Prolog

261 18 4
                                    

Flashback

"Jangan kau kira menjadi muslimah itu mudah. Banyak rintangan yang perlu dilewati untuk menjadi seorang muslimah sejati yang istiqomah. Disaat orang lain kira muslimah yang sudah menutup auratnya dengan sempurna itu benar-benar sempurna pula akhlaknya, disitu kadang aku merasa sangat sedih." Ucap Fariha dalam hati sambil melamuni kejadian kemarin di rumah sakit bersama Rendy.

"Muslimah itu hanya manusia biasa. Muslimah juga melakukan dosa hanya saja Allah terlalu baik sehingga menutupi aibnya. Disaat orang mengira aku baik segala-galanya, disitulah PR besar buat ku sebagai seorang muslimah." Lanjutnya.

"Sudahkah aku menjadi seorang muslimah seperti apa yang mereka pikirkan?"

"Ya Allah, tolong bimbing aku dalam proses menuju taat kepada-Mu
Jangan biarkan aku jauh bertolak belakang dengan apa yang mereka pikirkan baik tentangku. Ampunilah segala dosa dan kesalahanku. Aku akui diriku kemarin telah melanggar larangan-Mu, terbawa arus nafsu hingga melakukan hal yang Kau murkai, hiks... Semoga tidak ada fitnah yang timbul diantara kami. "
Tertiba ponsel Fariha bergetar, ternyata Zahra mengirim pesan untuknya.

"Ternyata aku sudah salah menilaimu, aku tidak pernah menyangka wanita bercadar sepertimu bisa berkelakuan seperti wanita murahan. Mas Rendy hanyalah masalalumu, ia adalah milikku saat ini. Jangan pernah berharap apapun darinya. Dan aku sangat mengkasihani adik iparku yang kelak akan menikah dengan wanita rendah sepertimu. Wanita murahan, pencuri dan munafik yang bersembunyi di balik topeng orang-orang mukmin. Semoga Allah menyadarkan Al segera.."

" Astaghfirullahal'adzim...hiks. " Hati Fariha terasa sangat sakit membaca hujatan dan makian yang Zahra berikan pada nya. Zahra sudah salah paham, ia murka terhadap Fariha.

Entah sekarang apa yang harus ia lakukan setelah kejadian ini.
"Ya, Mba Zahra benar. Mas Fathul begitu baik, ia sangat mendekati kata sempurna. Akhlaknya yang tampan, sama seperti wajahnya. Sholeh, cerdas, bijaksana, dermawan, mempunyai masa depan. Lantas masihkah pantas ia bersanding denganku yang kotor? Yang hanya wanita rendahan, murah, pencuri dan munafik yang bersembunyi di balik topeng? Oh Allah." Ucap Fariha yang sudah hampir meneteskan airmata nya.

Kedua tangan Fariha menggenggeam dua benda. Sebelah kanan, ia pegang ponselnya yang berisikan pesan dari Zahra. Sedang yang sebelah kiri, ia pegang buku pemberian dari Calon suami nya. "Ya Allah, mengapa ketika hari itu akan tiba detik-detik dimana aku akan dihalalkan oleh pria yang Kau pilih, masih saja ada masalah yang menghampiri. Apakah aku harus hentikan semua ini? Apakah benar Mas Fathul adalah yang terbaik untukku? Dan mungkinkah aku bisa menjadi pantas bersanding dengannya?? Ya Rabbi, bantulah aku... Hiks. "

"Afwan Mba, sungguh tidak ada maksud dihati untuk membahas masalalu dengan suami Mba waktu itu apalagi sampai ingin merebutnya dari sisi Mba. Aku tahu diri, Mba. Dan perihal Kak Rendy memelukku, aku tidak biarkan hal itu berlangsung lama, Mba. Sungguh aku mengelaknya. Mba salah paham. Tetapi jika memang dirasa aku tidak pantas bersanding dengan Mas Fathul, Mba boleh ceritakan semuanya pada Umi atau Mas Fathul dan membatalkan acara akad yang sebentar lagi akan berlangsung sebelum semuanya terlambat. Aku ikhlas... InsyaaAllah.."

Balasan pesan singkat yang Fariha kirimkan pada Zahra. Mungkin ini yang harus ia lakukan, untuk memperbaiki semuanya. Pernikahan yang ia impikan mungkin hanyalah tinggal kenangan belaka.

"Aku tidak akan membicarakan hal ini pada Umi ataupun Al. Biarlah semua berjalan sesuai rencana awal. Akan aku buat dirinya menyesal menikah dengan Al."di sisi lain Zahra bergumam dalam hati dengan rasa benci pada Fariha setelah membaca pesan dari Fariha.

Zahra sungguh tidak menyangka wanita bercadar itu memiliki akhlak yang sangat buruk. Emosinya memuncak, karna rasa cemburu yang dialami kepada Fariha. Jikalau kemarin ia rela berbagi suami untuk Ranti yang sudah menyelamatkan nyawanya, namun saat ini ia tidak rela masalalu suaminya hadir dekat dalam keseharian keluarganya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 29, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bukan Fatimah yang dicari 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang