5.

7K 807 4
                                    

Malam ini Chanyeol tak bisa tidur, sudah taukan alasanya?  karena ada Oh Sehun disampingnya.
Chanyeol hanya tidak biasa atau risih jika ada seseorang yang tidur disampingnya, ia lebih nyaman sendirian.

Sementara itu Sehun dari satu jam yang lalu sudah terlelap diiringi dengkuran kecil dimulutnya.
Bagaimana bisa anak itu menganggap kamar Chanyeol seperti kamarnya juga.

Dengan kasar Chanyeol menyibak selimutnya, ia berencana untuk mencari udara segar saja.
Kakinya melangkah turun dari ranjangnya,
Matanya menyipit ketika hendak keluar melihat lampu dapur masih menyala.
Perlahan kakinya melangkah kesana,
Ia mendapati Baekhyun tengah tergesa gesa mencari sesuatu.

"Kau sedang apa Baek?" Tubuh Baekhyun membeku seketika, ia tau pemiliki suara husky ini, dengan perlahan ia kembali menyimpan pisaunya, keringat dingin membasahi pelipisnya sekarang.
Dengan wajah yang tampak pias Baekhyun berbalik.
 
"A-aku mencari sesuatu"
Chanyeol mendekat kearahnya membuat Baekhyun semakin menegang ditempatnya.

"Kau tidak apa apa?"
Rupanya Chanyeol khawatir karena wajah pucat Baekhyun.

"Aku hanya tak bisa tidur"

"Apa yang barusan kau cari?" Baekhyun menelan ludahnya, tanganya menggapai tutup lemari diatasnya.

"Kopi, aku rasanya ingin minum kopi. kepalaku cukup pusing karena tak bisa tidur" Chanyeol ikut melihat arah pandang Baekhyun.
Ia kemudian mengambil toples kopi disana.

"Biar aku saja yang buatkan, aku juga sama tak bisa tidur" ucap Chanyeol, tanganya sudah mengambil 2 cangkir kosong yang sudah siap diisi bubuk kopi.

"Apa karena Sehun?" Tanya Baekhyun, ia cukup merasa lega karena Chanyeol tak bertanya lebih banyak.

"Yah, aku hanya tak bisa mendengar nafas orang lain disamping tempat tidurku"
Baekhyun mengangguk dengan sedikit aneh, apa dia seorang asexual? Jika ia risih pada orang yang tidur disampingnya bisa dikatakan ia tak pernah tidur dengan pasanganya mungkin, bagaimana kalau ia menikah nanti? Rupanya pemikiran Baekhyun juga sama dengan Sehun yang menganggap Chanyeol sedikit tidak normal.

"Bagaimana kalau kita minum di balkon saja?" Tawar Chanyeol yang sudah selesai membuat dua cangkir kopinya.
Baekhyun tersenyum, dengan langkah berat ia mengikuti Chanyeol.
Jujur saja tubuhnya terasa panas dingin sekarang.

oOo

Mereka hanya duduk dengan pemandangan langit gelap beserta lampu kota didepanya.
Chanyeol menatap dengan ujung matanya bagaimana tubuh kecil itu menggigil.

"Kau kedinginan?"

"Ah, yah" ucap Baekhyun meremas celana tidurnya.

"Apa kita kedalam saja?"

"Tidak, aku suka pemandangan disini"
Meskipun angin malam yang masuk kepori pori tubuhnya terasa menusuk tulang, tak dipungkiri Baekhyun sangat menyukai situasi disini, tenang dan nyaman.

Chanyeol beranjak dari kursinya.

"Tunggu sebentar" ujarnya seraya melenggang kedalam.
Baekhyun mencicipi kopinya sedikit karena masih panas.
Pasti akan menyenangkan bisa hidup bersama Chanyeol, dia sangat perhatian mengingat bahwa Chanyeol lah yang membuatkanya kopi.

Namun pikiran barusan segera Baekhyun buang jauh jauh karena rasanya itu tak akan mungkin tercapai, Chanyeol dan dirinya itu sangat berbeda dari segi apapun.

Baekhyun tersadar dari lamunanya mendengar pintu terbuka dan menampilkan Chanyeol disana, ia memberikan Baekhyun selimut.

"Pakailah, aku tak mau kau masuk angin" benarkan, Chanyeol itu perhatian.
Baekhyun mengambilnya sambil bergumam terimakasih.

"Apa kau merokok?" Tanya Chanyeol yang kini sudah mengapit sebatang rokok dimulutnya.

Baekhyun mengangguk dan Chanyeol memberikan bungkus rokok yang baru ia ambil bersamaan dengan selimut tadi, Baekhyun mengambilnya satu batang.

Baru saja Baekhyun akan mengambil pematik namun Chanyeol lebih dulu menyalakanya, ia menghisap rokoknya saat pematik yang dinyalakan Chanyeol berada dihadapanya.

