sekolah baru

3 0 0
                                    

Senin pukul 08:30

wanita cantik itu sudah berdiri di depan gerbang kuning bertulisan "SCHOOL HITZ" banyak yang menyingkatnya "SH" salah satu sekolah ternama di kota, yaitu sekolah milik Omanya Nadin, sebelum bersekolah di SH Nadin, papa, nenek dan mama sudah sepakat, bila Nadin bersekolah di tempat Oma, Nadin Tidak akan berkata bahwa dia cucu yang punya sekolah, dia ingin dihargai tanpa tau status nya, dia juga tak ingin di benci karena statusnya.

"Pak buka pagar, gue anak baru" ucap Nadin pada satpam penjaga pagar
"Iya neng sabaran napa" satpam membukakan pagar tinggi itu untuk orang yang berkata dia anak baru
"Neng anak baru, pindahan dari mana?"
"SMA Mega Jaya pak"
"Ya sudah neng masuk aja langsung keruang kepala sekolah"
"Sip pak pagar" Nadin berlalu meninggalkan satpam yang masih geleng-geleng kepala

Nadin berjalan di lorong-lorong kelas yang sepih, karena siswa sudah masuk kekelasnya masing-masing, Nadin Masi pusing dimana letak ruang kepala sekolah, sebab dari kecil memang dia tidak pernah masuk ke sekolah ini, dari sekolah dasar sampe sekolah menengah Nadin di luar negri dan baru 2 tahun di Indonesia, Nadin berjalan mengikuti kaki yang melangkah tiba-tiba dia melihat sebuah kelas yang masih ramai saat jam pelajaran berlangsung, Nadin masuk mengintip sejenak untuk mengetahui bagaimana bentuk kelas yang mungkin akan di masukinya, semua orang tersadar atas kehadiran orang baru langsung berpandangan satu arah "NADIN", Nadin yang merasa diperhatikan merasa ketahuan mengintip langsung berniat melarikan diri namun belum berlari nadin sudah menabrak seorang yang ada dibelakang nya dan Nadin terdiam sejenak dengan makhluk tuhan di hadapannya saat ini dan beruntung dia mengenalnya "LEONARDO GIBRAN" tertera di seragam putih abu-abu lelaki itu, nadin dengan cepat memeluk sahabat kecil nya itu, Leonardo yang sering dipanggil Nar oleh Nadin, agar nama mereka mirip, Nad dan Nar, Leonardo terkejut dengan tingkat orang di depan nya yang belum sempat dia lihat wajah nya yang langsung tiba-tiba memeluk nya di depan banyak orang.

"Nar kok gak bales meluk, gak kangen gitu" ucap Nadin ingin melepas pelukan nya tapi gagal karena Leonardo langsung membalas pelukannya dan menggendong memutar membawa Nadin
"Are you kidding me nad? Kamu kah itu ?" Ucapnya senang bertemu sahabat lamanya yang memang ingin sekali dia jumpai sampai dia rela pindah ke Indonesia hanya untuk melepas rindu pada sahabat nya yang sudah hilang kontak hampir 2 tahun
"Yes, im Nadin Giovani , Mr Leonardo gilbran" ucap Nadin memukul bahu Gibran
Semua isi kelas Masi memandangi aneh makhluk di hadapan mereka dengan tatapan bertanya pada Gibran dan hanya di balas senyum ceria
"Nad ayo aku antar kamu keruangan pak botak" usap Gibran menarik tangan Nadin
"Botak pala Lo , gue mau ke ke ruang kepala sekolah"
"Oh ngomong sama Nar kini pake Lo gue?"
"Oh ini sorry Nar, kebawa"
"No problem, jangan ulangi lagi oke, atau kita panggilannya anjing babi aja"
"Kamu babi"
"Fix kamu anjing, njing cepetan ikut babi jangan kayak manusia jalan nya lambat"
"Gak gitu juga kali Nar, males ah sama kamu kalo kasar gitu ngomong nya"
"Iya maaf tai"
"Oppssss awas mulut masuk sepatu" Gibran hanya diam seterusnya sampai di ruang kepala sekolah dan menunggu Nadin di depan ruangan

"Nar kamu lokal apa?"
"Ipa 1 nad, kamu dapat lokal apa ? "
"Kan najisun minal jijiki kita bedah lokal!"
"Lokal kamu apa cantik"
"Ipa2"
"Sebelahan, ayo aku antar nanti istirahat aku jemput oke, banyak yang mau akbu cerita"
Mereka berjalan hingga di kelas yang bersebelahan dengan kelas yang di intip tadi, di depan nya sudah ada pintu yang bertuliskan XI ipa2, dan Gibran pergi meninggalkan Nadin karena dia melihat kelasnya sudah sunyi

Alea : Malam ini saja ku minta Tuhan jangan turun kan hujan, meski aku jomblo tapi aku akan tetap di apel dengan orang spesial tanpa hubungan

N A D I NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang