Angin yang Bertiup Pergi

20 0 0
                                    


Haruka berdiri di balkon kamarnya,menatap kelopak bunga sakura yang jatuh dari pohonnya.Kelopak bunga sakura itu terbang ditiup angin, menuju langit yang begitu tinggi.Haruka merentangkan tangannya tinggi menuju langit ingin menggapai kelopak bunga sakura itu,tapi tak bisa karena kelopak itu terlalu tinggi.

Entah kenapa setiap kali melihat kelopak bunga sakura jatuh,ia teringat akan hal itu.Akan ucapan seorang anak laki-laki yang berjanji akan selalu mengingatnya.

Aku tidak akan pernah melupakanmu,karena tiap kali aku melihat bunga sakura di musim semi,itu mengingatkanku pada dirimu

Entah dimanakah anak lelaki itu sekarang.Mereka sudah terpisah sekitar enam tahun.Ia pun sudah lama meninggalkan kota kenangan itu.Dengan hidup yang baru,dengan nama yang baru.Ia bertanya tanya jika mereka bertemu kembali apakah anak lelaki itu mengenalinya.

Bukan hanya itu.Jika mereka bertemu kembali ia ingin menanyakan banyak hal kepada anak lelaki itu,seperti Kemana kau pergi dahulu?Dimana kau tinggal sekarang?Apa kau sudah kembali ke kota itu?Apa kau sehat saja?Bagaimana sekolahmu?Bagaimana kehidupanmu?Dan yang paling ingin Haruka tanyakan diantara semua pertanyaan itu adalah,apakah kau masih mengingatku?"

"Nona Minami?"

"Nona Minami?"

Haruka berbalik.Ia mendapati salah seorang pelayan keluarga mereka berdiri dibelakangnya.

"Apa kau memanggilku?"tanyanya.

"Saya sudah memanggil anda dari tadi Nona Minami."

"Maafkan aku,"ucap Haruka,ia menyadari ia telah melamun sedari tadi.Ia berjalan lurus melewati pelayan muda itu,dan meletakkan gelas minuman yang tadi dia pengang ke atas nampan yang dibawa pelayan itu,"Apa tamunya sudah datang?"

"Sudah Nona."

-

Haruka keluar dari ruangan guru.Ia membungkuk hormat sebelum menutup pintu dan berjalan lurus di lorong sekolah itu untuk menuju keluar.

Ia menghela napas.Selesai sudah urusannya untuk meminta izin kepada para guru untuk pergi keluar kota beberapa hari.Memang ini untuk pekerjaan,ia akan melakukan pemotretan untuk majalah yang akan diterbitkan bulan depan.

Haruka berjalan santai di lorong itu.Sambil sesekali menghapal teks drama yang akan di perankannya.Dan betapa terkejutnya ia,melihat seseorang yang berdiri di ujung lorong,seolah orang itu memang menunggu dirinya.

Ia berusaha menganggap orang itu tidak ada.Saat ia berjalan melewati orang itu,langkahnya terhenti karena tangan kanannya di pegang erat oleh orang itu.

"Ada apa Hiro?"Haruka berusaha lembut dan tersenyum kearah orang itu walaupun ia tak suka.Ya,anggap saja ini akting,lagipula ia sudah terbiasa berakting,baik dikehidupan perfileman maupun nyata.

"Aku masih tak terima,"ia menggenggam tangan Haruka lebih erat,"Apa kurangnya aku?Kenapa kau menolakku?"

"Tidak ada yang salah pada dirimu,kau sempurna,"Haruka berusaha menjelaskan.

"Apa alasannya?"Hiro mendesak,"Jika aku sempurna di matamu,kenapa kau memilih untuk tidak bersamaku?"

Haruka memejamkan matanya.Ia tak sanggup di pandang begitu intens oleh Hiro.Laki laki itu benar,jika dia sempurna kenapa ia tak memilih untuk bersamanya.Sejujurnya ia pun tak tahu alasannya.Kenapa ia menolak laki laki seperti Hiro?

Sebenarnya Haruka mulai merasakan perasaan ini setelah Hiro menyatakan cintanya.Perasaan sakit menyayat hati,perasaan terluka yang begitu dalam.Dan saat itulah ia menyadari,mungkin hatinya terpaut di masa lalu,sepertinya ia jatuh cinta pada teman masa kecilnya itu.Perasaan yang baru ia sadari akhir akhir ini dan ia sesali.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 14, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SakuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang