15✨ 00.01

1.2K 54 0
                                    




🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀



"Kalau pertama kali bertemu, harus berjabat tangan dulu?"

Pertanyaan itu yang muncul di benakku ketika memikirkan saat-saat pertama akan bertemu denganmu. Kiranya jarak yang membentang selama ini tak lagi terlihat jauh saat aku telah berada di bandara untuk menjemputmu.

Aku datang dua jam lebih awal, bahkan ketika kamu belum naik ke pesawat, aku sudah berada di depan terminal kedatangan. Berdiri kikuk sebab tak kebagian tempat duduk. Berkali-kali mencoba mengalihkan perhatian namun selalu saja dilanda kegugupan. Dengan lembut kamu berkata jangan takut, meski kita berdua sama-sama kesusahan menahan degup.

Ternyata cinta mampu membuat segalanya jungkir balik, bahkan membuatku merasa perutku tak nyaman seperti sehabis digelitik. Sedari dulu aku adalah seorang yang penuh persiapan, selalu memeriksa sedikitnya dua kali tiap membawa barang bawaan.

Denganmu, hanya denganmu. Keteraturanku hilang bagai angin yang menyapu awan.

Kunci kendaraanku sempat tertinggal di parkiran.
Aku tergopoh-gopoh berlari, melirik waktu kedatanganmu yang kurang lima belas menit lagi. Aku tak ingin terlihat berantakan atau tak menepati jadwal, ingin sudah berdiri tenang menyambutmu datang. Dengan keringat yang membasahi kerah, lima menit terakhir sebelum berjumpa terasa seperti selamanya.

Telapak-telapak tanganku basah, seorang yang biasanya penuh percaya diri dan tak mudah terintimidasi telah sirna.

Pada kerumunan kedatangan, di sela orang lain yang sedang berpelukan. Akhirnya aku melihatmu.

Aku melihatmu.

Jantungku terasa jatuh, dan kali pertama melihatmu tersenyum aku hanya bisa membalasnya dengan senyum malu-malu. Rikuh. Sama-sama lupa berjabat tangan seperti rencana awal.

Kita berjalan beriringan menuju parkiran dengan tas-tasmu yang kubawakan. Aku bersumpah, Surabaya tak pernah terasa sedemikian indah.

—9996

PhospenousWhere stories live. Discover now