Part 1

278 23 2
                                    

Senyum manis mengembang menghiasi wajah seorang gadis yang sedang memperhatikan pantulan diri nya yang mengenakan seragam putih abu-abunya dan jilbab putih yang terpasang rapi dari cermin di hadapannya. Neisya Shafia Winatha, kerap dipanggil Neisya itu tak sabar untuk segera sampai di sekolah barunya.

Setelah 4 tahun di pondok, sekarang Neisya harus pindah ke sekolah umum karna Abinya pindah tugas ke Jakarta. Walaupun enggan untuk meninggalkan pondok, Neisya harus pindah. Kemungkinan orang tuanya akan jarang ke Makasar karena sibuk. Karena itu Neisya memilih untuk ikut pindah.

Tok tok tok

Neisya mengalihkan tatapannya ke arah pintu kamarnya yang terbuka. Senyumnya semakin lebar melihat perempuan paruh baya yang berdiri sambil tersenyun memperhatikan putrinya yang tampak bahagia dari ambang pintu.

"Seneng banget anak umi. Gak sabar ya sama sekolah baru nya?" goda Ratih —umi Neisya sambil berjalan mendekatinya

Senyum Neisya tak pernah luntur. Senyum nya malah semakin lebar menampilkan gigi rapihnya mendengar lontaran godaan dari Ratih.

"Neisya gak sabar banget, Mi. Mudah-mudahan nanti Nei dapet banyak teman baru," ujar Neisya sangat semangat.

Ratih tersenyum menanggapi ucapan putrinya itu. Ia bahagia melihat putrinya itu tampak semangat.

"Yaudah, sekarang kamu siap siap buat sarapan. Biar bisa cepat pergi ke sekolahnya."


"Iya, Mi."

Setelah Ratih berlalu dari hadapannya, ia pun beranjak untuk mengambil tas yang sudah ia siapkan sejak semalam, dan menyusul Ratih.

⛄⛄⛄

"Udah siap kan, Ra?" tanya Winatha —Abi Neisya kepada putrinya setelah mereka selesai sarapan yang di balas dengan senyuman dan anggukan semangat dari putrinya itu.

"Yuk Bi, berangkat sekarang, nanti telat. Masa iya hari pertama sekolah udah telat," ajak Neisya langsung berdiri dari duduk nya dan meraih tas sekolahnya yang berada di samping kursi yang ia duduki tadi.

Dua paruh baya itu hanya tersenyum melihat putri mereka yang sangat semangat untuk berangkat ke sekolah.

"Yaudah, yuk berangkat. Abi tunggu di mobil ya."

Winatha berlalu dan disusul oleh Neisya setelah menyalami Uminya dan mengucap salam. Neisya duduk di jok depan di samping kemudi dengan senyuman yang tak luntur sejak tadi. Winatha yang melihat hal tersebut ikut tersenyum dan melajukan Mobilnya menuju sekolah baru Neisya.

Sepanjang perjalanan Neisya tak henti berbicara tentang harapan harapannya di sekolah baru nya. Hingga binar di mata Neisya saat mereka telah sampai di depan sekolah barunya.

"Udah sampai. Kamu yang rajin ya," pesan Winatha yang di angguki oleh Neisya.

"Iya, bi. Yaudah, Neisya keluar ya Bi. Abi hati-hati nyetirnya," Neisya menyalami Winatha dan mengucapkan salam. Setelah mendapat jawaban salam Winatha, Neisya beranjak keluar dari mobil tersebut. Dan mobil tersebutpun meleset menjauh dari pandangannya.

Neisya membalikkan badannya setelah mobil Abinya menghilang dari pandangannya. Dan melangkah mantap memasuki pekarangan sekolah barunya.

"Bismillahirrahmanirrahim"

TBC...

Why Me? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang