Erina Angelica. Gadis cantik berumur dua puluh dua tahun yang sedang duduk di bawah pohon besar di halaman belakang rumahnya. Dia nampak memikirkan sesuatu,sesekali tangannya mengusap pipinya. Ia menangis.
"Kenapa Reihan tega melakukan itu?" Erina bertanya kepada dirinya sendiri. "Tega kamu," lanjut Erina dengan isak tangisnya.
"Kak," sapa Tania,adik Erina pelan. Erina segera menghapus air matanya lalu menoleh ke arah Tania.
"Ada apa,Ni?" tanya Erina.
"Ada kak Reihan," jawab Tania.
Erina menghela napasnya pelan. "Bilang aja kalau kakak lagi pergi," suruh Erina."Tapi kak," ucap Tania. Erina langsung menatap tajam Tania, Tania langsung menuruti perkataan kakaknya.
Setelah melihat kepergian Tania,air mata Erina langsung mengalir ke pipinya.
"Maafin aku,Rei," ucap Erina sambil menundukkan kepalanya. "Meskipun kamu udah jahat sama aku,tapi aku masih sayang sama kamu."
Flashback on
Terlihat sepasang kekasih yang tengah mabuk asmara,sang pria mencium kening sang perempuan. Tak sadarkah mereka? Jika sejak tadi ada sepasang mata yang melihat mereka dengan rasa sakit di hatinya. Erina langsung keluar dari tempat persembunyiannya menuju ke arah sepasang kekasih tersebut.
"Reihan," ucap Erina pelan. Dia berusaha untuk tidak menangis,namun gagal air matanya keluar begitu saja.
"Erina,ini nggak seperti apa yang kamu lihat," ucap Reihan gugup. Ya,sang pria tadi adalah Reihan,calon tunangan Erina.
"Mau ngelak apa lagi kamu,hah?! Dari tadi aku melihatmu bermesra-mesraan dengan dia," ucap Erina tegas sambil menunjuk perempuan yang di samping Reihan ketika mengucapkan kata 'dia'. "Pertunangan kita batal dan aku bakal bilang sama orang tua aku dan kamu bahwa kita udah nggak cocok lagi," lanjut Erina sambil berjalan meninggalkan Reihan dan pacarnya.
Flashback off
Erina tersadar dari lamunannya ketika mendengar namanya di panggil oleh Dinda, kakaknya.
Erina langsung masuk ke dalam rumahnya sambil mengusap air matanya yang sesekali keluar. Ketika Erina melihat Dinda yang tengah duduk di ruang tengah,ia langsung menuju ke sana.
"Ada apa,kak?" tanya Erina sambil duduk di samping Dinda.
"Kakak udah denger semuanya dari Tania,langsung deh kakak pulang," ucap Dinda sambil tersenyum. Erina terkekeh kecil,kakaknya memang perhatian kepadanya sampai-sampai kakaknya rela meninggalkan pekerjaannya di kantor demi melihat keadaan Erina.
"Makasih,kak," ucap Erina sambil memeluk kakaknya,Dinda.
***
Pagi ini,Erina tidak lagi bersedih,ia berusaha untuk tersenyum di hadapan semuanya.
"Pagi ma,pa," sapa Erina kepada Fitri dan Wijaya,orangtua Erina.
Fitri menjawab sapaan putri keduanya itu,sambil menyerahkan benda tipis dan panjang. Erina bingung melihat undangan pernikahan yang diberikan mamanya. Erina segera membuka plastik yang menutupi undangan tersebut lalu tersenyum getir melihat nama sang pengantin. Reihan Putra dan Anastasya Fatia.
Fitri yang melihat ekspresi anaknya berubah,ia langsung mengelus pundak anaknya. "Maafin mama ya."
Erina yang mendengar perkataan mamanya langsung tersenyum untuk mengatakan kalau ia baik-baik saja. Erina langsung memakan roti selai yang sudah di ambil sebelum membaca undangan tersebut.
Setelah selesai,ia langsung menuju ke Rainbow cafe miliknya yang berada tidak jauh dari rumahnya. Sesampainya disana,ia menyapa para pegawainya yang berjumlah 10 orang. Erina sejak SMA memang suka memasak sesuatu yang baru,setelah ia lulus dari kuliah memasaknya,Wijaya langsung memberikan sebuah cafe sebagai hadiah ulangtahunnya.
Erina langsung berjalan menuju dapur cafenya untuk melihat para pegawainya yang sedang bersiap-siap. Dia menghampiri Rara,salah satu pegawainya yang dekat dengannya. Rara segera berjalan ke arah Erina. "Ada apa,mbak?"
"Buatin saya cokelat hangat dan roti keju."
"Baik,mbak."
***
Erina duduk di salah satu meja cafenya sambil meminum cokelat hangat. Tanpa ia sadari, di depannya sudah ada pria yang tidak ia kenali tersenyum ke arahnya.
"Oh ya,cafenya bagus ya," ucap pria itu pada Erina dengan sok kenal.
Erina menganggukkan kepalanya.
"Kenalin nama gue Fakhri Aditya," ucap pria yang bernama Fakhri sambil mengulurkan tangannya.
Tanpa ragu,Erina langsung menerima uluran tangan Fakhri. "Nama gue Erina Angelica."
Setelah perkenalan mereka langsung berbincang-bincang singkat tentang diri mereka sendiri.
"Oh ini cafe punya elo pantes rame,pemiliknya aja ramah begini dan suasananya juga bagus," puji Fakhri kepada Erina. Erina hanya tersenyum kecil mendengar pujian Fakhri.
Erina merasa hatinya sedikit terobati karena lelucon yang Fakhri lontarkan. Setelah satu jam Erina berbincang dengan Fakhri,ia langsung meninggalkan Fakhri untuk pergi menemui pegawainya.
"Erina Angelica," lirih Fakhri pelan sambil tersenyum kecil.
***
Setelah mengunci pintu cafenya, Erina langsung bergegas untuk menuju rumahnya. Langkahnya terhenti ketika melihat motor ninja merah yang berhenti di sampingnya.
"Reihan," ucap Erina pelan saat melihat sang pemilik motor melepas helmnya. Reihan tersenyum kecut ke arah Erina.
Reihan turun dari motornya dan menggenggam lengan Erina yang masih diam di tempat. "Maafin aku,please."
Erina segera menepis tangan Reihan yang menggenggam lengannya dengan kuat. Air mata Erina turun tanpa ia suruh. Sial. Mengapa ia harus menangis di depan Reihan yang telah menyakiti hatinya. "Gue udah maafin lo,gue mohon sama lo jangan ganggu hidup gue lagi." Erina langsung berjalan meninggalkan Reihan yang terpaku mendengar ucapan dingin Erina.
Reihan mengepalkan tanggannya dengan penuh amarah. "Gue akan buat hidup lo menderita,Erina Angelica."
Vote+koment
Berikan aku kritik dan saran tentang cerita ini
Makasih
KAMU SEDANG MEMBACA
My Heart
RomanceCover by : @Selvi297 Erina Angelica, gadis yang berumur 22 tahun yang sakit hati dengan tingkah Reihan,calon tunangannya. Di suatu hari,ia bertemu dengan seorang pria di cafenya Akankah pria itu dapat menghapus luka di hati Erina???