t i g a

1.7K 211 52
                                    

I love that feeling I get when I see your smile
-wordporn

***

Selepas dari laboratorium Fakultas Kedokteran, di mana Cindy mendaratkan pantatnya mulus di lantai berkat Kevin, gadis itu terus menceracau kesal tanpa henti. Bibir cherry miliknya mengerucut lucu mirip paruh bebek. Berbagai macam kata makian, cercaan, hinaan tak luput dilontarkan dari mulut kecil Cindy.

Sebelumnya Cindy memiliki niat untuk mengikuti Kevin ke kelasnya dan melabrak pemuda songong itu. Namun Kirana dan Aurel menahannya. Kedua temannya sepakat bahwa melabrak langsung cowok itu di kelasnya justru memperburuk keadaan. Terlebih bisa-bisa nama Cindy semakin tercoreng di mata mahasiswa Fakultas Kedokteran. Alasan itu lah yang berhasil membuat Cindy mengurungkan niatnya.

Sebagai gantinya, Kirana dan Aurel sedari tadi menahan batin dan mental kala Cindy terus-terusan meluapkan emosinya selama perjalanan menuju kantin kampus. Akhirnya Kirana lebih memilih menyumpal kedua telinga dengan earphone. Sedangkan Aurel yang memang tahan banting dalam menghadapi sifat Cindy yang keras, mendengarkan segala macam celotehan berupa kata cacian yang keluar dari mulut Cindy.

"Bangke emang! Ada ya cowok kayak gitu. Heran deh. Niatnya mau nolongin atau jatohin gue sih? Bangsat lah!"

Aurel mendesah pelan. Ini sudah kesekian kali Cindy mengatakan kalimat yang sama. Dan berkali-kali pula Aurel membalas menggunakan jawaban yang sama.

"Gitu-gitu juga lo suka sama dia,"

Cindy meneguk cepat air mineralnya yang baru dibeli beberapa saat lalu. Kemudian menyahut tak mau kalah, "Tapi ngeselin!"

"Emang ya. Benci dan cinta beda tipis." celetuk Kirana yang diam-diam mendengarkan percakapan Cindy dan Aurel.

Lantas Cindy memutar kedua bola matanya malas. "Diem aja lo. Gue tau dari tadi lo dengerin lagu pake earphone!"

Telapak Kirana yang memegang ponsel terangkat. Gadis cantik bak model itu menyunggingkan senyum rasa bersalahnya seraya berkata, "Ups, sorry."

***

"Ini dia ketua klub dance kita," ujar Yerina yang merupakan anggota dari klub modern dance Universitas Nusantara. Cindy tak menanggapi sapaan Yerina. Gadis itu langsung menjatuhkan pantatnya malas di hadapan anggota lain begitu masuk ruang latihan.

Tentu saja Cindy tak melupakan jabatannya sebagai ketua klub modern dance di kampus. Sebuah ekskul yang telah diikutinya sejak awal masuk kuliah. Gerakan dance Cindy yang penuh energi menghantarkan anak-anak dance memilih Cindy sebagai panutan mereka.

"Jadi gimana lomba kita?" Cindy membuka suara memulai rapat dadakannya. Lantas Sherly--yang menjabat sebagai sekretaris--mengeluarkan beberapa lembar kertas putih dari dalam tas.

"Proposal udah jadi sih. Lo tinggal minta tanda tangan Ketua SEMA," Sherly menyerahkan tumpukan kertas yang disebut proposal itu kepada Cindy.

"What?!" Cindy memekik keras seraya membelalakkan mata tak percaya. Kali ini, sepertinya kalimat karma does exist berlaku bagi cewek itu. "Gue harus minta tanda tangan cowok brengsek itu? Ogah!" tukas Cindy menambahkan.

Yerina menggeleng kasihan. Lalu gadis berparas nyaris mirip dengan boneka itu membalas, "Ya lo yang harus minta tanda tangannya. Itu udah jadi tugas ketua, Cin."

Kedua tangan Cindy bersedekap di depan dada seraya memalingkan wajah. Tampangnya berubah apatis. "Nggak sudi!"


"Lo mau acara lomba kita dibatalin? Ini kesempatan emas kita loh. Lo juga bisa ngembangin bakat dance lo kalo menang lomba itu," Yerina terdengar menasehati.

SIDE ( jjk x heb ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang