Triiing triiing!
Javen merogoh kantung celananya dan terdiam. Sarah meneleponnya melalui nomor pribadinya. Sejenak Javen menimbang nimbang apakah Javen perlu untuk mengangkat telepon itu? Javen telah membiarkan pesan Sarah sejak tiga hari yang lalu. Yang dia ingat, saat Javen mengecek ponselnya tadi pagi, Sarah sudah mengirimkan pesan sebanyak 153 pesan melalui Lain. Padahal, satu pesan saja sudah berkalimat-kalimat. Javen memutuskan mendiamkan saja telefon itu dan meletakkan ponselnya di meja sebelah tempat tidurnya.
Dilepasnya celana dan baju yang dia pakai. Dia bersiap untuk mandi. Setelah seharian bekerja, Javen merasa tubuhnya sudah sangat gerah. Dia ingin segera menghilangkan rasa lengket yang ditimbulkan oleh keringatnya.
Selesai mandi, Javen segera mengambil kembali ponselnya dan mengambil posisi tidur. Javen menggigit mulutnya untuk menahan rasa gembiranya. Bukan. Bukan karena pekerjaannya. Pekerjaannya masih sama boring-nya dengan hari biasa. Javen merasa bahagia bisa membuka aplikasi Chutosnya dan bisa kembali chatting dengan Cloudy secara leluasa. Javen bahkan sudah membuat kopi untuk menemani malamnya. Kopi, dan Cloudy. Javen tersenyum.
3 missed call from Sarah
43 new message from Sarah
Chutos; 1 new message from cloudy
Javen memandang layar ponselnya dengan gemas. Ah, Sarah. Berhentilah menyakiti dirimu sendiri. Javen menggeser pemberitahuan dari Sarah. Dia tidak butuh Sarah saat ini. Yang dia butuhkan adalah Cloudy. Titik. Masa bodoh dengan Sa..
Triiing Triiing
Sarah call you....
"ARRGHH!!" Javen menggeram sebentar lalu memejamkan matanya dan mencoba menahan emosinya. Javen mulai sedikit rileks dan menekan pilihan 'jawab'.
"..." Javen memilih untuk diam saat mengangkat telepon Sarah.
"Javen?" ucap Sarah sedikit berteriak.
"Ya?" dengan malas, Javen mencoba tetap sopan terhadap Sarah.
"Akhirnya kamu angkat telepon aku.. Kamu dimana Javen? Um, apakah kamu sudah pulang kerja?"
"Karena kamu mulai sedikit menggangguku. Aku dirumah, yang artinya aku sudah pulang." Ketus, Javen menjawab pertanyaan-pertanyaan Sarah.
Seperti tidak memperdulikan nada ketus Javen, Sarah kembali bertanya,"Are we okay?"
"We? No Sarah. There's no we. Demi apapun kamu harus mulai bisa menerimanya Sarah. Kamu.. kamu.." Javen mulai merasa kasihan dengan Sarah. Sarah memang tidak pantas menerima semua ini.
"Aku apa, Javen? Aku kurang cantik, aku kurang menarik, atau apa?" Sarah kembali menanyakan sesuatu ke Javen.
Javen memijat kepalanya sendiri dan mengambil nafas yang dalam.
"Sarah, boleh aku bertanya apa yang membuat kamu begitu tidak ingin melepaskanku? Sarah, diluar sana ada begitu banyak orang yang lebih baik dariku"
"Aku mau kamu. Kalau karena kita tidak pernah bertemu, kamu jadi ingin meninggalkanku, maka ayo kita bertemu. Pergilah ke Jakarta sekarang. Aku akan menemuimu."
Javen tersenyum geli mendengar Sarah. Apakah wanita ini sudah gila? Kalau memang Sarah ingin bertemu dengan Javen, seharusnya Sarah yang datang ke Bali. Untuk apa Javen pergi ke Jakarta? Keinginan untuk menemuinya bahkan belum pernah ada di pikiran Javen.
YOU ARE READING
The Circle of Love
RomancePernahkan kalian merasa bahwa cinta sedang bermain-main dengan Anda? Mulailah membaca goresan-goresan kata ini untuk menyadarkan Anda, bahwa memang cinta itu rahasia adanya.