2

28 3 0
                                    

Aish sial. Bagaimana bisa lemparanku meleset dan mengenai orang lain?

Minsoo pov

Rasanya sakit sekali. Aku membuka mataku dengan penglihatan yang berkunang-kunang, dan mendapati diriku yang sedang terbaring.

Saat membuka mata, orang yang pertama aku lihat adalah oppa.

"Ah. Oppa, eodiga?"

"Kau berada di UKS. Sudah, lebih baik kau berbaring terlebih dahulu." Jawab oppa cemas.

"Hei, kau! Bagaimana bisa kau bermain tanpa berhati-hati huh? Untung saja lukanya kecil. Awas kau!" Bentak oppa pada seseorang yang berdiri disampingnya.

"Joesonghamnida sunbaenim. Lain kali saya akan lebih berhati-hati." Katanya sambil menunduk.

Tunggu sebentar,

Bukannya dia Guanlin? Renz?

"Gwaenchanhayo? Ah eotteokhaji?! Aish, jinjja" katanya khawatir padaku setelah saat oppa meninggalkan UKS.

"Eum, nan gwaenchanha. Jangan khawatir, aku hanya sedikit pusing. Sebentar juga akan hilang."

"Ah Geurae, sorry. Aku tidak sengaja mel-"

"Aniya. It's okay." Potongku.

Kami hanya bertatapan.

Dia tersenyum.

Ya, sedikit canggung. Kemudian aku langsung sadar, dan melihat kearah lain.

"Lai Guanlin, class 11-4."

"Choi Minsoo, 11-3."

Kami kemudian saling berkenalan.

Kenapa aku tidak melihat 'nappeun namja' pada dirinya? Yang terlihat hanya visualnya yang tampan.

Ah, bicara apa aku ini.

"Choi? Bukannya kau dan Haknyeon sunbae bersaudara? Bagaimana bisa marga kalian berbeda?" Tanya Guanlin.

"Ceritanya panjang." Jawabku.

"Eum, geurae."

Bel kemudian berbunyi.

"Sebaiknya kau masuk kelas sekarang, Guanlin."

"Shireo, aku akan menunggumu saja disini. Lagi pula sekarang jam pelajaran Park-ssaem. Aku tidak begitu menyukai caranya mengajar." Jawab Guanlin.

"Maja! Aku juga tidak menyukai itu."

Guanlin pov

"Maja! Aku juga tidak menyukai itu." Kata Minsoo.

Entah mengapa aku merasa seperti itu bukan alasan utamaku untuk tidak meninggalkan ruangan ini.

"Sepertinya, aku baru melihatmu."

"Ya, aku memang anak baru. Aku baru masuk hari ini. Aku pindahan dari Busan." Jawabnya yang membuatku kaget.

"Busan?" Apa dia bilang? Busan? Sepertinya aku mengingat sesuatu tentang Busan, lagi.

"Ne. Waeyo?"

"Aniya. Wah, sepertinya aku merusak hari pertamamu di sekolah ini. Mianhae~"

"Hahahaha, ani, kau sama sekali tidak merusaknya ㅋㅋㅋ"

Kami kemudian kembali ke kelas masing-masing setelah ia merasa baikan. Aku mengantarnya.

"Gomawo, sudah mengantarku sampai ke kelas." Kata Minsoo.

"Geurae. Aku juga minta maaf soal kejadian tadi. Aku benar-benar tidak sengaja melakukannya."

"Ne, ini sudah kesekian kalinya kau mengatakan hal itu padaku Guanlin-ah."

"Hehe," jawabku dengan sedikit cengiran.

Tiba-tiba terdengar suara sound system yang mengagetkan.

"Tes, 1 2.. OKAY, OKAY. Disampaikan kepada seluruh siswa kelas 11 untuk segera menunggu di lapangan upacara sepulang sekolah."

Ah, ternyata suara si Jaehwan. Waketos itu mau apa lagi?

Minsoo pov

"Ah, rasanya sangat lelah."

Aku merebahkan tubuhku di kasur tercinta. Bagaimana bisa hanya pengumuman yang tidak penting bisa selama itu. Rasanya semua badanku pegal akibat terlalu lama berdiri. Lagipula, yang kudengar hanya banyak kata-kata OKAY, OKAY dari mulutnya. Pantas saja dia dijuluki waketos OKAY.

"Minsoo-ah, kenapa kau baru pulang? Kenapa tidak bersama oppa-mu?" Teriak eomma dari dapur yang berdekatan dengan kamarku.

"Ada pengumuman yang ternyata sangat tidak penting eomma."

"Jinjja? Kenapa bisa selama itu?"

"Moreuge." (Tidak tau)

Tiba-tiba aku merasa sedikit pusing kembali. Mungkin akibat lemparan bola tadi pagi.

"Minminie, are you okay? Kepalamu bagaimana? Apa masih sakit?" Bisik oppa yang tiba-tiba mengejutkanku.

"Minminie? Hahahahaha. Yak, oppa sejak kapan kau mulai memanggilku seperti itu? Kau tidak cocok bertingkah lucu seperti itu ㅋㅋㅋㅋ . Kau juga berbahasa inggris? Aku kira kemarin ulangan bahasa inggrismu kau mendapat nilai 'E'? Bagaimana bisa kau tiba-tiba lancar seperti itu huh? Hahahaha"

"Ya! Kenapa kau mengejekku seperti itu? Aku ini tidak benar-benar mendapatkan nilai 'E', hanya Park-ssaem yang tidak memakai kacamatanya saat memeriksa ujianku!"

"Alasan." Jawabku sambil memutar bola mata dan memukul pundaknya.

"Bagaimana kepalamu? Apa masih pusing?"

"Sedikit. But it's okay. Gwaenchanha." Jawabku meyakinkannya.

Haknyeon oppa hanya ber-'oh' ria.

Guanlin pov

Karena banyak urusan organisasi yang harus diselesaikan, tidak kusangka kalau hari sudah gelap.

8 PM KST

Mataku membulat seketika saat melihat jam tanganku.

Apa? Jam 8? Kenapa bisa aku selarut ini?

Kemudian, aku meminta izin kepada guru pembinaku untuk pulang, dan langsung menuju tempat parkir untuk mengambil motorku.

Aku mengendarai motorku dengan kecepatan yang tinggi.

"Waaah, eotteokhae? Eomma pasti tidak akan membiarkanku tidur di dalam rumah"

Tiba-tiba motorku menginjak lubang kecil di jalanan.

.

.

.

BRUKK









Tidak, bukan aku yang terjatuh.







Untung saja hanya tasku yang terjatuh.

Saat turun dari motor dan mencari tasku di lorong yang gelap ini, terdengar suara..

"Ah, Hyungie, apa kau mencari ini?"












tbc

D E S T I N Y  -Lai GuanlinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang