Salam buat mama mu. Aku pulang dulu."

"Hati - hati di jalan Kak Gio"

"Iya." Ucap Gio sambil memakai helmnya.

"Oh ya satu lagi.." Ucap Gio.

"Apa kak?" tanya Vio penasaran.

"Jangan Rindu."

.

Aku bikin cerita baru.
Voments jgn lupa ya gaiss 💖

VIOLETTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang