Kamu tahu tidak?? Binar di matamu itu yang kutandai bahwa itu adalah kamu
ŽŽŽ
"Lo sebenarnya siapa? Kenapa selalu muncul?"
"Gue..."
Selalu begini. Gadis rambut berwarna cokelat bergelombang ini selalu bangun tiap lawan bicaranya di mimpi hampir menjawab. Selalu saja begini. Dia--- Zalsa. Zalsa mendecak sebal ketika terbangun dari mimpinya.
Ingin rasanya menyambung mimpinya lagi namun alarm di atas nakas berwarna putih sudah menunjukkan pukul 06:30. Apa?! 06:30?! Oh tidak!
"Gue telat!!!" jerit Zalsa lalu berlari masuk ke kamar mandi. Untung saja sudah tersedia kamar mandi di dalam kamarnya. Kalau tidak, mungkin keluarga besarnya itu akan mengantri untuk masuk ke kamar mandi satu per satu.
ŽŽŽ
Polesan tipis lip teen di bibirnya sudah menambah kesegaran pada wajahnya yang putih itu. Zalsa hanya mengurai rambut cokelat bergelombangnya lalu menyampirkan tasnya di punggung kemudian keluar dari kamarnya.
"Mama!!" teriak Zalsa sambil menuruni anak-anak tangga. Gia-Mamanya menoleh dari bawah.
"Eh. Kamu, cepetan sana berangkat sama kakakmu. Keburu telat! Sarapannya disekolah aja!" Zalsa hanya mengangguk lalu berlari keluar dari rumah tanpa menciumi punggung tangan Gia terlebih dahulu. Gia menggeleng-gelengkan kepalanya sambil berdecak heran.
Dengan cepat kilat Zalsa naik ke mobil yang didalamnya ada Aldi-kakaknya. "Gas poll!" jerit Zalsa kepada Aldi. Aldi mengangguk pasrah kemudian menjalankan mobilnya dengan kecepatan rata-rata.
ŽŽŽ
Sesampainya Zalsa di depan sekolah, ia turun dari mobil Aldi tanpa berucap apapun. Yang ia pikir sekarang adalah tidak di hukum oleh Ibu Nadia si guru BK.
Zalsa beralih menatap jam tangan berwarna biru pucat di pergelangan tangannya, memastikan ia telat berapa menit lagi. Rupanya dirinya telat 5 menit lagi. Zalsa menghembuskan nafasnya lega ketika sampai di depan kelasnya, XI IPS 3.
Berkali-kali Zalsa mengucap syukur ketika mendapati belum ada guru di dalam kelas tercintanya itu. Zalsa masuk dengan nafas terengah-engah. Oliv dan Rika memutar kepala ke bangku Zalsa ketika Zalsa sudah mendaratkan pantatnya di bangkunya.
"Zal, kok lo lama gini datangnya?" tanya Rika cepat di samping meja Zalsa.
"Telat bangun Rik," jawab Zalsa menatap Rika. Oliv kemudian memutar kursinya untuk menatap Zalsa.
"Lo kok akhir-akhir ini sering telat bangun ya?"
"Gue sering dihantuin mimpi aneh" jawab Zalsa jujur.
Oliv dan Rika saling tatap tidak mengerti. Mereka berdua menaikkan bahunya bingung.
"Ada cowok yang selalu masuk ke dalam mimpi gue. Tapi, dia selalu pake masker gitu trus pas gue tanya lo siapa tapi disitu gue selalu kebangun" jelas Zalsa. Oliv nampak berfikir. Rika sendiri hanya membulatkan bibirnya.
Siswa-siswi XI IPS 3 yang tadinya sibuk pada aktifitasnya masing-masing langsung duduk ditempatnya karena Pak Lukman memasuki kelasnya. Pak Lukman yaitu guru PKN yang cara menerangkannya lemot bin bisu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Z & Z
Teen FictionZ itu Zalsa. Z itu Zharfan. Zalsa menemukan Zharfan hanya dalam mimpi. Menari, mendengar alunan musik, bergandengan.. Namun di dunia nyata satu pihak lebih mementingkan gengsi, yaitu Zharfan. Ia benar-benar tidak tahu menyampaikan perasaan. Zharfan...