maaf, tapi harus.

52 5 3
                                    

.
.
.

Reiyn, Aku adalah anak yang penurut, tapi sedikit membantah, baik tapi dulu. Aku sering kali berbagi cerita dengan mamaku. termasuk ketika aku sudah benar-benar muak mengurusi nenek tua itu, ya singkat cerita mamaku dipaksa harus mengurusi ibu mertua dengan alasan ibu yang meminta pulang kerumahnya, kau yakin ?. Karena sesungguhnya ibu bilang kepada kami bahwa dia rindu dengan cucunya disana.

Awalnya kami menerima dengan baik dan senang hati kehadiran ibu mertua mamaku, beberapa hari berlalu, lalu kami sadar - manusia pasti akan buang kotorannya . jujur saja setelah kejadian itu mamaku berterus terang bahwa kami tidak bisa berhadapan dengan bau kotoran tersebut. Aku memang memelihara kucing dirumah, tapi untuk urusan kotorannya serta kebersihannya itu bagian dari papaku. Berapa-kali kami harus berterus terang bahwa kami tidak bisa ber-urusan dengan kotoran manusia.

Dan jawaban kalian adalah makian tentang  - isteriku melarang merawat IBU-ku - selama satu tahun, hey kalian masih terlalu kecil untuk memaki mamaku, Kak.
Bahkan saat rapat keluargapun kalian tak pernah hadir, lantas bagaimana bisa kau berkata seperti itu ?
Jawaban yang bodoh ketika ditanya oleh papaku.

"lho kenapa tersinggung, kan kita ga pakai nama " itu sangat bodoh untuk umur kalian, 29 tahun.

Ternyata benar kata orang  buah jatuh tidak jauh dari pohonnya  bahkan ayah kalian yang posisinya sebagai Kakak dalam keluarga ber-presepsi "kalau mau jadi isterinya harus ikut serta dalam acara keluarga, .... ". Ya Tuhan, aku-pun tidak percaya sang kakak bisa berucap seperti itu.

Akhirnya sampai saat ini nenek tua itu masih tinggal bersamaku. Jujur saja, setiap hari selalu ada saja masalah yang ditimbulkan oleh nenek tua itu.

Sebelum pergi kekantor papa selalu mengurusi ibunya, makan, jalan-jalan pagi dengan kursi roda tentunya, mandi, hingga pakai popok dewasa. Namun setelah papa berpamitan pergi kekantor nenek tua mulai aksinya dari popoknya dibuka, mau pipis, mau jalan-jalan lagi, mau nonton tv, mengobrol dengan seseorang yang tak terlihat, … .

Hingga hari ini aku sudah benar-benar muak dengan tingkah laku nenek tua.

" Emang ini rumah siapa ? Tinggalin aja sendiri gua bisa kok hidup sendiri, papanya ga bisa ngomong, papanya takut sama anaknya ".
Aarrgghh rasanya tuh, sksjdksalsh.

Ingin sekali aku memaki dirinya, bahkan kami rela-terpaksa mengurusi dirimu.

Tak perlu berfikir dua kali, aku langsung berkemas baju untuk menginap dirumah temanku sound's good, melepas kesal dan stress. Pada saat menginap dirumah temanku, pikiranku terlintas sesaat, bagaimana kalau aku benar-benar keluar dari rumah, untuk urusan hidupku, bisa saja aku cari parttime di daerah kost-an nanti. Entah.

Namun kendalanya aku memikirkan mamaku.
Bagaimana nanti, bagaimana kalau nenek tua itu ber-cecer kotorannya? Apa mama bisa menghadapi itu tanpa diriku, bagaimana nanti kalau tanda-tanda alzheimernya kumat, bagaimana nanti kalau papa masih ada urusan dikantor yang mengharuskan lembur - menginap ?.

Selama seminggu aku  tidak ada dirumah, lalu bagaimana keadaan rumah ? Tentu tidak baik-baik saja. Ketika aku pulang jujur itu terlihat tidak seperti rumah. Lantai berminyak licin, udara bau pesing, cucian baju kotor menumpuk, dapur sangat tidak beraturan, menjadi sarang semut dan nyamuk. Jelas sekali mama tidak peduli dengan keadaan rumah yang sudah kotor seperti ini.

Bagaimana semua itu kalau terjadi saat aku meninggalkan rumah ?

Aku akan tanya besok ke mamaku, Ketika aku siap untuk melontarkan pertanyaan itu tentunya.

*Kotoran manusia = BAB, eek :v
*Mengobrol dengan seseorang yang tak terlihat = tanda2 mulai alzheimer

.
.
.
.
.
.
Author kaporit tolong revisi dan sarannya dongggsss akats21 kookconut
Ini tulisan pertama aku selama ini, krn jujur aku nulis diary aja enggak. Heheheh
Aku ga bikin cerita, aku cuma bikin pengalaman pribadi aku sendiri trus aku tulis dan rangkai jadi kayak gini deh 😅😅
Koreksi juseyo~

Story Of StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang