Misi Pertama Kami Sebagai Tim

1 0 0
                                    

  Hari ini adalah hari minggu. Jadi aku akan membantu yang lain untuk memurnikan miniguts. Tiba -tiba Saken, orang yang aku anggap sebagai kakakku, memanggil ku. "Chiko ayo kita bergegas, ada segerombolan miniguts tengah mencoba menyerang taman bermain. Panggi juga Hikari". Aku membalas "Kenapa harus mengajak si jutek itu?". "Tak usah banyak tanya kerjakan saja" balas Saken. "Baiklah" jawab ku dengan terpaksa. Aku pun menuju kamar Hikari. Aku mengetuk pintunya sambil memanggilnya, "Oi Hikari ada guts yang menyerang cepatlah bersiap dan keluar".

*Tak ada jawaban yang terdengar*

"Oi cepatlah keluar!!!". Aku pun mengintip dari bawah kolong pintu untuk memastikan. Aku melihat tidak ada orang. Tiba-tiba ada suara yang keheranan, "Ada apa?". Aku pun melihat siapa yang bersuara. Dan tak terduga dia sudah diluar. "Kamu ngapain ngintip ke kamar ku??!! Ohh, jangan-jangan kamu mau mengintip aku?!?!". "Siapa juga yang mau mengintip mu, aku disuruh untuk memanggilmu" balas ku. "Kebohongan mu itu sangat tak masuk akal" balas nya. "Aku tidak berbohong tau!!" balas ku sedikit kesal. Dia berjalan ke arah pintu utama sambil berkata "Cepat lah lambat yang lain sudah menunggu". Aku pun menahan emosi ku seakan akan kata kata ku tak di hiraukan. Aku pun bergegas ke pintu utama. "Sampai juga kau, lamban" kata Hikari. " Apa sih mau mu ngajak ribut bener !!" balasku. "Sudah-sudah tak usah bertengkar kita tak punya banyak waktu cepat masuk ke mobil, kita akan segera ke tempat tujuan" kata Sanken. Dalam misi ini ditangani oleh Sanken, Aku, Kyouta (teman seumuran Sanken), dan si jutek itu.

*Sesampainnya di taman bermain*

Sanken pun langsung membuka gerbang menuju Naiba. Kami terkejut akan jumlah guts yang akan kami hadapi , kira-kira 50-an guts. Kami pun langsung mulai menyerang mereka. Sanken langsung membuka pertarungan dengan skill nya Hujan Panah Keadilan. Tak mau kalah Kyouta juga menggunakan skill nya Hunusan Tombak Petir. Aku masih menyimpan skill ku untuk yang terakhir. Tak lama kami sudah mengalahkan setidaknya 20-an guts. Tiba-tiba guts-guts itu bergabung menjadi Giantguts. Kekuatan nya pun bertambah 2x lipat dari asli. Kami pun sempat kewalahan menghadapi nya. Akhirnya Hikari pun mengeluarkan skill nya Tarian Bunga Teratai. Aku pun tak mau kalah, ku keluarkan skill ku Tebasan Taring Putih. Tapi itu tak cukup kuat untuk memurnikan nya. Hikari pun mengeluarkan skill yang baru aku lihat Tebasan Cahaya Bulan. Dan Giantguts termurnikan berkat skill nya Hikari. Akhrinya kami pun kembali ke dunia nyata. Di sini terjadi gempa yang cukup kuat dengan magnitude 5 yang menghancurkan biang lala dan juga rel roller coaster. Kami pun kembali ke rumah dengan beberapa luka ringan. Setelah makan malam, aku langsung bergegas menuju kamar. Dan aku pun termenung akan kekuatan nya Hikari tadi. Aku pun berkata pada diriku sendiri untuk latihan lebih keras lagi agar dapat menjadi lebih kuat lagi dan dapat membentuk skill yang lebih hebat daripada skill Hikari tadi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 19, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Guts HuntersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang