well, kita ketemu lagi, hi! xx
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Aku berhasil menghindar dari pertanyaan Mom tentang penampilanku yg basah kuyup kemarin malam, begitu masuk kedalam rumah aku langsung melesat menaiki tangga dan masuk kedalam kamar, satu-satunya tempat dimana aku bisa bersembunyi. Paginya, saat Mom bertanya bagaimana kencanku tadi malam, aku pun tidak terlalu banyak memberikan informasi. Aku tidak mau mom mengetahui bahwa malam itu aku berusaha kabur lewat jendela toilet dan akhirnya malah terjatuh dari dermaga, karena ia pasti tidak akan mengerti. Di pikiran Mom, Harry itu adalah orang yg sangat baik dan PERFECT.
*****
“Permisi?”
“Apa ada yg bisa ku bantu?” aku tersenyum kepada seorang wanita di hadapanku
“Yes, aku ingin mencari album Mcfly, anak perempuanku sangat menyukai band itu dan aku ingin membelikannya sebagai hadiah ulang tahun”
“Tentu, follow me.” aku menuntun wanita itu dan berjalan di lorong yg di apit oleh rak-rak penuh berisi berbagai macam CD, aku berhenti di depan rak dengan huruf ‘M’ tertera di atasnya. jariku menyusuri deretan CD-CD itu dan mengambil salah satunya, “Ini dia.” aku tersenyum, “Album ini sangat brilian, anakmu pasti akan suka”
“Terimakasih bantuannya,” wanita itu mebalas senyumanku sebelum berjalan menuju meja kasir.
Pikiranku melayang tak tentu arah selagi aku mengatur kotak-kotak kaset yg tidak terletak di tempat seharusnya, aku menyibakkan rambut dari wajahku dan menyelipkannya ke belakang telinga. aku melirik cepat saat mendengar seseorang memasuki toko dan mataku otomatis melebar begitu melihat sekelebat rambut keriting berwarna gelap.
Pikiran pertama yg muncul di kepalaku adalah; aku harus bersembunyi.
Aku menjatuhkan tangan dan lututku kelantai, aku merangkak di sepanjang lorong berusaha untuk masuk ke bagian gudang tanpa ketahuan. Bagaimana dia bisa tahu bahwa aku berkerja disini? duh.
Aku mengintip melalui sudut rak, melihat apakah keadaannya aman atau tidak. Pintu gudang hanya tinggal beberapa meter lagi dariku.
“Bo?”
Aku mengumpat dalam hati begitu mendengar suara Steve memanggilku. Tidak, tidak, tidak! jangan sekarang Steve. Aku menambah kecepatan merangkakku, tempat persembunyianku sudah semakin dekat.
SHIT. Aku terkesiap saat melihat sepasang sepatu convers berwarna putih muncul di hadapanku, mataku menulusuri kaki panjang pemilik sepatu itu, kemudian mataku bertemu dengan mata berwarna hijau yg berbinar-binar, ia menunduk dan menyeringai kepadaku, menampakkan lesung pipinya yg dalam.
“Hello, Beautiful”
Harry mencengkram tanganku dan menarikku berdiri. Aku melepaskan pegangannya, jarinya yg panjang mengusap rambut yg menempel pada wajahku.
“Apa yg sedang kau lakukan di lantai?” Harry tersenyum geli
“A-aku menjatuhkan sesuatu,” Bohongku
Harry tergelak, tentu saja ia tidak akan percaya dengan kebohonganku. Aku senang menyadari fakta bahwa sekarang kami sedang berada di tempat umum, dengan begitu Harry terpaksa harus membatasi tindakannya. Namun, mengingat tindakannya saat di restoran malam itu, sepertinya hal ini tidak terlalu mengganggunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARK (H.S FANFICTION)
FanfictionHe scared me at first, but then i realized. All he wanted was true love rate: Fanfiction #23 / Fiksi Remaja #86(sat, 24 may 2014)