"Ini ada titipan bunga buat lo, good luck ya!" kata Minho, lalu langsung pergi dan menggandeng tangan Kim Dahyun di sebrang sana.
"Lagi?" tanya Chaeyoung heran, menatap 4 bunga mawar di tangannya.
"Chaeyoung!"
"Titipan bunga lagi kan? Taruh aja, gue mau lanjut baca buku." kata Chaeyoung, yang sibuk meletakan 4 bunga mawar di kursi kosong sebelahnya.
"Chaeyoung,"
Gerakan Chaeyoung yang ingin kembali membuka buku novelnya terhenti. Gadis itu mendongak, dan mendapati satu pria dengan sebuket mawar merah di tangannya.
"Changbin?"
Changbin menunjukan senyumnya, lalu memberikan sebuket bunga mawar yang ia pegang kepada Chaeyoung, dan diterima oleh gadis itu dengan jemari yang gemetar.
"Bentar deh-"
"Iya, unknown itu gua," sela Changbin.
"Lo..."
"Gua kasih lo lima mawar, buat ngeganti lima jam lo yang terbuang sia-sia karena nungguin gua."
"......"
"Yang sebuket bonus, hehehe."
".....Gue gapap--"
"Aku bingung, Chaey." kata Changbin.
"Hm?" tanya Chaeyoung tidak paham, udah gitu panggilan lo-gua ala Changbin berubah jadi aku-kamu.
"Waktu awal mos SMA, aku gak sengaja liat kamu lagi ketawa sama temen-temen kamu."
"...."
"Kamu itu cantik, dan aku selalu mikir, gimana caranya biar keindahan yang aku liat itu bisa aku simpan," lanjut Changbin.
Cowok itu mengeluarkan kamera besar miliknya dari dalam tas, menunjukannya ke arah Chaeyoung.
"Dulu waktu SMA aku bingung harus mengabadikan kecantikan kamu pake apa. Dan aku udah nemuin caranya, dengan jadi paparazi kamu." jelas Changbin, menyodorkan kameranya pada Chaeyoung.
Chaeyoung menerima kamera Changbin, melihat isi dari kamera tersebut yang penuh dengan fotonya. Gadis itu terdiam sejenak, sebelum meletakan kamera Changbin di meja taman.
"Changbin...." panggil Chaeyoung.
"Loh? Loh? Kok nangis??" tanya Changbin berubah jadi panik.