"Terimakasih" Chanyeol yang duduk disampingnya hanya menyunggingkan senyum.

----

Kepulan asap berlomba lomba keluar dari mulut mereka, baru kali ini ada yang menemaninya merokok diatas balkonya, karena jika Sehun menginap, anak itu sensitif sekali terhadap asap rokok. terkadang ia akan mengomentari Chanyeol untuk berhenti menghisap benda yang akan merusak paru parunya itu.
Namun kali ini ada kesenangan tersendiri berada dengan Baekhyun disini.

"Jadi Baekhyun bisa kau ceritakan kehidupanmu?"

"Tak ada yang menyenangkan mengenai kehidupanku, lagi pula kau sudah mengetahuinya kan?"

Chanyeol menyeruput kopinya sambil memandang wajah imut disampingnya.

"Yah sedikit, ceritakan tentang temanmu atau saudaramu mungkin?" Baekhyun tampak merenyit, ia menarik nafas sebelum kembali menghembuskanya.

"Teman temanku, mereka hanya gelandangan yang tak sengaja kutemui hingga aku berada bersama mereka" Baekhyun kembali menerawang masa lalunya.

"Kau tau? meskipun udara malam ini sangat dingin, tetapi ini tidak cukup dingin dengan yang kualami sebelumnya"
Baekhyun mengeratkan selimut ditubuhnya.

"Kami pernah tidur dibawah jembatan dan saat itu hujan lebat, namun tiba tiba ada sebuah razia dan kami terpaksa kabur dari sana, kami berlari kemanapun asalkan tidak tertangkap polisi, dan kau tau? bajuku saat itu sangat basah kuyup dan aku tak punya ganti lagi, jadi selama semalaman penuh aku tidur dengan baju yang basah, kau bisa bayangkan rasa dinginya seperti apa?"

Chanyeol tertegun mendengar cerita Baekhyun, anak ini apa benar selalu melalui hal hal sulit setiap harinya?

Kemudian Baekhyun melanjtukan.
"Ah ada satu kejadian yang membuatku cukup trouma" Chanyeol menatap Baekhyun penuh tanya, ia semakin memperhatikan setiap perkataan Baekhyun.

"Saat itu aku sedang tertidur, lalu tiba tiba ada polisi mendobrak tempat tinggal kami, padahal saat itu kami susah payah mencari gedung kosong untuk tempat tidur, ada salah satu temanku berlari ketempat kami ia baru saja mencuri makanan, namun ada 2 polisi mengejarnya. meskipun aku tidak bersalah, tetap saja kami disalahkan. aku berusaha kabur, tapi dua dari temanku tertembak dan mereka tertangkap...."

"Pada akhirnya aku selamat dengan satu orang temanku, sekarang kami lebih suka memungut sampah saja untuk dijual hingga uangnya bisa digunakan untuk membeli makanan, sejak saat itu, aku membenci polisi"

Chanyeol merasakan denyutan dijantungnya mendengar kata terakhir Baekhyun, apa ia tengah menyindirnya karena profesinya.

Jujur saja meskipun ia polisi, ia bahkan tak pernah melakukan hal hal seperti yang dikatakan Baekhyun, ia bekerja sebagai detective untuk mengungkap kejahatan.

"Sampai sekarang pun, kau tidak menyukai polisi?" Tanya Chanyeol kembali.

"Um, apapun itu yang berhubungan dengan hukum aku membencinya, rasanya tidak adil saja orang kecil seperti kami harus dihukum berat hanya karena sebungkus roti, masih banyak pencuri uang milyaran tapi mereka dibebaskan, pengedar narkoba sekalipun bisa bebas"

Ada perubahan dalam nada bicara Baekhyun, ia seperti menyimpan dendam pada orang orang yang menyakitinya dulu, bagaimana jika Baekhyun tau kalau Chanyeol selama ini juga seorang polisi.

"Aku tak bisa membela siapapun disini, hanya saja, tak baik jika kau punya dendam entah pada siapapun, syukurilah apa yang sedang kau jalani sekarang, aku yakin keadilan itu akan kau dapatkan"

Chanyeol menatap baekhyun, ada sirat lain dalam manik coklat itu, kegelapan yang tak bisa Chanyeol tembus.
Sesaat Baekhyun tersenyum.

"Aku mengerti Chanyeol, kau memang orang yang baik"
Chanyeol hanya ikut balas tersenyum, sambil kembali meneliti wajah manis dihadapanya.

"Kopinya mulai dingin" Baekhyun berujar sambil mengangkat cangkir kopinya untuk ia minum kembali.
Chanyeol pun ikut menyeruput kopinya.





Tbc.

CONSCIOUS . [DI BUKUKAN] END✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang